Berita

ilustrasi, Parkir Liar

On The Spot

Polisi Gelar Operasi, Parkir Liar Hilang

Puluhan Orang Diangkut Ke Polda Metro
MINGGU, 07 APRIL 2013 | 09:35 WIB

Pria berseragam biru itu menghentikan arus lalu lintas. Ia membantu pengendara mobil yang hendak keluar dari area pameran Pasar Jongkok Otomotif (Parjo) di Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Ia tak meminta imbalan dari pengendara yang telah dibantunya.

Pengamatan Rakyat Merdeka kemarin, di jalan sepanjang 150 meter dari Jakarta Convention Center hingga lapangan golf, dipenuhi mobil.

Pengendara yang parkir dibantu satpam yang berseragam biru. Tak terlihat lagi orang tak berseragam yang mengatur parkir dan meminta imbalan dari pengendara mobil yang hendak keluar.

Sebelumnya di sepanjang jalan ini, mudah ditemukan orang-orang tak berseragam yang mengatur mobil-mobil yang hendak parkir maupun keluar dari situ. Mereka berdiri setiap 20 meter. Bermodalkan peluit, mereka berlagak seperti petugas parkir resmi. Mereka meminta uang dari pengendara yang parkir. Tarifnya sudah dipatok.

Padahal, setiap pengendara yang masuk ke area Gelora Bung Karno sudah membayar tiket di pintu gerbang. Untuk mobil dikenakan tarif Rp 5 ribu.

Sedangkan sepeda motor Rp 2 ribu. Di luar itu, pengendara tidak dikenakan biaya lagi. Termasuk untuk parkir di kawasan ini.

Warnoto berdiri menyender di mobil Volvo hitam di tempat parkir. Sopir pribadi itu menunggu bosnya yang sedang melihat-lihat pameran Parjo. “Dia hobi otomotif,” ujarnya.

Ketika datang ke sini, pria berambut cepak yang sudah tiga tahun jadi sopir pribadi itu heran tak terlihat orang tak berseragam yang mengatur-atur parkir. Padahal, sebelum setiap ada kegiatan di GBK bermunculan orang-orang seperti itu.

Makanya, ketika bosnya meminta diantar ke GBK dia mempersiapkan uang receh. Sebab orang-orang tak berseragam itu selalu meminta uang atas jasanya mengatur parkir.

“Kalau nggak ada kayak gini, bagus,” kata Warnoto.

Jacky, satpam GBK mengungkapkan, tukang parkir liar tak terlihat karena sehari sebelumnya Polda Metro Jaya menggelar operasi di kawasan ini.

Sebanyak 36 orang digaruk dalam operasi yang berlangsung sejak pukul 1 siang hingga 4 sore Jumat lalu.

“Satpam nggak ikutan menangkap. Polisi datang nggak bilang-bilang. Ya kita yang lagi tugas cuma mengamati saja mereka diangkut ke truk polisi.

Katanya, ada pengaduan yang dari warga dimintain duit parkir,” jelasnya.

Saat polisi menggelar operasi, Jacky mengaku sedang patroli keliling di Parkir Timur. Ia melihat polisi menyergap tiga orang tak berseragam yang mengatur parkir. “Untung kita pakai seragam satpam, kalau nggak bisa diangkut juga,” katanya.

Puluhan anggota Sub Direktorat Reserse Mobile (Resmob) Polda Metro Jaya menggelar operasi di kawasan ini setelah menerima pengaduan seorang perempuan yang diperas tukang parkir liar.

“Operasi ini rutin kami lakukan karena ada laporan banyaknya preman yang melakukan aksi dengan modus meminta uang,” kata Kanit III Resmob Ajun Komisaris Ari Cahya Nugraha.

Perempuan bernama Dian yang tinggal di Cipete, Jakarta Selatan itu mengadu ke polisi karena dipaksa membayar Rp 5 ribu untuk parkir motor.

Awalnya, korban hanya bersedia membayar seribu. Namun tiga orang memaksa korban membayar tarif yang mereka sudah patok: Rp 5 ribu untuk motor, Rp 10 ribu untuk mobil.

Korban, kata Ari, juga sempat diancam agar menyerahkan uang yang diminta.

Menerima pengaduan itu, polisi pun bergerak ke kawasan GBK. Tiga orang yang memeras korban ditangkap. Puluhan lainnya juga diangkut ke Polda.

Pemantauan Rakyat Merdeka, di area parkir mobil memang sudah bersih dari tukang parkir liar. Namun di area parkir motor, masih terlihat orang tak berseragam yang mengatur parkir. Tak terlihat ada satpam yang berjaga di tempat parkir di lapangan rumput ini.

Andi yang ditemui mengaku bukan tukang parkir liar. Ia mengatakan hanya membantu menjaga motor, helm, dan jaket pengendara yang parkir di sini.

Andi juga mengaku baru mangkal di GBK ketika ada pameran Parjo. Ia mengatakan tak pernah meminta uang adari pengendara. Tapi tak menolak jika ada pengendara yang memberi uang. “Ya bantu jagain aja.  Ya Rp 1.000 atau Rp 2.000,” katanya singkatnya.

Kemarin sore langit di atas GBK menghitam. Tak lama kemudian turun hujan. Andi tak bergeming dari areal parkir motor seluas 30x20 meter itu. Dia tidak sendirian. Ada dua orang rekannya yang berdiri di tepi tempat parkir.

Lapangan rumput itu sebenarnya bukan untuk tempat parkir motor. Tidak ada tanda ini tempat parkir.

Hujan makin lebat, Andi dan dua orang kawannya tidak juga meninggalkan kawasannya. Andi rela hujan-hujanan di pintu keluar tempat parkir motor. Sedangkan dua kawannya berkeliling menggunakan jas hujan.

Klub Motor Nongkrong, Bayar Parkir Borongan

Tiga puluh sepeda motor full air brush milik klub Cengek Ceria diparkir berjejer dua barisan begitu memasuki pameran otomotif Parjo, di Parkir Timur Senayan, kemarin. Puluhan anggota klub tersebut terlihat duduk di belakang motornya masing-masing.

Sejak lima tahun lalu, anggota klub ini rajin memamerkan kreasi coretan cat di bodi motor di kawasan GBK. Biasanya anggota klub yang bermarkas di Cibubur itu nongkrong di Patung Panahan dekat  Jalan Asia Afrika, Senayan.

Tantra, anggota klub mengatakan nongkrong di sini merupakan kegiatan rutin setiap pekan. Mereka dimintai uang parkir Rp 2 ribu per motor setiap nongkrong di sini.

“Ya borongan aja. Kadang nego 20 motor, Rp 15 ribu. Yang pasti bayarlah. Saling bantu juga,” ujarnya.

Meski mengetahui parkir itu tidak resmi, Tantra tak mempermasalahkannya. Sebab di tempat lain juga mereka dikenakan parkir. “Yang penting aman aja. Kita juga datang ngga mencari masalah, “ katanya

Lain lagi dengan klub pecinta mobil Volkswagen, Vdob Enterprice. Anggota klub ini rata-rata sudah paruh baya. Anggota klub mobil asal Jerman itu tidak pernah sembarang nongkrong di pinggir jalan. Biasanya, kegiatan klub hanya berupa pameran dan touring keluarga.

Didit, anggota klub juga menyoroti parkir liar di GBK. Ia mengaku sering nongkrong di Parkir Timur Senayan pada dekade  1990-an. Saat itu tidak pernah ada istilah pemalakan uang parkir. “Nggak ada itu bayar-bayar, sekarang ini budayanya sudah bergeser,” kritiknya.

Walaupun tidak ada yang jaga, maupun kawasan ini relatif aman. “Sekarang beda kondisi,” katanya. Makanya anggota klub ini enggan nongkrong di kawasan ini lagi.

Om Bingky, anggota komunitas motor gede Harley Davidson juga mengaku tidak pernah nongkrong di pinggir jalan. Biasanya, kata dia, anggota klub berkumpul di mal atau kafe.

“Nggak pernah nongkrong di pinggir jalan, soal biaya parkir yang kita tahu bayar ke mal aja, resmi,” papar pemilik bengkel dan kafe di bilangan Tanah Kusir itu.

Om Bingky pun menyarankan agar anak muda baik pemotor maupun pengendara mobil tidak nongkrong di pinggir jalan. Menurut dia, banyak kerawanan jika nongkrong di pinggir jalan.

Pengendara Mobil Dimintai Rp 30 Ribu

Tukang parkir liar di kawasan Gelora Bung Karno sudah ada sejak lama. Mereka meminta pengendara membayar uang parkir yang sudah dipatok.

Jacky, satpam Gelora Bung Karno mengatakan sejak bertugas dua tahun lalu, dirinya kerap menerima laporan dari pengendara yang diminta uang oleh tukang parkir liar.

“Kalau Rp 5.000 mah masih kecil. Kita banyak terima laporan diperas sampe Rp 30 ribu. Makanya kita rutin patroli buat nangkepin yang kayak gitu,” katanya.

Menurut dia, tukang parkir liar meminta uang sampai puluhan ribu itu kepada para pengendara mobil. Kejadiannya biasanya sore hingga menjelang gelap.

Untuk pengendara motor, tukang parkir liar itu tak mematok tarif besar. Hanya Rp 2 ribu. “Mungkin dianggap yang naik motor orang miskin. Jadi nggak mahal. Kalau yang naik mobil mungkin dianggap orang kaya,” kata Jacky.

Selama ini, lanjut dia, jarang ada pengendara motor yang protes kepada pihak keamanan GBK karena dimintai uang parkir.

Selain beroperasi menjelang malam, tukang parkir liar itu juga bermunculan saat ada kegiatan di kawasan ini. Hampir setiap pekan, di GBK digelar kegiatan. Mulai dari pameran hingga konser.

Banyak area di GBK yang bisa dipakai untuk tempat parkir liar. Biasanya, tukang parkir liar itu menawarkan kepada pengendara untuk parkir di dekatnya.

Jumat lalu, Polda Metro Jaya menggelar operasi di kawasan Gelora Bung Karno. Puluhan orang ditangkap. Sehari berselang, tak terlihat tukang parkir liar yang meminta uang dari pengendara mobil. “Kita jadi terbantu menghadapi mereka. Lihat saja, sekarang sudah nggak ada,” kata Jacky.

Pemabuk Dan Pasangan Mesum Digiring Ke Pos

Jacky, satpam Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, terlihat sedang sibuk mengecek tiket masuk pengunjung pameran otomotif Parjo di Parkir Timur Senayan.

Seusai merobek tiket masuk, lengan para pengunjung diberikan stempel bertuliskan ‘Parjo 2’. Dengan stempel itu, pengunjung bisa keluar-masuk area pameran tanpa menunjukkan tiket.

Kemarin sore, cuaca hujan. Namun tidak menghentikan arus pengunjung yang ingin melihat pameran. Enggan kehujanan, Jacky bersama tiga orang petugas keamanan lainnya berteduh di tenda pameran motor matic air brush, sekitar dua meter dari pintu masuk. Para pengunjung yang datang kehujanan pun harus melalui pengecekan tiket, dan distempel.

Jacky mengaku sudah dua hari berjaga di area pameran seluas 300 meter persegi itu.

Meski ditugaskan menjaga pameran, Jacky yang sudah dua tahun menjadi satpam di Gelora Bung Karno itu mengaku tidak kecolongan informasi mengenai kejadian di kawasan ini.

Setiap pagi dan sore petugas keamanan melakukan patroli dengan menggunakan mobil Kijang bak terbuka. Tim patroli terdiri dari lima orang termasuk pengemudi.

Kemarin pagi, petugas keamanan menangkap tiga pria yang kedapatan mabuk di Parkir Timur Senayan. Mereka akhirnya dilepaskan seusai didata di pos penjagaan yang berjarak 100 meter dari Parkir Timur Senayan.

Ketiga pria dipotret wajahnya dan ditanya kartu identitasnya. Sebelum dilepas, mereka diperingatkan agar tak mengulangi perbuatannya. Jika di kemudian hari tertangkap lagi, akan diserahkan ke polisi.

“Kita tangkap karena mulutnya bau alkohol dan tidur-tiduran di pinggir jalan. Kita sering menemukan orang mabuk di sini. Makanya ditangkapin,” ujar Jacky.

Boy, kolega Jacky yang juga berprofesi sebagai petugas keamanan bercerita pengalamannya menjaga kawasan ini. Pria yang sudah bertugas enam tahun ini menuturkan, saat melakukan patroli dia kerap mendapati pasangan yang berbuat mesum di pojok Parkir Timur Senayan.

“Tiga minggu lalu abis magrib, ada om-om sama cewek nggak tahu dari mana ketahuan mesum waktu kami patroli. Ya udah digerebek,” tuturnya.

Setelah digerebek, pasangan mesum itu digiring ke pos satpam terdekat. Setelah itu, didata seperti pemabuk yang ditangkap. Bila yang tertangkap pelajar, petugas baru melepasnya setelah dijemput orang tuanya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya