Berita

Sejak Awal Sudah Menduga, Tapi Bang Yos Nggak Etis Tunjuk Langsung Hidung Kopassus

JUMAT, 05 APRIL 2013 | 13:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Para perwira di Markas Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, mestinya sigap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tak diinginkan setelah Sersan Satu Heru Santosa tewas, di Hugo's Cafe di Jalan Adisucipto, Sleman, Yogyakarta pada 19 Maret dini hari lalu.

Hal itu disampaikan Mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus Letjen (Purn) Sutiyoso dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online tadi pagi (Jumat, 5/4).

"Para perwira harus mengawasi secara ketat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Terutama pengawasan senjata. Kan senjata biasanya di gudang, kecuali kalau mereka mau operasi atau latihan, dikeluarkan lagi," tegasnya.


"Itu tentu menjadi tanggung jawab para perwiranya," sambung mantan Pangdam Jaya ini.

Karena, ungkapnya, dikuatirkan, karena jiwa korsa yang tinggi, teman-teman atau yang pernah menjadi anak buah Sersan Satu Heru Santosa melakukan aksi balas dendam terhadap orang yang terlibat dalam menghabisi nyawa Sertu Heru tersebut.

Dia sendiri sudah menduga bahwa penyerang Lapas itu adalah anggota Kopassus setelah mengetahui bahwa sebelumnya Sersan Satu Heru Santosa juga tewas dibunuh.

"Aku pas diwawancara nggak nuding aja. Tapi sudah memperkirakan, ini pasti anak-anak di Kandang Menjangan. Aku kan pernah bertugas sebelas tahun di Grup II itu. Cuman aku nggak etis toh terus ngomong itu (langsung). Tapi dalam analisa dan pikiran saya, pastilah itu anak-anak," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Bang Yos ini.

Di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (27/3) malam lalu, Sutiyoso memang meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan soal siapa penyerang Lapas. Namun, saat itu, dia sudah memberi isyarat, bahwa anggota Kopassus memiliki jiwa kebersamaan yang tinggi. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya