Berita

Polisi-TNI Dinilai akan Akhiri Kasus Penyerangan Lapas Secara Gelap

JUMAT, 29 MARET 2013 | 10:49 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Polisi dituding lamban dalam mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan yang menewaskan empat tahanan Lapas Cebongan, Sleman, Sabtu dini hari pekan lalu.

Padahal, polisi sudah memeriksa 45 saksi dalam insiden itu dan menemukan 31 selongsong peluru dalam insiden yang ditengarai melibatkan aparat tersebut.

"Pengeroyok Kapolsek di Simalungun tertangkap dengan cepat. Seharusnya itu juga terjadi di Cebongan," ujar Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya, kepada Rakyat Merdeka Online (Jumat, 29/3).


Kelambanan pengungkapkan kasus ini dinilai Mustofa karena Polri terlalu gemuk. Sesuatu yang gemuk akan berjalan lambat. "Polri banyak masalah, banyak keruwetan. Kalau gemuk prestasi nggak masalah. Ini gemuk persoalan," ungkapnya.

Tak hanya itu, Polri sudah memiliki SOP untuk menangani kerusuhan, menangani aksi massa, menangani serangan sipil. "Tapi SOP menghadapi serangan aparat, Polri tidak punya SOP," sambung Mustofa.

Menurutnya, kelambanan dalam mengungkapkan kasus tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Tapi, kelambanan tampaknya tak bisa dielakkan karena hubungan Polri-TNI hanya mesra di tingkat pucuk pimpinan.

"Hanya mesra di tingkat elit. Sehingga, ketika ada gesekan di bawah, tampaknya tidak mampu menyelesaikan dengan cepat," ungkapnya.

Tetapi, sambung Mustofa, kalau dilihat dari pernyataan Pangdam IV Diponegoro, tampaknya perseteruan kedua lembaga itu sudah sampai pada tataran elit. Setidaknya, ada inharmonisasi yang cukup mengkhawatirkan antara mereka.

"Pernyataan-pernyataan Polda-Pangdam sudah mengarah pada peperangan opini yang dikhawatirkan berujung pada upaya mengakhiri kasus ini secara gelap," tandasnya.

Empat tahanan yang tewas dalam penyerangan itu adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. Mereka merupakan tersangka kasus pengeroyokan seorang anggota Kopassus Heru Santoso hingga tewas Selasa (19/3) lalu. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya