Berita

Partai Demokrat

Wawancara

WAWANCARA

KH Aziddin: Kunci Selamatkan Demokrat Hindari Money Politics & Tekanan Dalam KLB

SABTU, 23 MARET 2013 | 08:33 WIB

Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Bali, 30-31 Maret mendatang diharapkan tidak mengulangi sejarah buruk.

“Tupai saja tidak mau jatuh di tempat yang sama. Ingat, tujuan utama KLB ini untuk menyelamatkan partai,’’ tegas Deklarator Partai Demokrat, KH Aziddin, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Sejarah buruk yang dimaksud bekas Ketua DPP Partai Demokrat itu adalah kongres di Bandung yang diduga ada permainan uang.


“Kunci selamatkan Demokrat, hindari  money politics dan tekanan dalam KLB. Biarkan peserta kongres secara demokratis memilih ketua umum Partai Demokrat,’’ papar penyusun naskah deklarasi Partai Demokrat dan membacakannya, di Jakarta, Oktober 2002 itu.

Berikut kutipan selengkapnya;


Anda mencium KLB bakal ada permainan uang?
Sebagai deklarator yang mencintai partai ini, saya mengingatkan, jangan ada politik uang dan tekanan.

Kalau ada money politics dan tekanan, sudah pasti partai ini semakin terpuruk. Apa kita rela itu terjadi. Saya kira tidak. Semua kader Partai Demokrat, terutama tokoh-tokohnya, para pendiri dan deklarator ingin partai ini menang dalam Pemilu 2014.

Anda yakin kalau KLB berjalan demokratis, Partai Demokrat menang Pemilu 2014?
Tentu yakin. Tapi dengan tiga syarat. Pertama, ketua umum terpilih nanti benar-benar dipilih berdasarkan hati nurani peserta KLB.

Sebab, seluruh mata rakyat Indonesia tertuju di KLB ini. Rakyat akan mengintip, apakah KLB ini demokratis atau tidak. Kalau demokratis, tentu rakyat mulai simpati lagi.   

Kedua, penyusunan kepengurusan diserahkan kepada Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Pak SBY bersama ketua umum terpilih.

Ketiga,semua elemen kekuatan partai masuk di jajaran kepengurusan. Kader-kader sejati partai,  terutama pendiri dan deklarator Partai Demokrat jangan dilupakan, sudah saatnya dilibatkan dalam kepengurusan.

Bukankah KLB ini hanya memilih ketua umum?
Tidak. Jajaran pengurus juga ditata kembali. Ini demi menyatukan semua kekuatan untuk menyelamatkan Partai Demokrat.

Intinya mengakomodir semua kekuatan?

Betul. Dengan kebersamaan ini, partai ini sudah diselamatkan. Saya percaya, ini kekuatan besar untuk menghadapi Pemilu 2014. Sebab, di situ nanti tidak ada lagi kubu-kubuan. Semua mencair menjadi satu, yakni keluarga besar Partai Demokrat.         

Menurut Anda siapa yang pas memimpin partai ini ke depan?
Saya percaya peserta kongres bisa memilih sesuai kata hatinya. Pasti kader terbaik yang dipilih. Orangnya berotak saleh, berhati surga, bermata rajawali, dan bertangan seniman.

Ini berarti, orangnya harus bersih, cerdas, dan santun seperti Pak SBY. Selain itu, orang tersebut juga harus berpola pikir kasih sayang, bisa mengayomi semua kader. Pak SBY selalu menanamkan pola kasih sayang itu kepada seluruh kader.
   
Anda sebagai deklarator, apa siap diaktifkan kembali?
Saya ini kan sudah senior. Saya cukup bangga bila melihat partai ini berjaya. Tapi kalau memang mau diaktifkan lagi, ya  terserah saja. Itu semua terserah kepada Pak SBY dan ketua umum terpilih nantinya. Saya siap saja demi membangkitkan kembali kejayaan partai ini.
 
O ya, Anda setuju kalau capres-cawapres nanti diserahkan kepada SBY?
Sangat setuju. Ketua umum terpilih nantinya tidak perlu mengurusi capres dan cawapres, dia konsentrasi mengurusi partai saja. Biarlah Pak SBY yang menentukan, kami seluruh kader samikna wathokna, yang artinya kami mendengarkan dan mengikutinya.

Siapa yang pas menjadi capres?

Menurut saya yang pas itu ada dua tokoh, yakni Pramono Edhie Wibowo yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, dan Ibu Ani Yudhoyono. Siapa pun nanti yang dipilih di antara dua tokoh itu pasti disetujui seluruh kader Partai Demokrat. Itu nanti terserah Pak SBY saja. Yang penting sekarang, bagaimana partai ini bisa menjadi pemenang Pemilu 2014. Konsentrasi ke situ dulu. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya