Berita

dimyati natakusumah

Komisi III ke Belanda, Inggris, Perancis dan Rusia Studi Banding Soal Pasal Santet

JUMAT, 22 MARET 2013 | 11:50 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Dimyati Natakusumah membenarkan pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan studi banding ke luar negeri, yaitu Belanda, Inggris, Perancis dan Rusia.<
br />
Studi banding ini terkait revisi Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) yang saat ini sedang digodok Komisi Hukum DPR tersebut.

"Betul, memang KUHAP dan KUHP perlu studi komparatif, masukan, melihat dan mendengar secara langsung dari sumber yang menganut Eropa Konstinental," ujar Dimyati di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (22/3).


Studi banding terutama yang menyangkut pasal santet.

"Banyak orang yang musyrik dan percaya dengan itu. Itu harus diatur supaya tidak main hakim sendiri. Mereka harus jera dan takut," jawabya.

Dimyati mengingatkan di luar negeri, termasuk negara yang sedang dituju ini, juga diatur masalah santet.

"Jangan salah, santet itu bagian daripada sihir. Sihir di zaman Nabi sudah ada, di negara luar sudah ada. Itu subnya. Ini perlu pengaturan-pengaturan. Sebenarnya bisa melalui internet, tapi kalau secara langsung kan lebih enak didengarnya dan akuntabel," bebernya.

Masih kata Dimyati yang juga Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, tidak semua anggota Komisi III DPR mengikuti studi banding tersebut. Anggota yang berangkat hanya yang ingin mendalami soal KUHAP dan KUHP.

"Yang berangkat itu setiap negara biasanya 15 orang. Mau berangkat atau tidak, silakan saja, tergantung pemikiran masing-masing," ujarnya.

Soal waktu kata Dimyati, diagendakan 14-19 April. Namun Komisi III DPR masih tetap koordinasi dengan negara setempat. "Tidak lebih dari 5 hari. 3 harian lah di sana. Saya sendiri nanti ke Inggris" pungkasnya.

Wajarkah biaya studi bandingnya Rp 3 miliar lebih?

"Tergantung tolok ukur pemikiran. Mungkin saja ada yang tidak mencerna secara dalam, tapi positive thinking-lah," jawabnya.

Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparasi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi mengatakan, kunker Komisi III kedua negara, Perancis dan Rusia akan memakan dana sebesar 2,3 miliar. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya