.Eskalator jembatan penyeberangan orang (JPO) di Halte Salemba-Carolus Rabu lalu diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Ketika sampai di tengah, tiba-tiba tangga jalan itu berhenti alias macet.
Jokowi yang mengenakan paÂkaian dinas menaiki anak tangÂga, diam sesaat, tanpa berÂkoÂmentar apapun. Dia kemudian melanÂjutkan perjalanan ke atas berjalan kaki.
Saat eskalator JPO yang perÂtama kali di DKI itu dijajal, esÂkalatornya tiba-tiba ngadat. Tapi, sekarang sudah normal. “Waktu itu memang agak macet dikaÂreÂnaÂkan over load. Banyak orang termasuk awak media yang berÂjejal pada saat peresmian,†ujar pria bernama Andi yang duduk meÂmantau eskalator tersebut.
Andi sendiri merupakan teknisi dari perusahaan Hyundai yang ditugaskan terus memantau dan melakukan hal-hal yang diperluÂkan saat uji coba penggunaan eskalator tersebut.
“Saya berada di sini sudah seÂminggu, mulai pukul delapan pagi hingga delapan malam. Saya memang diperintahkan kantor (Hyundai) untuk memastikan kenyamanan pejalan kaki saat menggunakan JPO itu,†katanya.
Jika tak ada yang usil, mesinÂnya tak akan macet. “Yang kami saÂyang kan bila ada yang usil. Misalnya, penyeberang sengaja menendang-nendang tombol, meÂrusak atau sengaja mengutak-atik. Alhasil, mesinnya tergangÂgu,†ujarnya.
Eskalator itu sendiri, katanya, bisa beroperasi 24 jam. Mesinnya juga dilengkapi sensor. Jika 40 detik tidak ada yang naik atau turun maka mesinnya otomatis berhenti.
Lalu, jika ada pejalan kaki yang menginjakkan kakinya maka esÂkalator otomatis beroperasi seÂperti biasa. “Mesinnya kan diÂdeÂsain tahan air dan panas. SeÂkaÂliÂpun kondisi dingin atau panas, meÂsin tetap bisa beroperasi,†katanya.
Sembari menguji coba mesin, seorang pria tampak memegang kuas dan cangkir plastik mengiÂkuti eskalator naik-turun untuk menghindari kemacetan.
Ia mengÂgosok-gosokkan kuas ke sela-sela anak-anak tangga esÂkalator JPO. Sekalipun begitu, para penyeÂbeÂrang jalan siang itu leluasa meÂnaiki eskalator menuju halte SaÂlemba Raya, Jakarta Pusat.
Eskalator juga menghÂuÂbungÂkan Gedung Menza ke Rumah Sakit St Carolus. Di bagian baÂwah, persis arah masuk eskalator, ada seorang pria berpakaian SaÂtuan Pengamanan (Satpam) yang sedang mengamati para penyeÂberang jalan.
Di sebelah Satpam ini, seorang pria berbadan sedang turut memÂperhatikan turun-naiknya esÂkaÂlator. Sementara jalur masuknya terbuat dari dinding kaca bening. Salah satu dindingnya terdapat plang yang bertuliskan perinÂgaÂtan saat naik-turun eskalator. SeÂbuah spanduk berwarna oranye terpasang di jalur masuknya.
“Saya adalah petugas dari The Capitol,†ujar satpam yang berÂjaga di sekitar eskalator. MeÂmang, pemasangan JPO terÂsebut persis di depan Capitol ReÂsidence Salemba yang lagi dibangun.
Eskalator sepanjang lebih kuÂrang 114 meter persegi itu diÂsumÂbangkan The Capitol Park ReÂsiÂdence kepada Pemerintah ProÂvinsi Jakarta. Eskalator JPO yang merupakan pertama di Jakarta ini bisa memudahkan akses peÂnumpang bus Transjakarta meÂnuju halte.
Sejak diresmikan pada Rabu (6/3), petugas dari The Capitol dan perusahaan eskalator masih terus melakukan penjagaan dan pemantauan di lokasi.
Seorang pejalan kaki meÂnyampaikan lebih nyaman meÂnyeÂberang lewat JPO ini. “BaÂgusan beginilah, Bang. Nyaman menyeberang. Saya tiap pulang sekolah pasti lewat ini sekarang,†ujar perempuan berbaju sekolah SMA yang mengaku bernama Vira.
Bagi Vira, kalau semua jemÂbatan penyeberangan di Jakarta seperti itu, maka pejalan kaki tiÂdak perlu berdesak-desakan lagi menyeberang. “Sejauh ini nyaÂman saja bang,†ujarnya.
Diputar 24 Jam Agar Oli Merata
Pria berkemeja kuning yang sejak dari tadi sibuk menunduk sembari membersihkan sela-sela escalator dengan kuas terÂlihat berkeringat.
Sesekali dia menarik nafas. SeÂpertinya, pria ini harus meÂmasÂtiÂkan tidak ada kendala dalam peÂngoperasian eskalator.
Sesekali dia berhenti di posisi bawah. Dia memperhatikan lantai pintu masuk eskalator becek, dan juga dinding kaca kotor. Lalu, pria ini memanggil seorang peÂtugas kebersihan membersihÂkan dan memÂperiÂngatÂkan agar beÂkerja lebih tertata.
Pria yang bernama Andreas itu adalah kepala bagian BuilÂding Management The Capitol yang juga bertanggung jawab atas pemeliharaan dan keberÂsihan JPO eskalator itu.
“Kemarin itu (saat peresmian escalator) memang sempat maÂcet. Saya sudah peringatkan, sebelum peresmian dan uji coba oleh Pak Gubernur, sebaiknya dinyalakan dulu eskalatornya selama 24 jam,†ujar Andreas kepada
Rakyat Merdeka, ketika ditemui di lokasi.
Menurut Andreas, hal itu perlu dilakukan untuk membuat mesin dan pelumasnya tersebar rata lebih dulu. “Harusnya dijaÂlankan dulu selama 24 jam, agar olinya merata,†kata dia.
Namun, kendala itu kini suÂdah teratasi. “Sekarang sudah noÂrÂmal,†ucapnya. Sebagai peÂtuÂgas Building Management, Andreas juga harus memastikan semua berjalan baik, termasuk petugas keÂbersihan dari The CaÂpitol agar meÂlaksanakan tuÂgasnya dengan baik.
“Sebab, operasional eskalator ini kan masih bagian dari tanggung jawab kami. SeÂbelum sepenuhnya dikelola PeÂmerintah DKI Jakarta,†ujarnya.
Dia berharap, apa yang meÂreka lakukan bisa memberikan kenyaÂmanan bagi setiap pejalan kaki. “Kalau ada komplain, kami mesti turun tangan,†ucap AnÂdreas.
Telan Biaya Mencapai Rp 6 Miliar Direktur Utama The CapiÂtol Group Jimmy Wijaya menuÂturÂkan biaya pembangunan JemÂbaÂtan Penyeberangan Orang (JPO) bereskalator di halte RS Saint Carolus, Salemba, Jakarta Pusat menghabiskan biaya Rp 6 miliar.
“Ya, enam miliar rupiah,†ujar Jimmy kepada wartawan di halte bus Saint Carolus, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, pekan lalu.
JPO bereskalator ini dipasang di samping The Capital ResÂiÂdenÂce. Seperti di dalam mall atau temÂpat perbelanjaan, eskaÂlator terÂsebut dipasang dengan dua sisi, satu naik dan satu turun.
Lebih lanjut, Jimmy menerangkan, pembangunan eskalator tersebut memakan waktu kurang lebih 11 bulan. Menyinggung soal perawatanÂnya, Jimmy mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI JakarÂta akan tetap merawatnya. Sebab, eskalator tersebut teÂlah dihibahkan. “Ya, tanyakan keÂpaÂda Pemprov karena kami suÂdah menghibahkannya,†katanya.
Fasilitas kaki tangga JPO beÂresÂkalator ini merupakan yang perÂtama di Jakarta. Untuk seÂlanÂjutnya, eskalator tersebut bisa diÂÂgunakan warga yang ingin meÂÂnyeberang di Jalan Salemba Raya atau bagi penumpang TranÂsÂjakarta yang melintasi selter SaÂlemba-Carolous.
“Semoga sumbangsih perusaÂhaÂan dalam rangka kepedulian sosial perusahaan ini daÂpat mendorong swasta lainnya untuk aktif beÂrÂparÂtiÂsipasi memÂbantu Pemprov DKI dalam melaÂkukan peningkatan sarana transÂportasi umum lainnya,†kata KeÂpala Dinas Perhubungan DKI JaÂkarta, Udar Pristono.
Gubernur DKI Jakarta Joko WiÂdodo mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhaÂdap JPO bereskalator enam bulan ke depan. “Akan saya cek selama enam bulan. DievaÂluaÂsi,†ujar Joko Widodo sebeÂlum makan siang di Restoran Ayam Goreng Suharti, Jakarta Timur, Rabu (6/3).
Joko Widodo mengatakan, jumlah fasilitas umum eskalator ini akan ditambah apabila maÂsyarakat telah memiliki budaya menjaga kebersihan dan kebeÂradaan fasilitas umum tersebut dengan baik.
“Kalau memang nanti kita suÂdah punya perilaku budaya yang baik untuk naik ke JPO-nya baik, ya nanti kami tambah. Satu itu dulu saja kita lihat,†ujar pria yang akrab disapa Jokowi ini.
Ia juga menganggap tidak akan rugi apabila warga Jakarta tetap menjaga fasilitas umum yang disumbang lewat
corpoÂrate social responsibility (CSR) dengan baik. “Ya, kalau contoh itu CSR paling enak, kalau keÂliru-keliru enggak pakai APBD. Kalau suÂdah bagus, benar, ya akan seperti itu (semuanya),†tukasnya. [Harian Rakyat Merdeka]