Berita

KPK dan PPATK Harus Telusuri Dana KLB Partai Demokrat

MINGGU, 17 MARET 2013 | 23:34 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) diminta sedari sekarang mulai ikut mengawasi aliran dana yang digunakan Partai Demokrat untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali akhir bulan ini.

Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah praktik korupsi dan pencucian uang seperti yang terjadi dalam Kongres partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu pada Mei 2010.

Demikian disampaikan aktivis pro-demokrasi dan anti-korupsi Adhie Massardi dalam perbincangan dengan redaksi menjelang tengah malam ini (Minggu, 17/3).


"Partai Demokrat memiliki track record sebagai partai yang rentan terhadap praktik korupsi. Belajar dari pengalaman Kongres 201o mestinya KPK dan PPAT sudah melibatkan diri dalam mengawasi aspek pembiayaan KLB nanti," ujarnya.

Rekening semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KLB Demokrat, sebut Adhie, harus diperiksa sebelum dan sesudah KLB diselenggarakan.

Menurut Adhie, bukan hanya KPK dan PPATK, masyarakat umum, khususnya konstituen Partai Demokrat juga harus mengetahui sumber keuangan yang digunakan untuk membiayai KLB Demokrat.

"Konstituen Demokrat tentu tidak mau bila beberapa bulan lagi ada kasus kejahatan keuangan baru berkaitan dengan penyelenggaraan KLB Demokrat. Jadi supaya clear sejak awal KPK dan PPAT harus terlibat mengawasi," ujar Adhie lagi.

Dia menambahkan, KPK dan PPATK juga harus mengawasi kemungkinan aliran dana dari berbagai BUMN dan pihak lain yang mungkin memanfaatkan KLB Demokrat sebagai ajang transaksi politik.

"Terutama BUMN yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas. Ini yang belakangan ini kelihatannya rentang dijadikan sapi perah," demikian Adhie. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya