Berita

Politik

Hidayat Nur Wahid: Kemenangan Ganteng Bantah Ramalan Pengamat Politik

KAMIS, 07 MARET 2013 | 18:09 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Kemenangan pasangan Ganteng (Gatot-Tengku Erry) yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilkada Sumatera Utara telah membantah ramalan para pengamat bahwa PKS akan rontok, terjun bebas dan habis gara-gara kasus dugaan suap impor daging sapi.

"Kemenangan pasangan Ganteng telah membantah ramalan hampir seluruh pengamat bahwa dengan peristiwa dugaan suap kasus impor daging sapi, suara PKS bakal rontok, terjun bebas dan habis," ujar Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Hidayat Nur Wahid, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/3).

Quick count yang dilakukan Lingkaran Survei Indoneisa (LSI) menyebutkan, pasangan Gatot-Teuku yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hanura, dan sejumlah partai lain itu unggul dengan perolehan suara 33,15 persen.


Sementara kandidat nomor urut 1 Gus Irawan Pasaribu-Soekirman memperoleh suara 19,85 persen, pasangan Effendi Simbolon-Djumiran Abdi 25,90 persen, pasangan nomor urut 3 Chairuman Harahap-Fadly Nurzal 8.70 persen, dan pasangan nomor urut 4 Amri Tambunan-Rustam Effendi (RE) Nainggolan memperoleh 12,41 persen.

Kemenangan pasangan Ganteng, kata Hidayat menambahkan, bukan hanya menunjukan PKS tidak habis, tetapi bahkan mampu melakukan konsolidasi maksimal dan kemudian mampu mendapatkan simpati publik di Sumut, dan sebelumnya di Pilkada Jabar. Ini juga menunjukkan bahwa rakyat tidak bodoh dan mudah dipengaruhi opini melalui media dalam kasus impor daging sapi.

"Ternyata sekali lagi itu hanyalah sebuah pepesan kosong. Sebuah analisis yang hanya benar di tingkat teori mereka saja, tetapi tidak dibenarkan oleh realita politik yang ada di lapangan," tandas Hidayat yang juga turut terjun langsung dalam kampanye Pilgub Sumut ini.

"Rakyat semakin mandiri dan mereka bisa memilah-milah masalah dan karenanya tetap mempercayakan hak pilih mereka untuk memenangkan kader yang diusung PKS," tuturnya.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya