Berita

ilustrasi/ist

Kuota Hortikultura Bisa Dikuasai Pengusaha Bermodal Besar

SELASA, 26 FEBRUARI 2013 | 08:44 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Peraturan Menteri Pertanian tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) atau Kuota tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen domestik. Pasalnya, produk lokal tidak mencukupi dalam hal jumlah.

"Belum lagi variantnya yang berbeda citarasa, kualitas dan masalah harga," ujar anggota Komisi IV dari Fraksi Golkar, Anthon Sihombing, di gedung DPR, Komplek Perlemen Senayan, Jakarta (Senin, 25/2).

Menurut Anthon, jumlah kuota yang diberikan kepada para importir tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen, karena tidak memakai paramater terkait komoditi-komoditi yang pernah diimpor, lalu diformulasikan. Akibat dari kuota ini, maka terjadi tindakan yang diskriminatif terhadap usaha modal kecil dan menengah.


Dengan pemberian kuota ini, lanjut Anthon, akan membentuk suatu usaha kartel atau dikuasai oleh sekelompok pengusaha bermodal besar. Hal ini tentu saja rawan diintevensi dari pihak luar.

"Karena, lanjutnya, akan terjadi seperti dalam kasus daging impor, di mana para importir bermodal besar akan mencari dukungan agar bisa memperoleh kuota yang diberikan Kementerian Pertanian," pungkasnya. [ysa]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya