Berita

India Tawarkan Kursus Kepemiluan kepada Staf KPU RI

SENIN, 25 FEBRUARI 2013 | 16:07 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Duta Besar India menawarkan kursus singkat di bidang kepemiluan untuk staf di jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kursus tersebut dilakukan dalam jangka waktu satu bulan sampai satu setengah bulan untuk meningkatkan kapasitas penyelenggara pemilu.

“Kita punya beberapa scholarship yang ditujukan untuk pegawai KPU. Masa pendidikannya antara satu bulan sampai satu setengah bulan,” ujar Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar India, Raveesh Kumar didampingi Second Secretary N. Ramakrishnan saat mengunjungi kantor KPU, Jakarta dalam rilis yang diterima sesaat lalu (Senin, 25/2).

Hadir dalam pertemuan itu Ketua KPU RI Husni Kamil Manik, Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar Nafis Gumay dan Sekjen KPU RI Arif Rahman Hakim.


Raveesh juga memaparkan posisi KPU yang sangat kuat dalam penyelenggaraan pemilu. Tentara,  Polisi dan semua pegawai di India selama dalam penyelenggaraan pemilu berada di bawah kendali penyelengggara pemilu.

KPU juga memiliki kewenangan memindahkan pegawai negeri yang tidak jujur untuk memastikan penyelenggaraan pemilu tidak terciderai. Enam bulan sebelum pelaksanaan pemilu, gubernur dilarang membuat kebijakan baru, termasuk memidahkan pegawai.


Pelaksanaan pemilu di India, kata Raveesh, dilaksanakan beberapa tahap untuk menghemat logistik dan memudahkan pengamanan. Logistik didrop dari daerah yang sudah melaksanakan pemilu ke daerah yang akan melaksanakan pemilu.


Selain itu, pemisahan waktu pemilihan ini dilakukan untuk memastikan penyelenggaraan pemilu dapat diawasi. Disamping itu dapat menjamin kualitas pemilu yang bebas, adil, dan rahasia. KPU juga menunjuk sejumlah pengawas pemilu untuk mengawasi pelaksanaan kampanye dan memastikan pemilih dapat menggunakan haknya secara bebas.

Pelaksanaan pemilu di India bersamaan dengan pelaksanaan pemilu di Indonesia pada tahun 2014 mendatang. Pemilih yang berhak  menggunakan suaranya pada pemilu tersebut sebanyak 700 juta orang. Jauh lebih besar dibanding dengan pemilih di Indonesia berdasarkan daftar penduduk pemilih potensial pemilu (DP4) yang hanya 190 juta orang.

Kampanye di India juga diatur secara ketat sehingga tidak memicu gesekan dan konflik antar masa pendukung. “Jumlah massa yang boleh dibawa saat berkampanye maksimal tiga bus,” ujar Raveesh.

Untuk penggunaan hak suara, India sudah jauh lebih modern. Mereka menggunakan mesin pemungutan suara secara elektronik atau electronic voting machine. Dengan menggunakan mesin ini, Pemerintah India dapat menghemat biaya cetak dan kertas, transportasi, gudang penyimpanan, tenaga pelipat, dan penghitung suara.

Raveesh menyarankan KPU menggelar pertemuan dengan duta besar Negara sahabat yang ada di Indonesia untuk memperkenalkan sistem pemilihan umum Indonesia ke seluruh dunia.

Ketua KPU RI Husni Kamil Manik menyampaikan posisi KPU di Indonesia sangat kuat karena langsung disebutkan dalam konstitusi tetapi belum ditempatkan secara proporsional.

Untuk pelaksanaan tahapan pemilu, termasuk pemungutan suara masih menggunakan cara manual. Sehingga masih membutuhkan waktu satu bukan untuk menetapkan pemenang pemilunya sejak dilaksanakannya pemungutan suara.

Menurut Husni, pelaksanaan pemungutan suara dengan menggunakan mesin pemungutan suara ke depan perlu dipikirkan penerapannya di Indonesia. Sistem ini, kata Husni, tidak hanya memudahkan pelaksanaan pemungutan suara tetapi turut memperbaiki manajemen logistik pemilu.[zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya