Berita

ilustrasi, Kartu Jakarta Sehat (KJS)

On The Spot

Kamar Kelas 2 Dirombak, Tempat Tidur Ditambah

Pasien KJS Membludak, RS Tambah Kelas 3
SABTU, 23 FEBRUARI 2013 | 10:06 WIB

Tujuh ranjang berangka besi ditata berjejer merapat ke tembok. Jarak antar ranjang tak sampai setengah meter. Di atas setiap tempat tidur dipasang kotak. Nomor tempat tidur yang ditulis dengan tangan ditempel di kotak itu.

Di kotak berbentuk persegi panjang yang dipasang tembok itu terdapat sejumlah panel. Mulai dari stop kontak listrik hingga alat memanggil perawat.

Di samping setiap ranjang disediakan rak kecil. Rak dari besi ini menjadi pemisah ranjang yang satu dengan lainnya. Tak ada tirai pemisah.
Enam tempat tidur di deretan itu sudah terisi. Satu kosong. Kasur di tempat tidur yang kosong itu tak dilapisi seprai.

Semua tempat tidur di Ruang Catelia, Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat itu diisi pasien pengidap penyakit jantung. Ruangan yang terletak di lantai tiga itu merawat pasien kelas tiga.

Ruang Catelia memiliki 18 tempat tidur. Lima belas terisi. Tiga kosong. Dilengkapi dengan tiga kamar mandi.

Berbagai peralatan medis seperti alat bantu pernafasan dan alat bantu jantung diletakkan di ruang perawat.

Selain Ruang Catelia, Ruang Seruni juga berada di lantai ini. Ruang perawatan persalinan (melahirkan) itu juga diperuntukkan bagi pasien kelas tiga. Semua ruangan di sini terasa sejuk karena ada AC-nya.

Sejak Kartu Jakarta Sehat diluncurkan jumlah pasien membludak di rumah sakit membludak. Gubernur Joko Widodo memerintahkan rumah sakit-rumah sakit milik Pemprov DKI untuk menambah ruang perawatan kelas tiga.

Permintaan itu disampaikan Jokowi saat menjenguk bayi Dara yang dirawat di RS Tarakan, Rabu lalu. Kembaran Dara, Dera meninggal dunia setelah ditolak sejumlah rumah sakit di Jakarta.

Rumah Saki Tarakan yang berada di bawah pengelolaan Pemprov DKI segera menjalankan instruksi gubernur. Kepala Bidang Pelayanan RS Tarakan, Theryoto mengatakan ruang kelas dua di lantai 12 akan dipermak menjadi ruang kelas.

Ruang perawatan di lantai itu tengah ditutup karena tengah direnovasi. “Ruangannya sama seperti yang ada di lantai tiga,” katanya ketika ditemui Rakyat Merdeka, Kamis lalu.

Menurut Theryoto, RS Tarakan memiliki 340 tempat tidur untuk pasien kelas tiga. Semuanya ditempati pasien pemegang Kartu Jakarta Sehat.

Rencananya, RS Tarakan akan menambah 67 tempat tidur untuk pasien kelas tiga. Pasien-pasien itu akan dirawat di ruangan-ruangan yang sebelumnya diperuntukkan bagi pasien kelas dua. “Totalnya 407 tempat tidur,” kata Theryoto.
 
Untuk fasilitas, tidak jauh berbeda dengan kelas dua. Ruang perawatan dilengkapi AC. Pelayanan kepada pasien juga sama. Yang berbeda adalah jenis tempat tidur yang digunakan. Untuk pasien kelas tiga, ranjangnya tidak dapat diatur posisinya. Nggak bisa naik turun,” katanya.

Ketika meluncurkan Kartu Jakarta Sehat, Gubernur DKI memastikan pasien pemegang kartu yang dirawat di ruang kelas tiga tidak dipungut biaya sama sekali. Walaupun mereka menderita penyakit berat, seperti jantung maupun kanker.

Madiono, pasien yang dirawat di Ruang Catelia merasa terbantu dengan layanan pengobatan gratis itu. Dia mengatakan, tidak mengeluarkan biaya sedikit pun dirawat di Rumah Sakit Tarakan. “Hanya pakai kartu saja,” papar Madiono yang sedang berbaring menggunakan sarung berwarna merah itu.

Istrinya terlihat setia menemani dengan duduk di lantai beralaskan kain, disamping tempat tidur suaminya berbaring. Dia menjelaskan, kesehatan suaminya berangsur-angsur membaik. Tak lama lagi sudah diperbolehkan pulang.

Pasien Membludak, Jam 5 Sore Dokter Belum Bisa Pulang

Membludaknya pasien yang berobat di rumah dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) membuat beban kerja staf rumah sakit menjadi lebih banyak.

Kepala Bidang Pelayanan RS Tarakan menegaskan, para dokter di rumah sakit tak mengeluh atas membludaknya pasien kelas tiga yang berobat dengan Kartu Sehat.

Jam kerja dokter, kata dia, tidak ada penambahan. Untuk yang bertugas pagi hingga sore, memang biasa mundur sedikit hingga satu hingga dua jam.

Karena, jumlah pasien yang tidak sedikit. “Mereka (para dokter) tidak melihat jam, ada yang jam lima sore belum pulang. Tapi kebijakan kami jam kerja tetap,” akunya.

Pihak rumah sakit, lanjut Theryoto, memberikan kompensasi dana tambahan kepada dokter. “Dihitungnya per pasien. Jadi, di luar gaji, ada jasa pelayanan buat medik,” papar Theryoto tanpa merinci berapa dana per pasien itu.

Dia memastikan jumlah tenaga medis di RS Tarakan masih bisa menangani peningkatan pasien kelas tiga.

“Intinya, kita bekerja semaksimal mungkin. Jangan sedikit-sedikit ngeluh, yang penting pelayanan dulu. Dan kita tidak ada penambahan personil, tetap sekitar 300 lebih karyawan lebih yang bekerja di Tarakan,” optimisnya.

Direktur Utama RS Tarakan Kusmedi Priharto mengatakan, lonjakan pasien di rumah sakit sejak Kartu Jakarta Sehat diluncurkan cukup tinggi.

Menurut dia, ada 1.200 orang yang dirawat sejak KJS itu diluncurkan. “Sebelumnya pasien yang dirawat 700 orang, jadi, memang 100 persen terpakai ruangannya,” ujarnya.

Kusmedi tidak menampik kebutuhan peningkatan tenaga medis untuk melayani pasien. Soalnya, penambahan kapasitas kelas tiga secara otomatis menambah kebutuhan tenaga medis.

Dikatakan Kusmedi, saat ini, Rumah Sakit Tarakan memiliki 70 dokter yang terdiri dari 55 dokter spesialis dan 15 dokter umum. Sedangkan untuk perawat, Kusmedi menyatakan sudah menambah 110 perawat, sehingga total perawat menjadi 450 orang.

Adapun untuk pasien yang masuk ke RS Tarakan, Kusmedi menyatakan hampir seluruh pasien yang masuk karena dirujuk benar-benar harus dirawat di IGD. Padahal, sebelumnya cuma 60 persen pasien rujukan saja yang harus dirawat di IGD.

“Jadi kebutuhan tenaga itu juga masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keamanan pelayanan,” ujarnya.

Setiap Berobat, Kartu Digesek

Kepala Bidang Pelayanan RS Tarakan Theryoto mengatakan cara menggunakan KJS serupa dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK-Gakin). Pasien tinggal menunjukkan kartu tersebut di loket.

Bedanya, kata dia,“data pasien tak lagi dicatat secara manual. Tapi menggunakan mesin gesek seperti menggunakan kartu debit. Jika belum memiliki KJS, lanjutnya, warga Jakarta bisa menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta agar bisa menikmati pengobatan gratis.
 
Diterangkan Theryoto, warga Jakarta yang menggunakan KJS tidak sepenuhnya untuk rawat inap. Setelah diperiksa tim medis, akan ada klasifikasi apakah akan rawat inap, rawat jalan, atau hanya diberikan obat.

“Kalau untuk berobat inap, biasanya sudah membawa surat rujukan dari Puskesmas. Dah kalau sudah ada surat rujukan dan KTP bisa langsung kita fasilitasi rawat inap,” terangnya.

Untuk pembiayaan, Theryoto menyatakan, pihak Pemprov DKI lancar-lancar saja dalam menjalani kewajiban menyetor biaya pengobatan melalui program KJS. Meski tidak merinci detail teknis pembayaran yang dilakukan Pemprov DKI, dan berapa besarnya, dia menyatakan semuanya lancar-lancar saja.

“Namanya pemerintah, pasti semua sudah ada sistim. Kalau tidak dibayar, nggak mungkin kami (RS Tarakan) bisa berjalan. Kami yakin Pak Jokowi pasti tepati janjinya,” yakinnya.

“Apa pun program pemerintah, kami akan mendukung dan siap memberikan pelayanan,” tambahnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya