Berita

Enggartiasto Lukito

On The Spot

Enggar Ogah Nyaleg Ramson Nyaleg Lagi

Ngintip Aksi Politisi Yang Pindah Partai
SENIN, 28 JANUARI 2013 | 09:07 WIB

.Senyum lebar menghiasi wajah Enggartiasto Lukito ketika memasuki pintu masuk Gedung Jakarta Convention Centre, Jumat (25/1). Beberapa kali dia disalami orang-orang  yang mengenakan jaket warna yang sama: biru gelap.

Sempat celingak-celinguk di ruang masuk, anggota DPR itu lalu menuju bangku jajaran paling depan. Di situ duduk Surya Palloh, Rio Capella, Endriartono Sutarto, Ferry Mursidan Baldan. Mereka adalah petinggi Partai Nasdem. Enggar pun menyalami satu per satu.

Pukul tujuh malam, Kongres Nasional Partai Nasdem pun di­mulai. Enggar memilih duduk ber­dampingan dengan bekas wa­kil presiden Jusuf Kalla.

Ini adalah kegiatan pertama yang diikuti Enggar setelah me­mu­tuskan bergabung dengan Par­tai Nasdem. Ia meninggalkan Par­tai Golkar yang telah dua me­ngan­tarkan jadi anggota DPR. Ia me­mutuskan mundur dari Senayan.

“Saya terakhir ke DPR hari Rabu kemarin (23/1) untuk me­nyerahkan surat pengunduran diri sekaligus berpamitan dengan ko­lega di DPR. Kalau hari ini (Jumat), saya tidak ke DPR lagi,” katanya.

Pada 2009 lalu, Enggar dica­lon­kan Partai Golkar di Daerah Pe­milihan Jawa Barat VII. Lan­ta­ran sudah tak lagi di partai be­ringin, Ia pun merasa sudah tak pantas lagi duduk di DPR.

Setelah memutuskan mundur dari DPR, dia pun merasa sudah tidak berhak menikmati fasilitas sebagai wakil rakyat. Ruang ker­ja­nya di lantai 14 gedung Nu­san­tara I DPR sudah diserahkan penggunaannya kepada pimpinan Fraksi Partai Golkar.

Bagaimana dengan barang-ba­rang pribadi di dalamnya? “Ke­betulan saya tidak punya banyak barang-barang pribadi yang dita­ruh di ruang kerja pribadi. Pin­dahan pun yang urus staf pribadi saya pada hari di mana saya mengundurkan diri,” terangnya.

Enggar mengaku tidak ingin berlama-lama menganggur dari dunia politik. Begitu keluar dari Golkar, ia pun langsung aktif da­lam kegiatan Partai Nasdem.

“Makanya saya langsung ikut acara Rakernas Nasdem ini. Saya sudah tidak sabar ingin bekerja bersama-sama di Nasdem dalam membawa perubahan,” tegasnya.

Buru-buru pindah mau jadi ca­leg? Dengan tegas Enggar mem­bantah pindah partai karena ingin jadi caleg dari Nasdem. “Sudah 30 tahun saya mengenal Pak Sur­ya (Paloh). Tidak bijak kalau saya biarkan Surya jalan sendirian melakukan perubahan di negeri ini,” tegasnya.

Dia menegaskan, tidak akan jadi caleg di Pemilu 2014. Ia bergabung dengan partai besutan Surya Paloh karena kesamaan visi dengan partai besutan Surya Paloh ini. “Sudah tiga kali jadi caleg, saya tidak akan maju lagi,” tegasnya.

Menjelang Pemilu 2014, se­jum­lah orang pindah partai. Se­lain Enggar, OC Kaligis juga lon­cat ke Partai Nasdem. Pengacara papan atas itu selama ini tercatat sebagai kader Partai Golkar. Di partai yang baru dia mendapat posisi sebagai Dewan Penasehat Badan Advokasi Hukum.

Pria yang pernah mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK namun gagal ini mengundurkan diri dari Golkar sejak 26 De­sem­ber lalu. “Saya tidak akan maju se­bagai caleg Nasdem. Saya su­dah senang di posisi saya sebagai pengacara dan akademisi. Di sini mungkin tenaga saya dibutuh­kan,” kata Kaligis.

Loncat partai juga dilakoni Ram­son Siagian. Bekas anggota DPR dari PDIP itu kini berga­bung dengan Partai Gerindra. Kabarnya, dia akan menjadi caleg dari partai yang dikomandoi Prabowo Subianto itu.

Menjelang Pemilu 2009 lalu, Ramson memutuskan mundur dari pencalegan karena tak dise­tujui untuk menjadi caleg nomor urut satu oleh Taufik Kiemas, sua­mi Ketua Umum PDIP Me­gawati Soekarnoputri.

Saat itu, Ramson mengatakan tak menyesal mundur dari pen­ca­legan. Ia merasa sudah cukup men­jadi anggota DPR. “Karena DPR sedang menjadi sorotan,” katanya. Ia pun menegaskan tidak akan loncat partai.

Fenomena kutu loncat marak menjelang proses pencalegan. Mereka yang gagal menjadi caleg nomor satu, hengkang ke partai lain agar bisa mendapat nomor urut atas. Namun saat ini tak ba­nyak orang yang mengumumkan pindah partai.

Enggartiasto mengungkapkan, selain dirinya akan banyak kader Golkar yang juga pindah ke Par­tai Nasdem. Itu baru akan keta­huan ketika KPU sudah me­ne­tapk­an daftar calon tetap Pemilu 2014.

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan fenomena kutu loncat marak menjelang proses pencalegan. Ia membeberkan ada sembilan anggota DPR dari lain partai yang berniat bergabung dengan partai yang mendapat urut empat di Pemilu 2014.

Mereka mencoba mendekati PDIP agar bisa menjadi caleg.

“Dari partai lain ada yang men­daftar dan kita lagi menyaring,” kata Tjahjo.

Siapa saja mereka? Bekas ke­tua Fraksi PDIP itu enggan mem­beberkannya.

“Tidak etislah kalau saya se­but­kan. Nanti saja kalau sudah pas­ti. Tapi yang pasti mereka se­rius, kita lagi mencermati, laku nggak di­jual di dapilnya,” jelasnya.

Hanya Tjahjo mengingatkan, bila 9 orang tersebut memang se­rius untuk maju sebagai caleg dari PDIP, mereka ditunggu sampai Oktober. Syaratnya, dengan me­ngambil Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP dan meninggalkan par­tai asalnya.

Tak Puas Jadi Wakil Daerah, Incar Kursi Wakil Rakyat

Bukan cuma politisi DPR yang pindah haluan partai untuk bisa duduk lagi di Senayan. Ka­langan senator pun berbondong-bondong masuk partai. Tu­juan­nya sama: jadi anggota DPR.

Informasi yang diterima Rak­yat Merdeka, ada belasan ang­gota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang akan bertarung dari jalur partai politik untuk bisa ber­tahan di Senayan. Salah satu­nya anggota DPD asal Sulawesi Barat Asri Annas. Ia akan jadi caleg dari Partai Demokrat.

Lalu anggota DPD dari Sum­sel Abdul Azis. Ia bergabung de­ngan Partai NasDem. Anggota DPD dari Gorontalo, Budi Doku memilih bergabung de­ngan Partai Golkar.

Anggota DPD dari Kaltim Awang Ferdian bergabung ber­sama PDIP. Sofwat Hadi, ang­gota DPD dari Kalsel akan maju dari PPP. Anggota NTB Muhyi Abidin dan anggota DPD asal Gorontalo Elnino Mohi akan masuk Gerindra.

Anggota DPD tersebut tidak membantah kabar bahwa me­reka akan bertarung di Pemilu 2014 dari jalur partai politik. Pe­ngakuan blak-blakan meluncur dari mulut Sofwat Hadi. “Tapi status saya di PPP sampai saat ini masih sebatas sebagai orang yang melamar. Masalah dite­ri­ma atau tidak, itu tergantung dari para petinggi di PPP. Yang pen­ting saya sudah ajukan diri,” katanya kepada Rakyat Merdeka.

Bila lamarannya diterima, Sofwat berencana maju sebagai caleg PPP dari dapil yang sama saat dirinya menjadi anggota DPD Kalimantan Selatan.

Selain karena putra daerah, kon­stituennya yang dulu pernah memilihnya, menurutnya ber­jan­ji akan setia meski sudah pin­dah haluan. “Jadi anggota DPD itu mem­butuhkan suara yang lebih besar daripada menjadi anggota DPR. Saya yakin mo­dal saya sebagai DPD, bisa me­muluskan perjalanan baru saya nanti,” katanya.

Anggota DPD asal Goron­talo Elnino Mohi juga tidak me­­nam­pik kabar dirinya akan ma­suk parpol. Alasannya, se­ba­gai ang­gota DPD dia merasa ku­rang mak­­simal dalam mem­per­juang­kan aspirasi masya­ra­kat di daerahnya.

Keterbatasan kewenangan yang dimiliki DPD, menurut dia, membuat upayanya mem­per­juangkan daerahnya ber­ujung tanpa hasil. “Malu saja sama konstituen, punya jabatan di DPD tapi kurang maksimal untuk melahirkan kebijakan yang pro-umat,” ungkapnya.

Hal senada juga dikemukan anggota DPD asal Kalimantan Timur Awang Ferdian Hidayat. Dia mengatakan, kepindahan di­rinya dari calon perseorangan menjadi calon dari partai karena peran DPD kurang maksimal.

“Saya ingin lebih berbuat ba­nyak bagi bangsa dan negara ini, sementara kewenangan DPD saat ini masih sangat ter­batas,” keluh Awan yang akan maju dari PDI Perjuangan ini. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya