Berita

Politik

Pemilu 2014 Seremoni Melegalisasi Politik Ekonomi Penghamba Modal

SELASA, 22 JANUARI 2013 | 16:42 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Momentum Pemilu 2014 hanya akan menjadi seremoni legalisasi politik ekonomi penghamba modal. Pemilu hanya akan jadi arena perebutan kekuasaan elit belaka.

Begitu benang merah yang muncul dalam diskusi bertajuk Meneropong Politik Indonesia 2014, Melawan Mainstream Demokrasi Modal yang digelar Gerakan Mahasiswa Indonesia (GM-I) di Gallery Cafe TIM, Jakarta siang tadi.

"Saya kira kondisinya akan seperti itu. Sampai hari ini tidak ada kesadaran kolektif dari elit-elit politik yang akan berkontestasi di pemilu nanti berwacana terjadinya perubahan radikal demokrasi substantif, demokrasi yang berkualitas untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bukan untuk orang per orang seperti yang saat ini terjadi," kata Wakil Ketua Indonesia Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) Bidang Politik dan Jaringan, Ridwan Darmawan, di sela-sela diskusi.


Tanpa ada perubahan radikal dalam cara pandang kita sebagai bangsa berdaulat, kata dia, maka pemilu 2014 hanya akan melegalisasi kontinuitas perampasan tanah-tanah rakyat, politik upah murah, korupsi, eksploitasi sumber-sumber agraria strategis, dan lain-lainnya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan tidak tepat jika tahun 2013 dan 2014 disebut sebagai tahun politik. Sebaliknya, tahun ini dan tahun depan adalah tahun kematian politik. Maksudnya adalah kematian politik substantif dan akan didominasi oleh politik prosedural seremonial.

"Sehingga diperlukan kelompok masyarakat sipil termasuk mahasiswa untuk siap-siap bekerja keras mengawal hak-hak rakyat agar rakyat tidak dibelakangi atau ditinggalkan oleh pelaku politik akibat dari perebutan kekuasaan dan modal yang akan terjadi," demikian Ray. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya