Berita

surya paloh

Didatangi 50 Preman Mabuk, Ketua DPW Nasdem Dipaksa Dukung Surya Paloh

SELASA, 22 JANUARI 2013 | 09:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Rustam Effendi yang telah memutuskan mengundurkan diri, mengaku sering mendapat ancaman agar mendukung Surya Paloh menjadi ketua umum.

Teror dan intimidasi semakin kencang terutama setelah Nasdem dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilihan Umum 2014. Dan puncaknya terjadi kemarin petang.

"Saya kemarin sore didatangi lebih 50 orang preman yang habis mabuk. Dia tahu ada saya di kantor sendiri. Dia katakan, ini tanda tangan surat pendukungan Surya Paloh sebagai ketua umum," jelas Rustam kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 22/1).

Disodorkan surat yang harus ditandatangani, Rustam mempertanyakan balik soal siapa mereka, tamu yang lebih dari 50 orang tersebut. Para preman mengaku adalah warga Jawa Barat. Untungnya, Rustam tak terpancing.

"Saya berfikir, kalau saya ikut emosi, mungkin saya dibunuh oleh 50 orang lebih itu. Kapasitas saya tidak dukung-mendukung. Karena saya taat dengan aturan, asas. Kalau memang calonnya cuman satu, Surya Paloh mau mendukung siapa lagi. Ya silakan jadi ketua umum," bebernya.

Dia menjelaskan, Nasdem memiliki mekanisme dan aturan. Tapi sayang, tidak dijakankan. Misalnya, 30 hari sebelum Kongres, DPP Partai Nasdem harus berkirim surat terlebih dahulu ke DPW.

Tapi sampai saat ini, tidak ada surat tersebut. Padahal Kongres tinggal dua hari lagi, mengingat Kongres digelar pada 25 Januari besok. Bukannya surat undangan, DPW malah disodori surat dukungan Surya Paloh jadi ketua umum.

"Saya tidak tanda tangan. Saya tidak mau menyalahi aturan dari awal. Kawan-kawan lain yang mau tanda tangan silakan. Saya tidak mau. Karena sudah capek kita. Bukan zamannya lagi dukung-mendukung. Dulu zaman Pak Harto, kita benci. Tapi kita menjalani seperti zaman Pak Harto. Jadi kita kembali ke era dulu yang negatif. Kalau yang bagus tidak masalah," kesalnya.

Dia memilih mengundurkan diri karena pergantian ketua umum sudah tidak sesuai lagi dengan mekanisme. Apalagi dia menegaskan, Jawa Barat tidak mau kultus terhadap seseorang.

"Banyak hal yang tidak sesuai dengan hati saya. Saya menentukan sikap dong. Saya, selama kurang lebih dua tahun membangun (Nasdem ) Jawa Barat. Walaupun pahit, tapi mungkin terbaik juga buat saya dan keluarga saya," tandasnya.[zul]


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya