hary tanoesudibjo/ist
hary tanoesudibjo/ist
Selain itu, mundurnya Hary Tanoe menunjukkan bahwa keunggulan Partai Nasdem yang nampak moncreng di luar ternyata masih bubble yang rawan pecah.
Begitu kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia, Toto Izul Fatah, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (21/1).
Kenapa? Menurut Toto, karena Partai Nasdem dibangun sejak awal tidak dengan fondasi yang kokoh. Partai Nasdem dibangun dari pencitraan dan polesan popularitas tanpa dibarengi dengan penguatan soliditas mesin partai dengan aneka program-programnya yang merakyat.
"Partai ini lebih merupakan kompulan gado-gado elit politik dari berbagai partai," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI ini.
Dalam situasi seperti ini, jelas Toto lagi, idealnya figur Surya Paloh menjadi perekat pelbagai perbedaan. Namun sayangnya, Surya Paloh malah ikut hanyut menjadi bagian dari konflik.
Dia menduga hal itu terjadi setelah Surya Paloh memilih ngotot untuk ikut terlibat dalam bursa ketua umum partai Nasdem. Padahal, Surya Paloh sebaiknya mengambil posisi dan peran sebagai king maker di partai seperti yang dilakukan Pak Harto di Golkar dan SBY di Demokrat.
"Surya Paloh harusnya sadar bahwa pilihan untuk ikut dalam bursa ketua umum sebenarnya justru menurunkan harga jualnya sebagai figur perekat di partai," pungkas Toto. [dem]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59