Berita

presiden sby/ist

Politik

Gagasan SBY Soal Kampanye Murah Tidak Menyelesaikan Masalah

RABU, 16 JANUARI 2013 | 23:00 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kalangan oposisi setuju gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar kampanye besar-besaran dalam pemilu dan pilpres dibatasi dengan harapan ongkos politik yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

"Pada prinsipnya kami setuju dengan gagasan itu," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arif Wibowo kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (16/1).

Tetapi, diingatkan anggota Komisi II DPR RI ini, gagasan yang disampaikan Presiden SBY saat memberikan kuliah umum dalam Indonesia Democracy Outlook yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin, itu bukanlah jawaban tepat atas problem mahalnya ongkos politik dalam pemilu. Sistem pemilu yang diputuskan saat ini memang membuat ongkos pemilu sangat mahal.

"Kalau mau tidak mahal sistem pemilunya harus dirubah. Makanya kami di PDIP mengusulkan sistem tertutup berdasarkan nomor urut," imbuh Arif.

Dia tidak setuju dengan gagasan bahwa untuk menghilangkan besarnya ongkos politik dalam pemilu dan pilpres dilakukan dengan cara melarang kampanye terbuka. Mahalnya ongkos kampanye hanya menyumbang 20 persen dari mahalnya ongkos pemilu. Selain itu, kampanye terbuka juga bagian dari sarana sosialisasi yang dibutuhkan sekaligus bisa melihat respon dan antusiasme masyarakat terhadap suatu partai atau calon.

"Yang perlu dilakukan pembatasan intensitasnya saja. Misalnya dari yang asalnya 13 kali tiap minggu dirubah jatahnya jadi 10 kali. Dan itu bisa diatur dengan peraturan KPU," tandas Arif. [dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya