Berita

presiden sby/ist

Kampak Papua Sebut Presiden SBY Bagian dari Penjahat Kemanusiaan

KAMIS, 13 DESEMBER 2012 | 16:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komunitas Masyarakat Adat Papua Anti Korupsi dan Kekerasan (Kampak Papua) memprotes keras pernyataan Presiden SBY yang tidak menghargai harkat dan martabat manusia dengan mengatakan bahwa angka pelanggaran HAM di Indonesia menurun.

Koordinator Umum Nasional Kampak Papua, Dorus Wakum, mengatakan, Presiden SBY selalu menganggap remeh kekerasan atau kejahatan kemanusiaan yang merendahkan harkat dan martabat manusia Indonesia. SBY terlalu banyak melihat contoh kasus kemanusiaan di Timur Tengah, tetapi tidak memperbaiki proses penegakan hukum, HAM dan demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, salah satu yang membuat SBY begitu gamang dalam penegakan hukum dan HAM karena dia telah terjerumus dalam konflik internal Partai Demokrat. Presiden SBY pun tidak terbuka dengan para pegiat hukum, HAM, dan demokrasi di Indonesia, termasuk Komnas HAM.


Pernyataan resmi presiden bahwa pelanggaran HAM menurun, diduga hanya karena masukan dari Dewan Pertimbangan Presiden, Menko Polhukam, Menkumham, Mabes Polri, Mabes TNI, BIN serta BAIS. "Tidak ada perbandingan atau cek dan ricek dalam membuat pernyataan resmi kenegaraan," katanya, Kamis (13/12).

Presiden SBY menghindari sorotan dunia internasional atas penegakan HAM yang terjadi di Indonesia agar program pencitraannya tetap mendapat poin bagus di mata dunia.

Kampak Papua menilai bahwa pernyataan Komnas HAM selalu berbanding terbalik 100 persen dengan pernyataan Presiden. Dan fakta itu merupakan tamparan telak yang mempermalukan presiden

"Kami menyatakan sikap bahwa Presiden SBY juga bagian dari penjahat kemanusiaan. Presiden sebenarnya memahami dengan dengan baik penegakan hukum dan HAM tapi sengaja mengaburkan fakta-fakta pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia," jelasnya. [ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya