Berita

ilustrasi

Politik

Aneh, Harga Simulator Perang TNI Bisa Bengkak 300 Persen

SELASA, 11 DESEMBER 2012 | 15:23 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Anggaran pengadaan simulator perang Virtual Arm Solution (VAS) untuk TNI mengalami lonjakan hingga 300 persen dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran (APBN-P TA) 2010.

Harga satu paket VAS diketahui sebesar Rp 74,94 miliar. Angka itu tercatat dalam dokumen Revisi Sasaran Kebutuhan Mendesak Kemhan/TNI Melalui APBNP-TA 2010.

Dokumen ditandatangani oleh Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan, Marsda BS Silaen SIP, tertanggal 18 Mei 2010 sebagai Lampiran Surat Menteri Pertahanan Nomor: R/147/V/2010, yang salinannya diperoleh wartawan, Selasa (11/12).


Padahal, Surat Panglima TNI Djoko Santoso Nomor B/3495-03/05/07/Sru tertanggal 26 Oktober 2009, yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan mengenai "Permohonan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) TA 2010", menyebutkan bahwa TNI membutuhkan delapan paket VAS dengan harga sebesar Rp 199,840 miliar. Artinya, harga satu paket Rp 24,980 miliar.

Harga satuan paket VAS yang tercantum dalam surat Djoko Santoso itu kemudian dipertegas lagi dalam surat Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI, Marsekal Muda TNI Amirullah Amin, nomor B/57-03/05/144/Sru, tanggal 8 Januari 2010 yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan.  

Dalam lampiran surat mengenai “Rencana kebutuhan anggaran mendesak TA 2010” itu, Amirullah menyebutkan bahwa harga satuan untuk satu paket VAS juga Rp 24,980 miliar.

Nah, tanpa disertai penjelasan yang memadai, tiba-tiba harga per unit VAS itu melonjak tiga kali lipat menjadi Rp 74,940 miliar per paket, sebagaimana tertulis dalam lampiran surat yang diteken Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda BS Silaen SIP tadi.

Pembelian alat simulator perang itu mendapat perhatian setelah Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam melaporkan dugaan korupsi di Kemenhan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kementerian Pertahanan sendiri memang telah membenarkan adanya pembelian simulator perang khusus untuk TNI. Simulator itu untuk latihan TNI sebelum terjun ke lapangan. Menurut Kapuskom Kemenhan, Bambang Hartawan, simulator perang tersebut berfungsi untuk melatih para anggota TNI dalam bertempur melawan serangan musuh yang mengancam keamanan negara.

"Simulator perang itu ada, buat latihan. Simulator menembak, simulator pesawat, simulator alat perang, sebelum terjun kan harus latihan dulu," jelas Bambang, Senin lalu (3/12). [ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya