Berita

ilustrasi

Politik

PBHI: SBY-Boediono Jauh dari Harapan

JUMAT, 07 DESEMBER 2012 | 15:55 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di bawah duet SBY-Boediono bukan hanya jauh dari harapan, tapi terkesan abai atas terlaksananya penghargaan dan pemenuhan hak dasar warga paling hakiki.

Negara di tangan SBY-Boediono cenderung melakukan pembiaran, sehingga tiap ancaman pelanggaran HAM pada akhirnya menjadi kasus pelanggaran dan kemudian meluas. Akibat lebih jauh, kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi cenderung menyulut pelanggaran HAM lain yang kian rumit, kompleks, berlarut, dan nyata tidak mudah diurai akar persoalannya.

Demikian catatan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) untuk peringatan Hari HAM 10 Desember mendatang yang diterima redaksi, Jumat (7/12).


Seperangkat instrumen regulasi sektor HAM sebagai alat pemaksa bagi penegakannya relatif telah menjadi ketetapan. Tetapi itu semua tak banyak berpengaruh mengingat dalam praktiknya pengelola pemerintahan dan kenegaraan jauh dari keinginan yang sungguh-sungguh untuk benar-benar memberikan jaminan pemenuhan HAM.

Seluruh kebijakan dan rencana aksi di bidang HAM oleh negara sebagai sesuatu yang bersifat etalatif belaka, lip service dan pemenuhan kepentingan menjaga citra.

Jika harus dirumuskan dengan kalimat yang lebih sederhana, di tangan SBY-Boediono, pemenuhan, perlindungan dan penghargaan atas HAM masih jauh dari harapan "hakikat dari nilai-nilai sejati HAM" itu sendiri.

PBHI meminta SBY-Boediono secara sungguh-sungguh memberikan jaminan perlindungan, penegakan, penghargaan dan pemenuhan HAM serta secara sistematis menghentikan tradisi pembiaran atas terjadinya pelanggaran HAM yang cenderung meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Di tangan SBY-Boediono, negara harus terus menerus hadir, bekerja, serta bertanggung-jawab atas berbagai problema kemasyarakatan yang selama ini seolah-olah tak pernah memperoleh jalan penyelesaian relatifnya sebagai kewajiban negara.

Terakhir, SBY-Boediono harus segera merumuskan agenda strategis yang bermakna memposisikan negara dan kedaulatan rakyat di tangannya sebagai alat nyata bagi perlindungan dan pemenuhan HAM. [ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya