Berita

ilustrasi

Politik

SETAHUN ABRAHAM PIMPIN KPK

Abraham Samad Dapat Rapor Merah

RABU, 05 DESEMBER 2012 | 14:07 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Tidak ada prestasi yang luar biasa yang ditorehkan Abraham Samad di tahun pertamanya memimpin KPK. Alih-alih itu, pemberantasan korupsi yang dilakukan cenderung mengalami kemunduran.

"Hingga saat ini Abraham Samad tidak berani masuk ke akar persoalan sebuah kasus. Koruptor-koruptor yang ditangkap hanya pejabat kelas teri, bukan pucuk pimpinannya," kata Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Masinton Pasaribu, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (5/11).

Dia mencontohkan, dalam megaskandal danatalangan Bank Century Rp 6,7 triliun KPK hanya berani menetapkan Siti Fadjriah dan Budi Mulya sebagai tersangka sementara bos keduanya di Bank Indonesia, Boediono, tidak dijerat. Publik tentu sudah tahu Boediono ikut terlibat dalam kasus Century sebagaimana diputuskan oleh paripurna DPR.

Proses penyidikan kasus Hambalang juga dilakukan hanya berputar-putar saja. Ratusan saksi telah diperiksa, nasib Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menpora Andi Mallarangeng dikatakan tinggal menghitung hari tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan. Dari ratusan saksi dan penyitaan di beberapa tempat yang dilakukan, KPK hanya bisa menetapkan Deddy Kusdinar, mantan kabiro keuangan dan rumah tangga Kemenpora, sebagai tersangka.

"Pimpinan KPK bermental cemen. Sebagai lembaga dengan kewenangan superbody, mestinya prestasinya juga luar biasa. Tapi ternyata Abraham tidak mampu menyentuh lingkaran istana atau kekuasaan," imbuhnya.

Bagi dia, penahanan Jenderal Djoko Susilo juga hal yang biasa-biasa saja. Sejauh ini tak ada indikasi KPK bakal menjerat atasan mantan Kakorlantas Polri itu misalnya Kapolri.

"Rapor prestasi Abraham setahun ini merah," demikian Masinton.

Abraham Samad terpilih sebagai ketua KPK pada 2 Desember 2011 lalu. Bersama tiga pimpinan KPK lainnya yaitu Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja dan Zulkarnaen, Abraham kemudian dilantik secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dua pekan kemudian. [dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya