Berita

ilustrasi/ist

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Untuk Siapa?

SENIN, 22 OKTOBER 2012 | 16:33 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

DELAPAN tahun pemerintahan SBY, pemerintahan ini mengklaim keberhasilannya karena berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi rata rata enam persen. Ini berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, dan negara maju.

Namun pertanyaan besarnya pertumbuhan ekonomi itu untuk siapa?

Jika kita lihat nilai pertumbuhan ekonomi enam persen hanya sekitar Rp 90 sampai dengan 100 triliun (diukur berdasarkan harga konstan tahun 2000). Nilai pertumbuhan ekonomi 6 persen setahun, tidak akan cukup untuk membayar bunga utang dan cicilan utang rokok pemerintah yang jumlahnya dapat mencapai Rp 160 triliun setahun. Belum termasuk cicilan utang dan bunga utang luar negeri swasta.


Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan tidak cukup untuk membayar kewajiban pemerintahan SBY kepada tuan nekolimnya yakni World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), dan pemerintahan AS, Jepang dan Eropa.

Keringat, peluh, dan semua daya upaya rakyat Indonesia, bahkan tidak cukup untuk membayar bunga dan cicilan utang kepada Nekolim. Sementara jumlah utang luar negeri terus meningkat. Saat ini utang pemerintah dalam dan luar negeri mencapai Rp 2000 triliun, dan utang luar negeri swasta mencapai Rp 1000 triliun.

Selain itu jumlah orang miskin di Indonesia terus bertambah, mencapai 110 juta orang, dengan pendapatan dibawah Rp. 13.000 ribu perhari (dibawah 2 dolar PPP).

Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia diupayakan dan dihasilkan hanya untuk kepentingan Nekolim, dan birokrat negara yang korup, dan sama sekali tidak terbagi kepada rakyat Indonesia.

* Penulis adalah peneliti Indonesia Global Justice (IGJ)
[***]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya