Berita

Maroko dan Amerika Serikat Perkuat Kerjasama Hadapi Terorisme di Sahel

RABU, 17 OKTOBER 2012 | 08:55 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Pemerintah Maroko dan Amerika Serikat sepakat memperkuat upaya memerangi aksi terorisme di kawasan Afrika Utara dan Sahel. Kesepakatan ini adalah salah satu hal penting yang dituangkan dalam komunike bersama usai pertemuan strategis kedua negara di Washington DC pada pertengahan September lalu.

Dalam rilis yang dipublikasikan kantor berita Maghreb Arab Press hari Senin lalu (15/10) juga disebutkan bahwa kedua belah pihak akan terus bekerja untuk memperkuat lembaga-lembaga demokrasi dan peradilan pidana untuk melawan ancaman ekstremisme dan kekerasan di Maroko dan kawasan Sahel.

Turunan dari komitmen itu antara lain adalah kesepakatan Rabat dan Washington menyediakan peralatan yang berkaitan dengan pengawasan perbatasan dan keamanan pelabuhan dan pemeriksaan pabean.

Kedua negara juga sepakat memperdalam kerjasama bilateral yang diyakini akan meningkatkan keamanan tidak hanya kawasan Afrika Utara dan Sahel tetapi juga dunia.

Kekhawatiran terhadap persoalan terorisme dan keamanan di Sahel dan sekitarnya semakin menguat menyusul peristiwa penyerangan terhadap Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, yang menewaskan Dutabesar Amerika Serikat bulan lalu.

Masih berkaitan dengan masalah keamanan dan terorisme di Sahel dan Afrika Utara, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ketika berbicara di Majelis Umum PBB di New York akhir September mengatakan bahwa kemungkinan besar penyerangan itu dilakukan oleh kelompok yang memiliki afiliasi kuat dengan jaringan Al Qaeda di kawasan tersebut (AQIM).

Kelompok ini belakangan dipercaya mengontrol kawasan utara Mali yang berbatasan dengan Aljazair.

Sayangnya, menurut pakar Afrika Utara Geoff Porter seperti dikutip dari Huffington Post. Amerika Serikat sulit mengajak Aljazair bekerjasama untuk menanggulangi terorisme yang ada di perbatasan Aljazair dan Mali. Bahkan Aljazair juga tidak bisa diharapkan untuk membantu memerangi kelompok teroris yang masih ada di selatan Libya.

Geoff Porter mengatakan, keengganan Aljazair ini didorong oleh faktor ideologi dan pragmatisme di saat bersamaan.

Aljazair cenderung membiarkan kekacauan di kawasan Sahel terus terjadi dengan bersembunyi di balik prinsip tidak campur tangan. Aljazair, masih menurut Geoff Porter, juga merasa tidak ikut bertanggung jawab untuk membersihkan kekacauan yang ada di Sahel. Namun di sisi lain, dengan mempertahankan sikap itu, Aljazair juga kerap dianggap membiarkan atau bahkan mendorong perkembangan kelompok teroris dan aksi terorisme di kawasan tersebut.

Kamp Tindouf yang berada di baratdaya Aljazair dan menjadi pusat kekuasaan kelompok separatis Maroko, Polisario, belakangan ini juga dianggap sebagai tempat persembunyian kelompok teroris.

Setidaknya, krisis yang dialami Tindouf menyusul penurunan tingkat kepercayaan lembaga donor terhadap Polisario ikut mendorong sekelompok pengungsi di Tindouf yang berasal dari berbagai negara melibatkan diri secara aktif dalam jaringan AQIM. Laporan sejumlah media dan analis asing juga mengatakan bahwa anggota Polisario dari Tindouf juga ikut membantu Muammar Khadafi dalam menghadapi kelompok anti Khadafi tahun lalu. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya