Berita

ist

BCA Harus Jelaskan Keabsahan Gedung Kantor di Kompleks Bundaran HI

SELASA, 02 OKTOBER 2012 | 17:28 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Indonesian Audit Watch (IAW) mendesak Komisi VI DPR RI berani mempertanyakan kepada pemilik dan jajaran Direksi Bank Centeral Asia (BCA) terkait keberadaan kantor pusat bank tersebut dari sisi hukum.

"Kami menduga sejak awal kerjasama antara PT Djarum dan PT Hotel Indonesia Natour (PT HIN) dalam bentuk Build of Transfer (BOT), gedung BCA itu seharusnya tidak bisa berdiri di dalam kompleks Bundaran Hotel Indonesia," ujar Sekretaris Pendiri IAW, Iskandar Sitorus dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Selasa (2/10).

Menurutnya, BCA tidak bisa mengelak dengan mudah, dengan hanya menggunakan alasan bahwa mereka sama sekali tidak terlibat dalam proses awal BOT. Selain karena BCA diduga menjadi sumber pendanaan BOT, BCA juga harus bisa menyebutkan tentang keberadaan gedung BCA itu diatur di dalam pasal berapa dalam MOU BOT.


Selain tidak diatur dalam MOU BOT, kata Iskandar, keberadaan gedung BCA tersebut menimbulkan beban pembayaran konpensasi yang belum dibayar kepada negara setidaknya sebesar 130.000 dolar AS, sebagaimana dinyatakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada penyerahan IHPS I Tahun 2012. Sehingga, keberadaan gedung kantor pusat BCA ini nantinya akan sangat berpotensi menjadi masalah besar dalam transfer aset di akhir perjanjian BOT.

"Tentu ini patut disayangkan sebab BCA yang mengklaim diri sebagai bank yang profesional tapi ternyata sangat senang menciptakan dan merawat sesuatu menjadi bom waktu masalah," katanya.

"Oleh karenanya, Komisi VI DPR RI harus segera menugaskan BPK melakukan audit investigatif atau seminimal-minimalnya dilakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) supaya masyarakat bisa mengetahui mengapa perilaku yang memalukan itu bisa dilakukan oleh Bank BCA," katanya lagi.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya