Berita

Chantal Della Concetta

Blitz

Sexophone Ditegur KPI Chantal Tetap Seksi

SELASA, 02 OKTOBER 2012 | 08:52 WIB

Dia yakin Sexophone tetap lanjut tayang. Alasannya, bukan acara mesum, melainkan edukasi seks harus disebarkan.

Dikemas sex education, acara tengah ma­lam Sexophone-Trans TV yang dipandu Chantal Della Concetta dan psikolog seks Zoya Amirin sering offside, kelewat vulgar. Misalnya saja saat episode Oral Sex. Tampak objek wanita sedang mengulum permen lollypop, juga gambar pasangan lagi ber­cumbu meski ‘susah payah’ disa­mar­kan.

   Serupa tapi tak sama saat Sexophone me­ngusung tema Does Size Matter?, Orgasme dan Foreplay dibutuhkan Wanita. Anehnya, setelah berbulan-bulan tayang, baru per September ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melayangkan teguran.

“Adegan yang menampilkan percakapan tentang rangkaian aktivitas seks dan pe­rilaku seks, tidak sesuai dengan kepatutan yang ber­laku di masyarakat. Pelanggaran ini ter­jadi saat salah satu narasumber pe­rem­puan yang suaranya disamarkan ber­cerita bagai­mana ia melakukan aktivitas seks three­some,” tulis KPI dalam situs resminya yang dikutip, kemarin.

Selain itu, Sexophone menampilkan dan mengeksploitasi tubuh bagian dada dan paha wanita secara dekat. Sexophone juga di­ang­gap KPI terlalu vulgar membahas seks.

“Iini baru teguran pertama, sebenarnya juga ada beberapa acara yang ditegur seperti Kakek-Kakek Narsis. Kami berharap itu bisa dija­dikan pelajaran,” jelas anggota KPI Pusat Nina Mutmainnah kepada pers, kemarin.

Sexophone boleh jadi lebih ‘sopan’ bila tak dipandu ahlinya, Chantal Della Con­cetta.Ya, eks jurnalis dan anchor TV swasta itu be­lakangan memang aktif mengelola talkshow khusus dewasa. Bahkan janda dua anak ini telanjur dikenal berani berpose sek­si dan pernah tampil vulgar di majalah Maxim dan FHM.

Bagaimana reaksi Chantal kala Sexophone disemprit KPI? Dia terkesan cuek dan merasa tuduhan vulgar salah kalau di­alamat­kan padanya.

“Chantal sudah tahu teguran itu. Tapi kalau soal tanggapan teguran, tanya saja ke pro­dusernya. Chantal hanya pembawa acara di sana,” jawab Fya, manajer Chantal kepada Rakyat Merdeka.

 Meski sudah disemprit KPI, Chantal mengisyaratkan Sexophone must go on alias jalan terus. Bahkan Chantal baru saja me­nyelesaikan taping Sexophone episode Mimpi Basah. Menurut Fya, Chantal tetap yakin kalau Sexophone adalah acara pendidikan seks, bukan masuk kategori acara mesum.

“Tapi untuk sementara Chantal be­lum mau ngomong dulu ya,” tukas Fya.

  Dalam pertemuan terakhir, Chantal tidak merasa keberatan diklaim sebagai icon wa­nita seksi. Dia menekankan tak ada yang sa­lah dengan image seksi.

“Seksi itu apaan sih, kamu aja yang ngeres. Buat saya image seksi itu confident. Seksi itu kita merasa nyaman untuk tubuh kita, kenapa kita takut ama tubuh kita,” tuturnya santai.

Semua orang, menurut Chantal, berhak un­tuk menjadi seksi. Baik laki-laki ataupun perempuan. Sebab, setiap orang mempunyai tipikal keseksian yang tak sama.

“Kenapa kita harus takut jadi seksi ter­utama perempuan. Laki-laki juga belum tentu nggak seksi kan, ada faktor seksinya. Mung­kin berbeda dengan perempuan. Mungkin bagi sebagian perempuan, laki-laki pakai kemeja putih udah seksi ataupun lainnya,” lanjut Chantal.

Selain itu, seksi bukan hanya terpaku pada bentuk tubuh yang menawan. Sebuah in­telektualitas bagi Chantal juga menun­jang sebuah keseksian seseorang.

“Perempuan yang pintar menurut saya itu seksi. Perempuan yang percaya diri juga seksi,” tandasnya.

Bagi Chantal, seksualitas menjadi materi edukasi penting yang harus dibagikan orang­tua kepada buah hati. Salah satu pelajaran mendasar adalah soal nama alat kelamin. Bagi Chantal, penggunaan istilah Mr P dan Miss V tidak sepatutnya dihin­dari para orangtua.

“Anak saya, satu perempuan dan satu laki-laki. Di rumah, saya selalu menggunakan kata ‘Mr P’ dan ‘Miss V’ agar anak saya tahu perbedaan sek­sualitas mereka,” katanya.

Chantal menambahkan, dirinya tidak ingin menjadi ibu kebanyakan yang akan mengubah kata tersebut dengan kata yang dianggap lebih sopan.

“Saya tidak menggantinya menjadi ‘burung’ sebab bagi saya kedua kata tersebut bukan jorok, melainkan kata ilmiah,” tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya