Kepolisian Resor Bogor Kota mencatat jumlah kasus tawuran pelajar terus mengalami peningkatan, sepanjang tahun ajaran 2011/2012 tercatat sebanyak 108 kasus.
"Dilihat dari intensitasnya jumlah kasus tawuran pelajar mengalami peningkatan. Untuk Kota Bogor terjadi 108 kasus selama tahun ajaran 2011 hingga 2012," kata Kepala Bagian Operasi Polres Bogor, Kompol Sahroni dalam pemamparannya di acara rapat lintas sektoral penanganan tawuran pelajar di Mapolres Bogor, Jumat (28/9).
Kompol Sahroni mengatakan, data jumlah kasus terkumpul dari laporan peristiwa yang ada di Polsek dan Disdik Kota Bogor. Menurut Kompol Sahroni, potensi tawuran pelajar di Kota Bogor tidak jauh berbeda dengan ibu kota Jakarta.
Pola terjadinya tawuran juga sama, dimana pelajar saling serang satu sama lain karena beberapa faktor diantaranya dendam yang sudah ditanamkan turun-temurun dari senior ke junior serta pertemuan antara kelompok pelajar dari sekolah tertentu dengan sekolah lainnya. Berdasarkan catatan dari Komnas HAM kasus tawuran di Indonesia pada 2011 tercatat 339 kasus dimana 82 orang pelajar meninggal dunia akibat tawuran.
"Perlu disikapi bersama, perbandingan kasus 2010 dan 2011 meningkat, ambangnya sampai 128 kasus," katanya.
Lebih lanjut Kompol Sahroni mengatakan, tawuran terjadi di Kota Bogor merata terjadi di setiap wilayah. Sebaran lokasi yang sering dijadikan sebagai tempat tawuran berdasarkan catatan Polres Bogor seperti Simpang Pomad, Bogor Utara, Warung Jambu, Semeru, Jalan Pahlawan Bogor Selatan, Jalan Pajajaran Bogor Timur.
"Sebarannya hampir setiap wilayah, di BTM Jalan Juanda ini merupakan setra terjadinya tawuran dan menjadi fokus kita dalam mengantisipasinya, begitu juga di Jembatan Merah Jalan Kapten Muslihan, Jalan Ahmad Yani di depan Gor," katanya.
Kompol Sahroni mengatakan, prilaku pelajar saat ini sudah sangat memprihatinkan. Meski saat ini sudah dilakukan pengawalan ketat, pada hari ini (Jumat-red) juga hampir terjadi pecah tawuran. Tidak hanya itu, pelajar bahkan berani menyerang balik anggota Polisi yang mencoba melerai mereka.
"Polisi saja berani mereka lawan apalagi orang tua mereka," katanya.
Berdasarkan catatan Kepolisian ada 13 sekolah di Kota Bogor yang masuk dalam daftar sekolah yang sering terjadi tawuran seperti SMA PGRI 2, SMK Mekanika, SMK Yapis, SMA YZA, SMA YKTB dan masih banyak lainnya.
Menurut Sahroni, Polres Bogor Kota terus melakukan pencegahan tawuran dengan menurunkan personel untuk mengamankan lokasi-lokasi sering tempat berkumpulnya pelajar.
"Kami berupaya mengantisipasi jangan sampai ada jatuh korban," katanya.
Tawuran pelajar telah berdampak sangat luas, selain menyebabkan korban nyawa juga korban materi. Sejumlah mobil yang digunakan pelajar sering dirusak akibat tawuran, selain itu juga tawuran menyebabkan arus lalu lintas menjadi macet.
"Perlu dirumuskan bersama solusi tepat mencegah terjadinya tawuran. Peran orang tua juga harus dilibatkan, sanksi tegas seperti tindak pidana dan tidak ada penangguhan bagi pelajar yang terlibat tawuran perlu ditegakkan," katanya.
Rapat lintas sektoral yang digelar Polres Bogor Kota dipimpin langsung Kapolres AKBP Hilman didampingi Kepala Dinas Pendidikan Fetty Qondariansyah dan Istri Wali Kota Bogor Fauziah Diani Budiator yang juga ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS). Rapat dihadiri sejumlah peserta diantaranya Kapolsek se Kota Bogor, sejumlah Kepala Sekolah, perwakilan siswa dan anggota Satgas.
[arp/ant]