Berita

Parade nusantara/ist

Muak dengan Mafia Pupuk, Parade Nusantara Siapkan Aksi Besar

SELASA, 25 SEPTEMBER 2012 | 21:09 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kusutnya persoalan pupuk di Kementerian Pertanian kerap menjadi faktor utama kelangkaan pupuk subsidi di lapangan.

Hal itu membuat geram Ketua Umum Presidium Dewan Pemimpin Nasional (DPN) Persatuan Rakyat Desa (Parade Nusantara), Sudir Santoso. Dirinya bahkan mengancam akan menggelar aksi besar-besaran di depan Kantor Kementan jika persoalan tersebut masih terus terjadi.

"Masalah pupuk ini sebetulnya masalah klasik, hampir tiap tahun ada saja kelangkaan. Ini tentu tidak bisa dibiarkan dan kami sudah geram dengan persoalan yang kerap membuat panen kami jadi gagal. Presiden harus turun tangan jika tidak kami yang akan turun ke Kementan," tegasnya dalam rilis kepada wartawan, Selasa (25/9).


Dijelaskan dia, karut marut persoalan pupuk di tingkat pusat akhirnya berimbas besar pada petani di daerah dan desa-desa. Dan itu sebetulnya menjadi bukti ketidakmampuan Menteri Pertanian dalam mengatur pengadaan hingga pendistribusian pupuk subsidi.

"Kalaupun menterinya sudah bekerja dengan benar, ya pasti di tingkat bawahnya yang saya duga kuat 'memainkan' pupuk ini. Tidak bisa terus dibiarkan dan bila perlu rombak saja. Kenapa harus takut jika itu demi kepentingan petani Indonesia," lanjut Sudir.

Seharusnya, menurut Sudir, pemerintah bisa menyelesaikan persoalan dengan cepat. Pemerintah pusat bisa menggunakan tiga kuasanya yakni regulasi, intervensi dan subsidi. Jika, tiga hal itu ternyata belum bisa memberikan kejelasan soal pupuk dan persolan masih saja terjadi, patut diduga pasti ada mafia pupuk di dalamnya.

"Mafia pupuk ini lebih jahat dari terorisme. Akibat ulah mereka persoalan pangan jutaan rakyat Indonesia bisa terganggu. Jika pemerintah belum bisa menangani persoalan ini, kami akan gelar aksi besar-besaran. Dan dalam pekan ini kita sedang siapakan semuanya. Jujur, saja saya sudah putus asa dengan ulah mafia pupuk," pungkasnya.

Dugaan adanya mafia pupuk di Kementan diungkapkan oleh Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi. Menurutnya, praktik mafia pupuk bisa terjadi dikarenakan adanya kerjasama ilegal antara pengusaha hitam dan oknum pejabat di dalamnya.

Dari hasil investigasi yang dilakukan Fitra, ditemukan kejanggalan dalam pengadaan paket pupuk hayati dan variannya. Diantaranya, soal perusahaan peserta tender di Paket C untuk pengadaan Dekomposer Cair dan Pupuk Hayati Cair senilai Rp 81 miliar. PT DMP, perusahaan yang dimaksud, pernah berafiliasi dengan terpidana korupsi Wisma Atlet, mantan Bendum Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Lanjut Ucok, perusahaan ini juga pernah tidak diikutsertakan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkup Kementerian Pertanian selama satu tahun. Lantaran, PT DMP dinilai gagal menjalankan pengadaan ternak kambing kacang pada tahun 2011.

"Kenapa pada 2012 sudah bisa ikut tender lagi? Salah satunya tender Pupuk Paket C. Ada apa? Tidak mungkin perusahaan itu bisa dilibatkan lagi dalam pelaksanaan barang dan jasa jika tidak ada permainan dengan pejabat di dalam," ucapnya yakin. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya