Berita

Jokowi

On The Spot

Di Jakarta, Jokowi Tinggal Di Rumah ‘Wong Solo’

Bentuknya Joglo, Dijaga Lima Polisi
SABTU, 22 SEPTEMBER 2012 | 09:02 WIB

Rumah bergaya Jawa itu berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk di Jalan Batu Arab I, Kelurahan† Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rumah yang memiliki pekarang luas ini ramai dikunjung orang yang mengenakan kemeja kotak-kotak.

Kediaman ini diberi nama “Rumah Saya”. Menempati tanah seluas lima ribu meter persegi, ru­mah yang bernomor 3C ini di­keliling tembok setinggi dua me­ter. Gerbang masuk yang me­miliki lebar tiga selalu terbuka. Orang bebas keluar masuk.

Di samping gerbang terdapat papan nama berwarna kuning. Papan itu dipasang dibesi pagar. “Rumah Saya, Joglo manten khas Jawa” tulisan di papan nama yang disertai aksara Jawa ini.

Masuk ke dalam gerbang ter­hampar halaman yang cukup luas. Halaman itu ditutupi rumput hijau yang tampak terawat. Po­hon-pohon tumbuh subur di sini. Di halaman ini juga terdapat tempat parkir yang muat me­nampung 20 mobil.

Di tengah pekarang terdapat la­pangan tenis. Namun sarana olah­raga ini tak bisa dipakai. Sebab di atasnya berdiri dua bangunan ber­atap joglo. Bangunan ini ter­buat dari kayu jati. Konon usia kayunya sudah puluhan tahun.

Di dalam rumah joglo ini di­se­diakan meja oval yang dilengkapi kursi. Semuanya terbuat dari kayu jati. Untuk penerangan di­pasang lampu gantung model la­was. Berada di tempat ini me­ngingatkan kita pada rumah Jawa tempo dulu.

Saat Rakyat Merdeka ber­kun­jung, bangunan dipenuhi penyan­dang cacat. Mereka duduk di kur­si dan kompak mengenakan ke­meja kotak-kotak.

Di samping kanan rumah joglo ini terdapat halaman yang cukup luas. Halaman bisa digunakan acara luar ruang (out door) se­perti pesta kebun dan sema­cam­nya. Di halaman ini berdiri dua gazebo yang juga terbuat dari kayu. Ga­zebo ini bisa dipakai untuk tem­pat berkumpul seka­ligus bersantai.

Di bagian pojok depan hala­man terdapat bangunan yang juga beratap model joglo. Dindingnya sudah dari tembok. Bangunan satu lantai seluas 400 meter per­segi ini dicat warna putih.

Bangunan ini berfungsi seba­gai tempat tinggal. Di jalan me­nu­ju rumah ditempatkan dua pa­tung Gu­polo. Dalam mitos Jawa, makh­luk yang memegang gada ini merupakan simbol penjaga rumah.

Teras rumah dipenuhi meja dan kursi yang terbuat dari rotan. Se­buah gong menjadi menghias te­ras ini.  Puluhan orang yang me­nge­nakan baju kota-kotak terlihat ber­bincang-bincang santai di di sini.

“Selama di Jakarta, Jokowi tinggal di rumah ini, “ kata Zaenal penjaga “Rumah Saya”. Menurut dia, Jokowi pernah ditawari 22 tempat yang akan menjadi tempat menginap selama di Jakarta. Tapi dia memilih tinggal di sini.

Masih menurut Zaenal, Jokowi me­milih rumah ini karena ber­nuansa Jawa dan Solo, daerah asal­nya. Selain itu, rumah ini tak jauh dari warung tegal. Selama ini walikota Solo itu tak sungkan makan di tempat makan masya­rakat golongan bawah. “Kalau tinggal di pemukiman elit sangat susah mencari makanan seperti itu,” katanya.

Zaenal mengatakan, pemilik ‘Rumah Saya’ adalah Rio Sar­wo­no. Dia pengusaha rumah makan yang juga identik dengan kota Solo. “Dia salah satu pemilik ru­mah makan Wong Solo,” katanya.

Jokowi tinggal di sini sejak dua bulan lalu. “Tapi tidak terus me­nerus, hanya seminggu sekali da­tang ke kesini. Biasanya datang Jumat sore dan pulang ke Solo Minggu malam,” kata pria se­tengah baya ini.

Jokowi menggunakan rumah ini untuk tempat istirahat di malam hari. Siang hari, ia meng­habiskan waktu mengunjung warga Jakarta. “Setiap hari ada 48 titik yang harus didatangi,” kata Zaenal.

Lantaran agendanya yang padat, Jokowi baru menginjakkan kaki di sini pada pukul 1 dinihari. Pukul 6 pagi, dia sudah keluar untuk kembali bertemu dengan warga Jakarta.

Selama menginap di sini, Joko­wi hanya ditemani lima orang anggota tim suksesnya. Istri istri dan anaknya tetap tinggal di Solo. Tiga menjelang hari pencoblosan, keluarga diboyong ke sini.

Mengenai masalah penga­ma­nan, lanjut pria yang mengenakan kemeja warna coklat, me­nga­ta­kan rumah dijaga 10 orang. Se­mua­nya warga sekitar.

Sebenarnya, kata Zaenal,  ada ta­waran dari PDIP dan Partai Gerindra untuk membantu pe­ngamanan di tempat tinggal Joko­wi selama di Jakarta. Tapi Jokowi yang menolak.

Namun sejak lolos ke putaran dua pilgub, kepolisian turun ta­ngan ikut menjaga tempat ini. Setiap hari, ada lima polisi yang berjaga di sini.

Menurut Zaenal, sehari se­be­lum pencoblosan rumah ini sa­ngat ramai dikunjungi tim peme­nangan, relawan dan pendukung pasangan Jokowi-Ahok. Bahkan, ungkap Zaenal,  salah satu men­teri terlihat juga datang ke sini. “Tapi beliau (menteri) hanya da­tang sebentar, kemudian pulang lagi,” katanya.

Jadi Gubernur DKI, Pilih Tinggal Di Rumah Dinas

Setelah jadi gubernur DKI, Jokowi akan tinggal di rumah dinas. Ini alasannya. “Rumah dinas itu rumahnya masyarakat,” katanya.

Ia tak tertarik membeli rumah di Jakarta. “Di sini ngapain beli rumah? Kan ada rumah dinas toh, emang nggak boleh ditempati? Masak beli rumah? Mahal. Saya kan orang kampung,” katanya.

Menurut Jokowi, tinggal di rumah dinas gubernur akan mem­buatnya merasa dekat de­ngan rak­yat. Alasannya, semua isi dan fa­silitas rumah dinas itu di­biayai uang rakyat yang dikum­pulkan dari pajak. Dengan tinggal di rumah ini, akan mengi­ngat­kannya untuk selalu mengabdi untuk rakyat.

Jokowi mengaku tak akan memboyong keluarganya ke ru­mah dinas. Ia hanya tinggal di­damping istri. “Anak saya sudah gede-gede. Pindah ke sini paling saya sama istri. Anak-anak saya sekolah di sana (Solo). Sudah kerja di sana,” kata politisi PDIP ini.

Pasangan Jokowi dan Iriana memiliki tiga anak bernama Gib­ran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangerap.

Setelah resmi menjabat guber­nur, Jokowi akan mengulangi kebiasaannya: tak akan me­ngam­bil gaji dan tunjangan. Ia akan menghibahkannya untuk kegi­atan sosial. “Selama masih ada yang miskin, membutuhkan ya biar dipakai yang mem­bu­tuh­kan,” katanya.

Gaji pokok gubernur sesuai Ke­putusan Presiden Nomor 8 Tahun 2001 berjumlah Rp 3 juta per bu­lan. Selain gaji pokok, gaji gu­ber­nur ditambah tunjangan kepala daerah sebesar Rp 5,4 juta. Soal tun­jangan tertuang dalam Kepu­tu­san Presiden Nomor 59 tahun 2003.

Jadi, gaji bulanan yang dibawa pulang gubernur DKI sebesar Rp 8,4 juta per bulan. Jika dikalikan selama 12 bulan, gaji yang dit­e­rima gubernur sebesar Rp 100,8 juta. Jika menjabat 5 tahun gaji yang akan gubernur DKI sebesar Rp 504 juta.

Tapi masih ada berbagai pe­nam­bahan. Gubernur berhak men­dapatkan insentif sebesar 10 kali gaji pokok dan tunjangan jika penerimaan pajak suatu provinsi atau daerah di atas Rp 7,5 triliun. Hal tersebut diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No­mor 69 Tahun 2010.

Saat ini, penerimaan pajak DKI Jakarta mencapai Rp 14,8 triliun. Artinya, gubernur DKI berhak mendapatkan tambahan insentif sebanyak 10 kali gaji pokok dan tunjangan, yakni sebesar Rp 84 juta per tahun.

 Jika dikalikan selama lima ta­hun, uang yang mengalir ke ko­cek gubernur dari insentif pe­ne­ri­maan pajak sebanyak Rp 420 juta. Dengan demikian, penda­p­a­tan gubernur DKI setahun adalah Rp 184,8 juta. Bila menjabat selama lima tahun jumlahnya mencapai Rp 924 juta.

Selama menjabat wali kota Solo, Jokowi mengaku tak pernah mengambil gaji. Gaji wali kota sebesar Rp 7.250.500 ditambah tunjangan Rp 22 juta.

Uang gaji dan tunjangan itu lalu ditukar dengan uang receh Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Uang ini dibagikan kepada warga yang benar-benar miskin.

Dari mana Jokowi menafkahi keluarga? Jokowi mengaku me­miliki bisnis pembuatan mebel ru­mah dan kain. Usaha ini dirintis sebelum jadi wali kota Solo. Peng­hasilannya dirasa cukup un­tuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

Berdasarkan Laporan Harta Ke­kayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harta Jokowi sebesar Rp 27,2 miliar. Jumlah sudah dicek tim KPK saat mendatangi rumah Jo­kowi di Solo pada Juni lalu.

Sering Disewa Artis Untuk Pesta Dan Syuting

“Rumah Saya” tidak hanya ter­kenal sejak digunakan men­jadi tempat menginap Jokowi. Sebelumnya, rumah ini di­gu­na­kan artis untuk menggelar upacara pernikahannya. Seperti yang dilakukan Andara Early saat menikah dengan DJ Wingki.

Tak hanya itu, rumah unik ini juga kerap menjadi lokasi syu­ting video klip. Band yang per­nah syuting video klip di sini adalah The Cangcuters dan The Titans.

Rio Sarwono, pemilik rumah ini tak tinggal di sini. Sehari-hari ini rumah ini kosong. Ha­nya ramai ketika disewa untuk pernikahan dan pesta.

 â€œBapak (Rio) tinggal di rumah lainnya yang letakknya tak jauh dari rumah ini,” kata Zaenal, penjaga “Rumah Saya”.

Masyarakat umum, kata dia, juga bisa memakai meng­gu­na­kan rumah ini untuk acara per­nikahan atau pertemuan yang me­nginginkan nuansa tra­disional. Harga sewanya sebe­sar Rp 20 juta untuk rentang waktu 24 jam pemakaian. “Tapi bila kenal dekat dengan pak Rio harga bisa nego, malah bisa gratis,” katanya.

Zaenal mengungkapkan, r­u­mah ini sebetulnya milik ka­kek artis Ayu Azhari. Pada awal tahun 1990 dibeli Rio Sarwono. Pemilik baru lalu membangun rumah joglo di halaman depan. “Dulu tempat ini sering dija­di­kan majelis taklim,” katanya.

Di inforumahsaya.­blogspot.­com disebutkan tempat ini bisa disewa dengan hitungan per 24 jam atau sehari penuh. Harga sewa seluruh area Rp 18 juta. Jika hanya menyewa rumah rtama Rp 7,5 juta.

Harga sewa rumah joglo di­tambah satu kamar Rp 5,5 juta. Sewa halaman samping plus satu kamar Rp 6,5 juta. Harga sewa halaman depan plus satu kamar Rp 5,5 juta. Jika hanya menyewa kamar dikenai tarif Rp 500 ribu.

Sibuk Pilgub, Belum Kesampaian Nginap Di Rumah Bedeng

Jokowi ingin merasakan nginap di rumah warga biasa. Ru­mah yang hendak dida­ta­nginya adalah milik Bambang, warga Kampung Dalam RT 06 RW 01, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Bangunannya semi per­ma­nen. Lebih mirip bedeng. Le­tak­nya di bantaran kali Ciliwung. Saat musim hujan, air kali yang membelah Jakarta ini kerap menggenangi rumah ini.

Selain menginap, Jokowi juga akan mandi di MCK (Man­di Cuci Kakus) yang kondisinya jauh dari layak. Tidur di tikar ber­teman tikus dan kecoak.

Bambang dan beberapa war­ga di sini telah menyiapkan se­buah kamar berukuran 3x4 me­ter berlantai tikar dan beratap seng. Rencananya, tempat ini akan disediakan untuk Jokowi sebagai bukti dia mampu hidup merakyat.

Namun keinginan itu belum kesampaian hingga Jokowi me­menangkan pilgub DKI putaran dua versi hasil perhitungan ce­pat  (quick count). “Pak Jokowi jadwalnya padat,” kata Koor­dinator Posko Perjuangan Rak­yat, Mustar.

Walaupun begitu, warga tak ke­cewa Jokowi tak jadi me­nginap. “Iya nggak jadi datang, ya sudah kita ngalah saja, nggak apa-apa. Kita tahu ke­sibukan bapak Jokowi kayak gi­mana,” ujar Bambang. [Harian Rakuat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya