Kediaman ini diberi nama “Rumah Sayaâ€. Menempati tanah seluas lima ribu meter persegi, ruÂmah yang bernomor 3C ini diÂkeliling tembok setinggi dua meÂter. Gerbang masuk yang meÂmiliki lebar tiga selalu terbuka. Orang bebas keluar masuk.
Di samping gerbang terdapat papan nama berwarna kuning. Papan itu dipasang dibesi pagar. “Rumah Saya, Joglo manten khas Jawa†tulisan di papan nama yang disertai aksara Jawa ini.
Masuk ke dalam gerbang terÂhampar halaman yang cukup luas. Halaman itu ditutupi rumput hijau yang tampak terawat. PoÂhon-pohon tumbuh subur di sini. Di halaman ini juga terdapat tempat parkir yang muat meÂnampung 20 mobil.
Di tengah pekarang terdapat laÂpangan tenis. Namun sarana olahÂraga ini tak bisa dipakai. Sebab di atasnya berdiri dua bangunan berÂatap joglo. Bangunan ini terÂbuat dari kayu jati. Konon usia kayunya sudah puluhan tahun.
Di dalam rumah joglo ini diÂseÂdiakan meja oval yang dilengkapi kursi. Semuanya terbuat dari kayu jati. Untuk penerangan diÂpasang lampu gantung model laÂwas. Berada di tempat ini meÂngingatkan kita pada rumah Jawa tempo dulu.
Saat Rakyat Merdeka berÂkunÂjung, bangunan dipenuhi penyanÂdang cacat. Mereka duduk di kurÂsi dan kompak mengenakan keÂmeja kotak-kotak.
Di samping kanan rumah joglo ini terdapat halaman yang cukup luas. Halaman bisa digunakan acara luar ruang (out door) seÂperti pesta kebun dan semaÂcamÂnya. Di halaman ini berdiri dua gazebo yang juga terbuat dari kayu. GaÂzebo ini bisa dipakai untuk temÂpat berkumpul sekaÂligus bersantai.
Di bagian pojok depan halaÂman terdapat bangunan yang juga beratap model joglo. Dindingnya sudah dari tembok. Bangunan satu lantai seluas 400 meter perÂsegi ini dicat warna putih.
Bangunan ini berfungsi sebaÂgai tempat tinggal. Di jalan meÂnuÂju rumah ditempatkan dua paÂtung GuÂpolo. Dalam mitos Jawa, makhÂluk yang memegang gada ini merupakan simbol penjaga rumah.
Teras rumah dipenuhi meja dan kursi yang terbuat dari rotan. SeÂbuah gong menjadi menghias teÂras ini. Puluhan orang yang meÂngeÂnakan baju kota-kotak terlihat berÂbincang-bincang santai di di sini.
“Selama di Jakarta, Jokowi tinggal di rumah ini, “ kata Zaenal penjaga “Rumah Sayaâ€. Menurut dia, Jokowi pernah ditawari 22 tempat yang akan menjadi tempat menginap selama di Jakarta. Tapi dia memilih tinggal di sini.
Masih menurut Zaenal, Jokowi meÂmilih rumah ini karena berÂnuansa Jawa dan Solo, daerah asalÂnya. Selain itu, rumah ini tak jauh dari warung tegal. Selama ini walikota Solo itu tak sungkan makan di tempat makan masyaÂrakat golongan bawah. “Kalau tinggal di pemukiman elit sangat susah mencari makanan seperti itu,†katanya.
Zaenal mengatakan, pemilik ‘Rumah Saya’ adalah Rio SarÂwoÂno. Dia pengusaha rumah makan yang juga identik dengan kota Solo. “Dia salah satu pemilik ruÂmah makan Wong Solo,†katanya.
Jokowi tinggal di sini sejak dua bulan lalu. “Tapi tidak terus meÂnerus, hanya seminggu sekali daÂtang ke kesini. Biasanya datang Jumat sore dan pulang ke Solo Minggu malam,†kata pria seÂtengah baya ini.
Jokowi menggunakan rumah ini untuk tempat istirahat di malam hari. Siang hari, ia mengÂhabiskan waktu mengunjung warga Jakarta. “Setiap hari ada 48 titik yang harus didatangi,†kata Zaenal.
Lantaran agendanya yang padat, Jokowi baru menginjakkan kaki di sini pada pukul 1 dinihari. Pukul 6 pagi, dia sudah keluar untuk kembali bertemu dengan warga Jakarta.
Selama menginap di sini, JokoÂwi hanya ditemani lima orang anggota tim suksesnya. Istri istri dan anaknya tetap tinggal di Solo. Tiga menjelang hari pencoblosan, keluarga diboyong ke sini.
Mengenai masalah pengaÂmaÂnan, lanjut pria yang mengenakan kemeja warna coklat, meÂngaÂtaÂkan rumah dijaga 10 orang. SeÂmuaÂnya warga sekitar.
Sebenarnya, kata Zaenal, ada taÂwaran dari PDIP dan Partai Gerindra untuk membantu peÂngamanan di tempat tinggal JokoÂwi selama di Jakarta. Tapi Jokowi yang menolak.
Namun sejak lolos ke putaran dua pilgub, kepolisian turun taÂngan ikut menjaga tempat ini. Setiap hari, ada lima polisi yang berjaga di sini.
Menurut Zaenal, sehari seÂbeÂlum pencoblosan rumah ini saÂngat ramai dikunjungi tim pemeÂnangan, relawan dan pendukung pasangan Jokowi-Ahok. Bahkan, ungkap Zaenal, salah satu menÂteri terlihat juga datang ke sini. “Tapi beliau (menteri) hanya daÂtang sebentar, kemudian pulang lagi,†katanya.
Jadi Gubernur DKI, Pilih Tinggal Di Rumah Dinas
Setelah jadi gubernur DKI, Jokowi akan tinggal di rumah dinas. Ini alasannya. “Rumah dinas itu rumahnya masyarakat,†katanya.
Ia tak tertarik membeli rumah di Jakarta. “Di sini ngapain beli rumah? Kan ada rumah dinas toh, emang nggak boleh ditempati? Masak beli rumah? Mahal. Saya kan orang kampung,†katanya.
Menurut Jokowi, tinggal di rumah dinas gubernur akan memÂbuatnya merasa dekat deÂngan rakÂyat. Alasannya, semua isi dan faÂsilitas rumah dinas itu diÂbiayai uang rakyat yang dikumÂpulkan dari pajak. Dengan tinggal di rumah ini, akan mengiÂngatÂkannya untuk selalu mengabdi untuk rakyat.
Jokowi mengaku tak akan memboyong keluarganya ke ruÂmah dinas. Ia hanya tinggal diÂdamping istri. “Anak saya sudah gede-gede. Pindah ke sini paling saya sama istri. Anak-anak saya sekolah di sana (Solo). Sudah kerja di sana,†kata politisi PDIP ini.
Pasangan Jokowi dan Iriana memiliki tiga anak bernama GibÂran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangerap.
Setelah resmi menjabat guberÂnur, Jokowi akan mengulangi kebiasaannya: tak akan meÂngamÂbil gaji dan tunjangan. Ia akan menghibahkannya untuk kegiÂatan sosial. “Selama masih ada yang miskin, membutuhkan ya biar dipakai yang memÂbuÂtuhÂkan,†katanya.
Gaji pokok gubernur sesuai KeÂputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2001 berjumlah Rp 3 juta per buÂlan. Selain gaji pokok, gaji guÂberÂnur ditambah tunjangan kepala daerah sebesar Rp 5,4 juta. Soal tunÂjangan tertuang dalam KepuÂtuÂsan Presiden Nomor 59 tahun 2003.
Jadi, gaji bulanan yang dibawa pulang gubernur DKI sebesar Rp 8,4 juta per bulan. Jika dikalikan selama 12 bulan, gaji yang ditÂeÂrima gubernur sebesar Rp 100,8 juta. Jika menjabat 5 tahun gaji yang akan gubernur DKI sebesar Rp 504 juta.
Tapi masih ada berbagai peÂnamÂbahan. Gubernur berhak menÂdapatkan insentif sebesar 10 kali gaji pokok dan tunjangan jika penerimaan pajak suatu provinsi atau daerah di atas Rp 7,5 triliun. Hal tersebut diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) NoÂmor 69 Tahun 2010.
Saat ini, penerimaan pajak DKI Jakarta mencapai Rp 14,8 triliun. Artinya, gubernur DKI berhak mendapatkan tambahan insentif sebanyak 10 kali gaji pokok dan tunjangan, yakni sebesar Rp 84 juta per tahun.
Jika dikalikan selama lima taÂhun, uang yang mengalir ke koÂcek gubernur dari insentif peÂneÂriÂmaan pajak sebanyak Rp 420 juta. Dengan demikian, pendaÂpÂaÂtan gubernur DKI setahun adalah Rp 184,8 juta. Bila menjabat selama lima tahun jumlahnya mencapai Rp 924 juta.
Selama menjabat wali kota Solo, Jokowi mengaku tak pernah mengambil gaji. Gaji wali kota sebesar Rp 7.250.500 ditambah tunjangan Rp 22 juta.
Uang gaji dan tunjangan itu lalu ditukar dengan uang receh Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Uang ini dibagikan kepada warga yang benar-benar miskin.
Dari mana Jokowi menafkahi keluarga? Jokowi mengaku meÂmiliki bisnis pembuatan mebel ruÂmah dan kain. Usaha ini dirintis sebelum jadi wali kota Solo. PengÂhasilannya dirasa cukup unÂtuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.
Berdasarkan Laporan Harta KeÂkayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harta Jokowi sebesar Rp 27,2 miliar. Jumlah sudah dicek tim KPK saat mendatangi rumah JoÂkowi di Solo pada Juni lalu.
Sering Disewa Artis Untuk Pesta Dan Syuting
“Rumah Saya†tidak hanya terÂkenal sejak digunakan menÂjadi tempat menginap Jokowi. Sebelumnya, rumah ini diÂguÂnaÂkan artis untuk menggelar upacara pernikahannya. Seperti yang dilakukan Andara Early saat menikah dengan DJ Wingki.
Tak hanya itu, rumah unik ini juga kerap menjadi lokasi syuÂting video klip. Band yang perÂnah syuting video klip di sini adalah The Cangcuters dan The Titans.
Rio Sarwono, pemilik rumah ini tak tinggal di sini. Sehari-hari ini rumah ini kosong. HaÂnya ramai ketika disewa untuk pernikahan dan pesta.
“Bapak (Rio) tinggal di rumah lainnya yang letakknya tak jauh dari rumah ini,†kata Zaenal, penjaga “Rumah Sayaâ€.
Masyarakat umum, kata dia, juga bisa memakai mengÂguÂnaÂkan rumah ini untuk acara perÂnikahan atau pertemuan yang meÂnginginkan nuansa traÂdisional. Harga sewanya sebeÂsar Rp 20 juta untuk rentang waktu 24 jam pemakaian. “Tapi bila kenal dekat dengan pak Rio harga bisa nego, malah bisa gratis,†katanya.
Zaenal mengungkapkan, rÂuÂmah ini sebetulnya milik kaÂkek artis Ayu Azhari. Pada awal tahun 1990 dibeli Rio Sarwono. Pemilik baru lalu membangun rumah joglo di halaman depan. “Dulu tempat ini sering dijaÂdiÂkan majelis taklim,†katanya.
Di inforumahsaya.Âblogspot.Âcom disebutkan tempat ini bisa disewa dengan hitungan per 24 jam atau sehari penuh. Harga sewa seluruh area Rp 18 juta. Jika hanya menyewa rumah rtama Rp 7,5 juta.
Harga sewa rumah joglo diÂtambah satu kamar Rp 5,5 juta. Sewa halaman samping plus satu kamar Rp 6,5 juta. Harga sewa halaman depan plus satu kamar Rp 5,5 juta. Jika hanya menyewa kamar dikenai tarif Rp 500 ribu.
Sibuk Pilgub, Belum Kesampaian Nginap Di Rumah Bedeng
Jokowi ingin merasakan nginap di rumah warga biasa. RuÂmah yang hendak didaÂtaÂnginya adalah milik Bambang, warga Kampung Dalam RT 06 RW 01, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Bangunannya semi perÂmaÂnen. Lebih mirip bedeng. LeÂtakÂnya di bantaran kali Ciliwung. Saat musim hujan, air kali yang membelah Jakarta ini kerap menggenangi rumah ini.
Selain menginap, Jokowi juga akan mandi di MCK (ManÂdi Cuci Kakus) yang kondisinya jauh dari layak. Tidur di tikar berÂteman tikus dan kecoak.
Bambang dan beberapa warÂga di sini telah menyiapkan seÂbuah kamar berukuran 3x4 meÂter berlantai tikar dan beratap seng. Rencananya, tempat ini akan disediakan untuk Jokowi sebagai bukti dia mampu hidup merakyat.
Namun keinginan itu belum kesampaian hingga Jokowi meÂmenangkan pilgub DKI putaran dua versi hasil perhitungan ceÂpat (quick count). “Pak Jokowi jadwalnya padat,†kata KoorÂdinator Posko Perjuangan RakÂyat, Mustar.
Walaupun begitu, warga tak keÂcewa Jokowi tak jadi meÂnginap. “Iya nggak jadi datang, ya sudah kita ngalah saja, nggak apa-apa. Kita tahu keÂsibukan bapak Jokowi kayak giÂmana,†ujar Bambang. [Harian Rakuat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30