Berita

petani tembakau/ist

Petani Tembakau Kecam Rencana FCTC-WHO

RABU, 19 SEPTEMBER 2012 | 14:31 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) bergabung dengan organisasi petani tembakau lain di Asia untuk menentang usulan baru yang mengatur pertanian tembakau melalui Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau, atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Dengan menyarankan pemerintah untuk menghapuskan pertanian tembakau setahap demi setahap melalui usulan pedoman FCTC yang baru ini, maka mata pencaharian sekitar 30 juta petani tembakau di dunia, termasuk petani tembakau Indonesia sangat terancam," kata Sekjen APTI, Budidoyo, di Jakarta, Selasa (18/9).
 
Meski Indonesia bukan penandatangan FCTC, petani tembakau Indonesia tetap merasa khawatir akan usulan pedoman yang semena-mena tersebut. Jika Indonesia sampai menandatangani FCTC, mata pencaharian 1,5 juta petani tembakau di Indonesia bisa musnah.


Rancangan pedoman ini dikenal sebagai "Pasal 17 & 18" dan akan dibahas pada COP 5 (Conference of the Parties), yang akan berlangsung di Seoul, Korea Selatan, pada tanggal 12-17 November mendatang.  175 negara yang telah menandatangani FCTC berhak menghadiri Konferensi untuk memberikan suara.
 
Menurut pria yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) itu, rancangan pedoman telah melenceng dari amanat awal FCTC yang bertujuan untuk menyediakan "bantuan teknis dan keuangan untuk membantu transisi ekonomi bagi petani dan pekerja tembakau yang mata pencahariannya terkena dampak karena turunnya permintaan yang disebabkan oleh program pengendalian tembakau."

Alih-alih membantu petani tembakau, pedoman ini malah dirancang untuk mematikan petani tembakau melalui berbagai pembatasan, mulai dari pembatasan produksi dengan mengatur musim untuk menanam tembakau, pengurangan area yang diperbolehkan untuk menanam tembakau, pelarangan pemberian dukungan keuangan dan teknis untuk petani tembakau, sampai dengan pembubaran semua lembaga yang menghubungkan petani dengan pemerintah

Sementara, Ketua Departemen Advokasi AMTI, Soeseno, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan pengganti tanaman tembakau yang dapat memberikan keuntungan bagi kesejahteraan petani tembakau.

"Kami belum menemukan tanaman pengganti yang dapat memberikan keuntungan setara dengan tembakau, terutama di tempat-tempat yang karena kondisi tanahnya yang sedemikian rupa, hanya dapat ditanami tembakau," kata Soeseno.
 
Sebagai bentuk solidaritas dalam upaya perlawanan terhadap usulan ini di Indonesia, APTI bergabung dengan International Tobacco Growers' Association (ITGA) dalam mendapatkan dukungan global, melalui pengumpulan petisi secara online maupun secara langsung kepada anggota APTI.

Petisi ini berisi permintaan kepada pemerintah untuk menolak usulan yang irasional dan merusak dan agar mengedepankan pendekatan yang lebih realistis dalam membantu petani beradaptasi saat terjadi perubahan permintaan tembakau. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya