Tak lama kemudian, warga mendatangi rumah sederhana itu untuk memastikan asal asap. Setelah tahu bahwa asap berasal dari benda sejenis bom, warga lantas melaporkannya ke pihak kepolisian. Bagaimana kondisi rumah buronan terduga teroris ini berikut ini liputannya; Police line masih terpasang di pintu masuk rumah terduga teroris Toriq yang berada di Jalan Teratai 7, RT 02 RW 04 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, kamis siang (6/9).
Dua papan berukuran sedang juga dipasang di depan pintu masuk agar tidak ada masyarakat yang memasuki rumah warna kuning itu. “Keluarganya masih diperiksa di polisi. Sedangkan Toriq kabur entah kemana,†kata tetangga Toriq, H Sarna.
Sarna mengatakan, setiap hari ruÂmah itu dihuni Toriq, istri, ibuÂnya dan anaknya yang baru berÂumur tiga tahun. “Tapi ia jarang di rumah lebih sering keluar,†kata pria berumur 60 tahun.
Ia menilai, Toriq termasuk orang yang jarang bergaul dengan tetangga sekitar. Bahkan ia jarang berjamaah dengan warga sekitar. “Tapi rajin sholat sendiri di rumah,†katanya.
Ketua RT 02 RW 04 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Subagyo tidak menyangka kalau ToÂriq adalah seorang teroris. “SeÂcara pribadi nggak menyangka. Dia kan warga asli sini, lahir pun disini. Jadi nggak ada hal yang mencurigakan,†katanya.
Pria yang memakai kemeja warÂna kuning ini mengatakan, seÂlama ini warga sama sekali tidak melihat hal-hal mencurigakan yang dilakukan pria satu anak itu, dan tidak pernah melihat memÂbawa barang-barang pembuat bom. “Sama sekali tidak ada yang mencium. Ketahuan juga keÂmaÂrin karena ada asap,†katanya.
Namun tiga hari sebelum keÂjaÂdian, Toriq sempat menerima tamu tiga pria berjenggot, berÂbaÂdan tegap. Menurutnya, pria berÂumur 32 tahun ini kerap bertemu dengan pria berjanggut tersebut, akan tetapi warga sekitar tidak terlalu mempedulikan lantaran Toriq dikenal sebagai sosok penÂdiam, dan kurang bergaul.
Apalagi, ia sejak lahir berada di kampung tersebut. “Saya saja datang sejak tahun 1979, orang tuanya sudah tinggal di sini,†katanya. Kendati bergaul dengan pria-pria berjanggut, Toriq tetap berbusana seperti masyarakat lainÂnya. Ia menggunakan kaos, dan celana pendek.
Ia menceritakan, Rabu sore (5/9) kepulan asap putih keluar dari rumah Toriq, yang sehari-harinya membuka konter HP, membuat warga curiga, karena sempat meÂlihat Torik tengah meracik seÂsuatu di rumahnya. “Makanya, baÂnyak bubuk mesiu yang berÂceceran di belakang rumah,†katanya.
Warga pun mendobrak pintu beÂlakang rumah karena khawatir ada kebakaran. Mereka ingin memadamkan sumber asap. NaÂmÂun reaksi Torik tidak diduga kaÂrena ia langsung yang menutup pinÂtu dan tindakannya membuat warga malah curiga.
Namun, ketika pintu berhasil diÂbuka warga, mereka melihat ToÂÂriq tengah membersihkan buÂbuk tersebut di lantai. Kemudian dia melarikan diri, dan sebagian buÂbuk mesiu dibuang di got beÂlaÂkang rumahnya.
Orang tua dari Muhamad ToÂriq, Iyot mengaku tidak meÂngeÂtaÂhui apa yang dilakukan anaknya selama tinggal bersamanya. Dia baru mengetahui ada bom rakitan saat warga beramai-ramai menÂdatangi rumahnya karena melihat kepulan asap.
“Ibu lagi di depan, dia di belaÂkang. Ibu enggak tahu dia ngaÂpain,†kata Iyot di Polsek Tambora.
Saat warga berbondong-bonÂdong mendatangi rumahnya, waÂnita berumur 60 tahun ini baru meÂnyadari rumah yang didoÂmiÂnasi warna kuning itu sudah diÂliputi asap. “Tahu-tahu ada asap, asap dari bubuk itu,†ujar Iyot yang mengaku tidak mengetahui nama bubuk tersebut.
Dia mengaku tidak mengetahui di mana keberadaan Toriq yang kesehariannya berjualan pulsa di depan rumah. “Toriq enggak ada sekarang, enggak tahu ke mana,†katanya. Menurutnya, anaknya itu meÂmang membuka kios penÂjualan pulsa dan perbaikan teleÂpon gengÂgam. Bapak satu anak itu kerap ke luar rumah sejak puÂkul 05.00 pagi, dan baru pulang pada pukul 3 sore.
Iyot menambahkan, anaknya itu berencana untuk pergi ke AmÂbon. Bahkan selama beberapa buÂlan ini, Toriq sering menerima tamu tengah malam, seorang laki-laki berperawakan kurus meÂmaÂkai celana gantung.
Rumah Toriq berad di pemuÂkiÂman padat penduduk di TamÂbora, Jakarta Barat. Dari Jalan utama ke rumah terduga teroris ini harus melewati jalan kurang dari satu meter sepanjang 300 meter yang hanya muat dilewati sepeda motor.
Rumahnya yang terbilang seÂderhana ini cukup mencolok kaÂreÂna dicat warna kuning dengan logo Indosat. Atap rumah terbuat dari asbes, ukurannya 8x7 meter.
Pintu masuk rumah terkunci rapat. Police line dan dua papan kayu melintang di pintu berÂukÂuÂran kurang dari satu meter. DiÂdeÂpannya tertempel jadwal imsaÂkiÂyah Ramadhan tahun 2012 dan juga ditempel doa keÂseÂlaÂmaÂtan. Tak hanya itu, pintu belakang rumah juga diberi Police line.
Selama penggeledahan di ruÂmah satu lantai ini, polisi meÂngaÂmankan barang bukti seperti beÂlerang, arang, potasium, serbuk almunium, paku sebanyak dua dus, paralon sepanjang empat meÂter, dan lakban.
Barang bukti lainnya berupa peÂralatan elekÂtronik untuk switch, batere semÂbilan volt sebanyak empat buah, dan beberapa detoÂnaÂtor. Ada juga lima potong paraÂlon ukuran 25 cm berisi bahan peledak yang suÂdah dilakban tanpa power.
Kabur, Toriq Masih Gunakan Sarung
Kepala Biro Penerangan MaÂsyarakat Polri, Boy Rafli Amar menghimbau agar Toriq segera meÂnyerahkan diri, karena deÂngan melarikan diri malah akan membuat anak istrinya merasa tidak tenang. “Kita imbau keÂpada saudara M Toriq untuk kemÂbali, kasihan orang tua, anak dan istrinya,†katanya.
Menurutnya, tim Densus 88 sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan ia meÂminta Toriq datang dan menÂjelaskan motif dari tindakannya. “Apa motifnya, menyimpan, meÂmiliki barang yang bisa memÂÂbahayakan diri sendiri, keÂluarga dan orang tua,†katanya.
Ia meminta kepada maÂsyaÂraÂkat yang mengetahui keÂbeÂraÂdaan Toriq agar segera meÂlapor kepada pihak keÂpoÂliÂsian.â€Jika ada yang tahu kondisinya, bisa segera dilaporkan kepada polisi,†katanya.
Boy berterima kasih kepada warga yang berinisiatif meÂlaÂporÂkan temuan tersebut pada piÂhak kepolisian. “Inilah bentuk partisipasi masyarakat baÂgaiÂmana menghadapi ancaman terÂkait hal-hal yang memÂbaÂhaÂyaÂkan masyarakat,†katanya.
Kepala Bidang Hubungan MaÂsyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Rikwanto meÂngatakan, pelaku pembuat bom rakitan, Muhammad Toriq, diduga terkait dengan Muchsin, Bayu, Farhan, dan Firman. MeÂreka masuk dalam kelompok teroris Solo.
Polisi berpangkat Komisaris BeÂÂsar (Kombes), mengatakan haÂsil keterangan yang diÂperÂoleh pihak kepolisian menunÂjukkan Toriq diduga memiliki kaitan dengan peristiwa di Solo dan Depok.
“Namun, kami belum meÂneÂmukan adanya peranan, posisi atau struktur diantara para terÂduga yang ditangkap beÂlaÂkaÂngan ini. Tim Densus yang nanÂtinya akan mengungkap benang merah tersebut,†katanya.
Ia menjelaskan, ada info poÂros kelompok teroris yang ada di Poso, Solo, dan Jakarta. NaÂmaun, hal tersebut masih ditÂeÂluÂsuÂri lebih lanjut oleh tim Densus 88. Itu termasuk target sasaran dari kelompok tersebut.
Rikwanto menjelaskan, peÂneÂmuan benda yang diduga bom rakitan ini bermula dari kecuÂriÂgaan masyarakat sekitar. MereÂka melihat ada kepulan asap dari rumah Iyot ibu kandung Toriq.
“Awalnya, warga menyangka terjadi kebakaran. Lalu, warga mendatangi rumah tersebut dan mendapati benda itu yang diÂduga dimiliki Muhammad ToÂriq,†katanya.
Saat warga mendekat, lanjutÂnya, Toriq justru kabur dengan masih mengenakan sarungnya. Toriq lari ke arah Jembatan Lima. Tim Gegana langsung meÂngamankan benda berbahaya itu untuk diteliti lebih lanjut.
Dalam penggeledahan di ruÂmah Toriq yang berada di Jalan TeÂratai 7 RT 02/04 Kel JemÂbaÂtan Lima, Tambora , Jakarta BaÂrat, polisi mengamankan buku panÂduan agama dan cara berjihad.
“Buku yang berhasil diÂamanÂkan berjumlah 11, buku ada yang asli dan dalam bentuk foÂtoÂcopy. kami juga menemukan beberapa lembaran cara meÂrakit bom berserta gambarnya. Itu bentukÂnya semacam fotoÂcopy dan ada tulisan tangan juga,†katanya.
Toriq merakit bom tersebut di dalam kamarnya sendiri. Semua bahan-bahan pendukung sudah disediakan di dalam kamar itu, tetapi belum diketahui berapa lama dan waktunya kapan dia meÂracik bom yang diduga untuk melukai seseorang. Sebab, di kaÂmarnya juga ditemukan dua botol paku yang diduga akan diÂmasukkan ke dalam bom. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30