Setelah resmi jadi ketua BangÂgar, Noor Supit langsung tanÂcap gas. Di hari pertama menÂjabat, dia mengumpulkan angÂgota Banggar untuk menggelar rapat internal.
Sekitar pukul 10.00 WIB, satu per satu anggota Banggar dari berÂbagai fraksi berdatangan. Tiga pimpinan Banggar lainnya yakni Tamsil Linrung dari Fraksi PKS, Djoko Udjianto dari Demokrat dan Olly Dondokambey dari FrakÂsi PDIP terlihat mengikuti rapat.
Rapat berlangsung sejam dan tertutup untuk umum. Mengintip dari celah kaca di pintu masuk, terlÂihat ada pembicaraan serius para anggota Banggar. Noorsupit duduk di bangku nomor dua dari sebelah kanan.
“Kami membicarakan soal baÂgaimana mengembalikan citra Banggar yang saat ini menjadi soÂrÂotan banyak pihak. Semangat peÂrubahan itu ada, tinggal baÂgaiÂmana cara melakukannya. Itu yang sedang dipikirkan,†kata Noor Supit seusai rapat.
Tak seperti anggota Banggar lainÂnya, Noor Supit ogah buru-buru meninggalkan ruang BangÂgar di lantai dua gedung NuÂsanÂtara II. Bekas wakil ketua Fraksi Partai Golkar DPR ini masuk ke ruangan di sebelah kiri ruang Banggar
Daun pintu yang terlihat masih baru itu pun. Noor Supit masuk ke dalam didamping pejabat sekretariat Banggar. Ruangan ini adalah ruang kerja pimpinan Banggar.
Bentuknya memanjang dengan ukuran 3x4 meter. Ada empat meja kerja yang ditempatkan berhadap-hadapan. Inilah meja kerja untuk ketua dan tiga wakil ketua Banggar. Meja untuk Noor Supit terletak di sebelah kanan.
Meja kerja untuk Noor Supit terÂlihat masih “bersihâ€. Tak terÂlihat ada tumpukan berkas mauÂpun peralatan kerja di atasnya. BeÂgitu juga tiga meja kerja pimÂpinan lainnya.
“Saya memang belum pindah ruangan. Barang-barang pribadi miÂlik saya masih berada di ruang kerja saya di lantai 12 gedung NuÂsantara I DPR,†kata Noor Supit.
Tak ada sekat yang meÂmiÂsahÂkan meja kerja pimpinan. Hanya ada pembatas setinggi 1,5 meter. Pembatas ini kerap kita temui di perÂkantoran. Karena pemÂbaÂtasÂnya tidak tinggi, dari meja yang satu bisa melihat ke tiga meja lainnya.
Corak dinding dan lantai ruaÂngan pimpinan ini sama seperti yang ada di ruang rapat Banggar. Bedanya, kursi di ruangan pimÂpinan Banggar tak berwarna hiÂtam. Bentuknya juga tak meÂmanÂjang ke atas. Di sini kursinya seÂperti sofa. Layaknya kursi di ruang tamu. Warna cokelat.
Tak banyak kata yang dikeÂluarÂkan Noor Supit saat melihat meja kerjanya. Dia lebih banyak menÂdeÂngarkan penjelasan seorang staf sekretariat Banggar.
“Sepertinya ke depan, saya memilih untuk bekerja di ruangan pribadi di Nusantara I DPR keÂtimÂbang di ruang pimpinan BangÂgar,†ungkapnya.
Kenapa? Noor Supit tak meÂrasa memiliki privasi di ruang kerÂjanya sekarang. Walaupun meja kerja pimpinan terpisah, naÂmun kata dia, posisinya terbuka dan bisa saling lihat.
“Masak kaya ruangan pegawai biasa, tidak ada privasi sama seÂkali. Mendingan di ruangan kerja saya, ada ruangan khusus yang bisa saya manfaatkan untuk hal-hal privat,†katanya sambil meÂlangkah ke arah gedung NuÂsanÂtara I DPR.
Anggota Komisi XI DPR ini heÂran dengan renovasi ruang BangÂgar yang menelan dana samÂpai puluhan miliar. KeÂnyaÂtaanÂnya, ruang pimpinan Banggar jauh dari mewah.
“Ukuran ruanganya saja masih jauh lebih kecil dibanding dengan ruangan kepala bagian di linÂgÂkuÂngan pemerintahan. Sudah kecil, harus dibagi dengan pimpinan lainnya. Jadi di mana letak meÂwahnya,†tegasnya.
Karena itu, Noor Supit meÂmiÂlih lebih banyak beraktivitas di ruaÂngan kerjanya di gedung NuÂsantara I. Ia hanya akan sesekali saja singgah ke ruangan pimpinan Banggar.
“Biar jarang masuk ke ruangan kerja pimpinan, bukan berarti saya jarang ke Banggar. Justru ke depan, akan lebih banyak rapat internal bila sedang tidak ada jadwal raker dengan para mitra kerja,†tegasnya.
Noor Supit tampaknya tak mau meÂnyia-siakan waktu. Setelah mengÂgelar rapat internal dan meÂlihat ruang kerjanya, dia langsung menggelar rapat dengan Menteri Keuangan Agus Martowardoyo. Rapat ini membahas laporan Panja Aset Negara.
“Saya yang langsung meÂmimÂpin rapatnya. Jadi tidak ada waktu untuk beradaptasi, karena tugas begitu menumpuk. Makanya saya langsung pimpin rapatnya,†ujarnya.
“Jadi Ketua Banggar, Saya Turun Jabatanâ€
Menjadi ketua Badan AngÂgaran DPR, Ahmadi Noor Supit merasa “turun jabatanâ€. Sebab dia harus melepaskan jabatan wakil ketua Fraksi Partai GolÂkar DPR.
“Saya sudah mundur dari posisi Wakil Ketua Fraksi GolÂkar. Sebenarnya, jabatan di BangÂgar ini lebih rendah diÂbanding posisi saya di Fraksi. Tapi karena ini perintah partai, saya harus siap jalankan,†kata Noor Supit.
Menurut Noor Supit, sebagai wakil ketua fraksi bidang ekoÂnomi dan keuangan, dirinya memÂbahas banyak persoalan. Salah satunya masalah anggaÂran. Kini dia hanya fokus di perÂsoalan anggaran semata.
Ia juga menganggap secara struktur jabatan di fraksi lebih tinggi ketimbang di Banggar yang merupakan alat keÂlengÂkapan dewan.
“Banggar itu salah satu biÂdang kerja yang saya tangani di fraksi, disamping tugas lainnya. Tapi kini saya hanya fokus pada satu bidang saja, jadi lebih renÂdah kan. Apalagi, fraksi juga amÂbil peran dalam pergantian alat kelengkapan,†terangnya sambil tersenyum.
Walaupun mundur dari wakil ketua fraksi, Noor Supit masih memegang jabatan di DPP ParÂtai Golkar. Ia masih duduk seÂbagai ketua Badan PemenÂanÂgan Pemilu (Bappilu) Partai GolÂkar. Jabatan ini, menurut dia, sangat strategis bagi partai.
“Kalau di Bappilu, saya tidak munÂdur. Karena partai juga tiÂdak akan mengizinkan kalau saya melakukan itu,†ungkapnya.
Apa lesibukan sebagai ketua Bappilu tak akan mengganggu tugasnya sebagai ketua BangÂgar? Menurut dia, kedua posisi yang sangat strategis ini bakal banyak menyedot waktunya.
Namun dia sudah bertekad unÂtuk bisa menjalankan kedua tuÂgas dengan baik. Apalagi, parÂtainya sudah memilihkan duduk di Banggar.
“Partai juga menuntut saya unÂtuk bisa optimal dalam beÂkerÂja. Ini yang saya bilang, seÂdiÂkit banyak akan memÂpeÂngaÂruhi, khususnya masalah waktu,†kata anggota Komisi XI DPR ini.
Untuk bisa menjalankan keÂdua tugas ini, Noor Supit akan menerapkan skala prioritas. NaÂmun saat ini dia ingin lebih foÂkus untuk membenahi Banggar.
“Enaknya partai itu, kita kan kerÂja tim. Sebab ini organisasi, tenÂtu banyak dipenuhi oleh peÂngurus lain. Jadi kalau dulu saya lebih sering ke dapil, besok mungÂkin sedikit berkurang dan hanya memantau dan menerima laporan saja,†terangnya sambil tertawa pelan.
Stop Rapat Di Hotel Biar Nggak Dicurigai Publik
Sejumlah anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR terÂjerat kasus permainan anggaran. Ada yang sudah diseret ke peÂngadilan. Citra Badan ini pun keÂlam. Sebagai ketua Banggar yang baru, Ahmadi Noor Supit ingin mengubah citra ini. CaraÂnya dengan menggubah meÂkaÂnisÂme pembahasan anggaran.
Menurut dia, dulu banyak yang menganggap Banggar terÂtutup dan penuh intrik. Di eraÂnya akan diubah menjadi transÂparan. Pembahasan anggaran bisa diketahui semua orang.
“Kita sudah memiliki visi misi yang sama, yakni adanya perubahan. Hal pertama kita akan buat rapat lebih transparan dan berjalan lebih awal. Tidak ada lagi rapat-rapat tertutup,†tandas Noor Supit.
Karena transparan, dia berÂhaÂrap semua orang bisa terus memÂpelototi setiap rapat kerja dan pengambilan keputusan di Banggar. Sehingga, bisa meneÂpis permainan anggaran yang selama ini kerap dituduhkan keÂpada para anggota Banggar.
Bila perlu, lanjut Noor Supit, Banggar akan menghindari raÂpat-rapat di luar DPR, seperti di hotel. Selain untuk menghindari kecurigaan publik, juga bisa meÂnghemat keuangan negara.
“Kita punya ruangan bagus di sini, buat apalagi rapat di luar. Dikhawatirkan, kita yang benar-benar ingin rapat di luar, dituÂduh ada main proyek dan seÂbaÂgaiÂnya. Daripada itu terjadi, menÂdingan dihilangkan saja,†ujarnya.
Menurut politisi Partai GolÂkar, dengan mekanisme raÂpat di Banggar yang transparan tentu bisa dipantau banyak pihak. TerÂmasuk oleh Komisi PembÂeÂranÂtasan Korupsi (KPK). Silakan KPK mengirim tim untuk meÂngawasi rapat di Banggar.
“Tapi kalau maksud dari keÂterlibatan KPK itu artinya dia duÂduk bersama kami di dalam satu forum rapat, itu yang tidak bisa. Dalam undang-undang, tiÂdak ada aturan bahwa KPK berÂhak ikut serta rapat satu meja deÂngan Banggar,†terangnya.
Ia yakin mekanisme rapat yang lebih transparan bisa meÂngangkat kembali citra BangÂgar. “Saya bukan Superman atau pun pesulap yang tinggal bim salabim bisa berubah. Yang penting, pandangan kita sesama anggota Banggar sama dan ada kemauan untuk berubah. Itu suÂdah cukup,†tegasnya.
Saat melantik Noor Supit, Wakil Ketua DPR Anis Matta juga berpesan agar Banggar beÂruÂbah. Sehingga ke depan tidak ada lagi anggotanya yang terjeÂrat permainan anggaran dan tak lagi digeledah KPK.
“Kita perlu menghasilkan keÂputusan yang memberi berkah bagi negara kita juga berharap tempat ini suatu waktu tidak diÂgeledah,†kata Anis Matta. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30