Sebagai kota, provinsi dan ibukota negara, beban masalah yang ada di Jakarta sangatlah banyak. Mulai dari masalah sosial, ekonomi, lingkungan, kesehatan, pendidikan dan masalah-masalah lainnya.
Dalam kapasitasnya sebagai ibukota negara, perwakilan seluruh dunia ada di Jakarta. Penduduk Jakarta sangatlah heterogen. Jakarta adalah pintu gerbang dunia.
"Untuk itu Jakarta harus dipimpin oleh orang yang ahli. Jakarta harus dipimpin oleh orang yang piawai," ujar tokoh masyarakat Jakarta, Asraf Ali kepada Rakyat Merdeka Online belum lama ini (Sabtu, 18/8).
Agar laju "kapal" Jakarta dengan beban besar bisa tetap melaju stabil, katanya, maka pemimpin Jakarta haruslah orang yang tidak hanya punya kapasitas dan tegas dalam bertindak, tapi juga punya pengalaman yang cukup dalam mengelola pemerintahan.
"Jakarta juga harus dipimpin orang dengan kemampuan intelektualitas yang mumpuni dan jujur," sambung anggota DPRD DKI Jakarta itu.
Asraf berharap, warga Jakarta teliti dengan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang bersaing pada putaran dua September nanti. Ia mengimbau warga tak terpengaruh dan terjebak pada pencitraan yang hanya mengandalkan opini manis yang dibuat oleh calon maupun tim sukses calon. Warga tidak memilih calon yang mencitrakan diri sebagai pembawa perubahan padahal tidak punya pengalaman dalam merubah sesuatu.
"Jangan mau digiring dengan bungkusan yang bagus," imbaunya.
Sementara bagi Asraf, Fauzi Bowo memenuhi syarat dan punya karakter sebagai pemimpin yang dibutuhkan Jakarta. Pengalaman bergaul setiap hari dengan Fauzi Bowo membuat Asraf yakin Fauzi Bowo punya kemampuan, paham masalah dan ahli mengatasi permasalahan yang ada di Jakarta. Fauzi Boeo ia juga punya pengalaman dalam tata kelola pemerintahan DKI lebih dari cukup.
"Tapi memang Foke itu orang eksak, terkadang menyampaikan sesuatu tidak seperti orang lain yang pandai beropini," katanya.
Sekarang ini, katanya, pembangunan di Jakarta sudah pesat dan berjalan cukup kencang. Sehingga kalau dipimpin orang baru yang tidak paham dengan Jakarta, maka akan mengganggu laju pembangunan itu sendiri.
"Jadi jangan mundur lagi," tandasnya.
[dem]