Pengurus Besar Persatuan BuÂlutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI)
Pengurus Besar Persatuan BuÂlutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI)
Namun, banyak masyarakat bulutangkis meminta agar PBSI mencari sosok pelatih yang memÂpunyai program yang jelas untuk mengembalikan kejayaan buÂlutangkis Indonesia yang seÂdang terpuruk.
Salah satunya diungkapkan bekas pebulutangkis nasional, Joko Supriyanto kepada Rakyat Merdeka. Menurutnya, sosok figur pelatih sangat menentukan bagi kesuksesan pemain, sehingÂga PBSI tidak boleh salah memiÂlih orang.
“Pelatih tidak perlu dari luar (pelatih asing), karena masih banyak pelatih-pelatih kita yang berkompeten. Yang terpenting, program pembinaan prestasinya jelas,†kata Joko.
Lanjut juara dunia bulutangkis 1993 ini, sejak ditangani pelatih Li Mao perestasi bulutangkis InÂdonesia menurun drastis. SoalÂnya, pelatih yang pernah menaÂngani tim Malaysia dan Korea SeÂlatan ini dianggap tidak memiÂliki program pelatihan yang jelas.
“Saya lihat, ada atau tidak Li Mao, tidak berpengaruh bagi atlet kita. Justru, pemain banyak yang mengeluh dengan cara keÂpelatihan dia yang janggal, yang menganggap pelatihan fisik tiÂdak perlu. Wajar kalau saat berÂtanding tiga set pemain kita selaÂlu kalah,†cecar Joko.
Menurutnya, ke depan PBSI harus mencari pelatih yang bisa membawa perubahan di ‘CipaÂyung’. Selain memiliki program yang jelas, pelatih harus bisa merangkul pemain agar lebih memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan pemain untuk meningkatkan kemampuannya.
Joko juga menuturkan, pelatih Pelatnas bisa diambil dari bekas pemain bulutangkis yang prestaÂsiÂnya sudah teruji. “Namun, seÂlain berpreastasi, tentunya mereÂka harus mengetahui teknik-tekÂnik kepelatihan dan memenuhi syarat-syarat menjadi seorang pelatih. Jadi, tidak cukup hanya mantan pemain nasional berpresÂtasi,†tegasnya.
PBSI sudah menyatakan tidak lagi memperpanjang kontrak Li Mao yang habis bersamaan seleÂsainya Olimpiade 2012 di LonÂdon. Kendati kontraknya belum berakhir, Li Mao yang menaÂngani Pelatnas Cipayung sejak 2010 telah lebih dulu pulang ke ChiÂna pada awal Juli 2012. BahÂkan, dia tidak mendampingi peÂmain berlaga di Olimpiade.
Sejumlah sumber menyebutÂkan, kepulangan lebih awal peÂlatih tunggal putra itu terkait keÂgagalan tim bulutangkis IndoÂnesia saat berlaga di ajang Piala Thomas dan Uber di Wuhan beÂbeÂrapa waktu lalu.
Puncaknya pada Olimpiade 2012, tim bulu tangkis Indonesia juÂÂga meraih hasil paling buruk seÂjak cabang olahraga itu diperÂtanÂdingkan pada Olimpiade BarceloÂna 1992. Indonesia gagal perÂtaÂhanÂkan tradisi medali emas. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05