Berita

Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama

On The Spot

Boleh Dipakai, Tapi Bayar Listrik Dan Air Sendiri

Dukung Jokowi-Ahok, Djan Faridz Pinjamkan Rumah
SELASA, 07 AGUSTUS 2012 | 11:07 WIB

Hubungan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali dengan Djan Faridz, memanas. Penyebabnya, sikap Djan yang mendukung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Padahal, di putaran dua Pilgub DKI, partai merapat ke Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Salah satu bentuk dukungan Djan terhadap Jokowi-Ahok ada­lah meminjamkan salah satu rumahnya untuk digunakan se­bagai markas tim sukses  pasang­an yang diusung PDIP dan Ge­rindra itu.

Seperti apa rumah Djan yang jadi markas timses Jokowi-Ahok? Yuk kita intip.

Dwi duduk mengetik di depan komputer. Sesekali dia meng­ang­kat telepon yang berdering. “Saya sedang menyiapkan agenda Pak Jokowi selama Ramadhan di Ja­karta,” akunya.

Perempuan berjilbab merah jam­bu ini bekerja di salah satu ruangan rumah bernomor 22 di Ja­lan Borobudur, Menteng, Jak­arta Pusat. Inilah rumah Djan yang dipakai timses Jokowi-Ahok.

Menurut Dwi, setiap hari ru­mah ini dipakai untuk meran­cang agenda kegiatan Jokowi selama di ibu kota. Rumah ini juga men­jadi tempat penimbunan logis­tik kampanye. “Bila sudah penuh, baru se­bagian logistik disimpan di ru­mah Pak Boy Saidikin yang letak­nya tak jauh dari sini,” kata dia.

Boy adalah ketua tim sukses Jokowi-Ahok. Politisi PDIP itu di­ketahui memiliki sebuah rumah yang juga terletak di Jalan Boro­budur. Dulu, rumah itu ditempati ayahnya, Ali Sadikin, bekas gu­bernur Jakarta.

Selain Dwi, ada empat staf sek­retariat dan seorang staf urusan logistik yang ngantor di rumah Djan Faridz. Tiga sekuriti juga di­tempatkan di sini untuk menjaga keamanan.

Apakah rumah ini sudah jadi markas relawan Jokowi-Ahok? “Kalau relawan jumlahnya tidak bisa dihitung karena banyak dan datang silih berganti,” katanya.

Dwi mengungkapkan, Jokowi jarang datang ke sini. Selama di Jakarta, Wali Kota Solo itu lebih sering ke lapangan untuk bertemu masyarakat. “Paling dia ke sini waktu rapat penting saja. Yang paling sering Pak Boy Sadikin,” bebernya.

Muhammad Taufik, juru bicara pasangan Jokowi-Ahok menga­takan rumah yang jadi markas timses meman dipinjam dari Djan Faridz. “Kebetulan saya berte­man dekat dengan Pak Djan Fa­ridz, akhirnya saya pinjam ru­mahnya untuk markas tim kam­panye,” akunya.

Tim sukses mulai menempati rumah ini sejak Maret. Tak lama setelah Jokowi-Ahok dideklara­sikan sebagai pasangan calon gu­bernur dan wakil gubernur Ja­karta dari PDIP dan Gerindra.  “Ka­mi pinjam selama pilkada ini ber­langsung dan gratis,” kata Taufik.

Ketua Gerinda Jakarta ini me­minjam rumah Djan karena se­lama ini kosong. Rumah ini juga luas. Letaknya strategis di Men­teng. Dengan berbagai alasan itu, tim sukses menganggap rumah ini cocok untuk dijadikan markas dan tempat berkumpul.

Djan Faridz, kata Taufik, tak ke­beratan rumahnya dipinjam. Men­teri Perumahan Rakyat itu hanya mengajukan satu syarat: tidak boleh pasang plang.

Selama dipinjam, semua biaya operasional rumah termasuk untuk bayar tagihan listrik mau­pun air jadi tanggungan tim sukses.

Belakangan, dukungan Djan terhadap pasangan Jokowi-Ahok dipersoalkan partainya, PPP. Me­nurut Taufik, konflik Djan de­ngan PPP tak berpengaruh ter­ha­dap tim sukses. Mereka tetap akan ber­markas di sini sampai pil­gub selesai. “Agenda kami tetap jalan dan tidak terpengaruh de­ngan adanya konflik itu,” katanya.

Tim sukses Jokowi-Ahok me­nuruti persyaratan Djan agar tak memasang plang di depan rumah. Sebagai gantinya, mereka me­masang dua baliho ukuran be­sar warna merah dan putih ber­gambar Jokowi dan Ahok.

Selain baliho, beberapa span­duk bergambar sama juga dipa­sang. Keberadaan baliho dan span­duk ini bisa menjadi petun­juk bahwa di sinilah markas tim sukses pasangan Jokowi-Ahok.

Bangunan rumah yang jadi markas tim sukses tak terlihat dari luar. Sebab, pagar rumah ditutupi dengan seng setinggi dua meter yang dicat putih. Namun gerbang selebar tiga meter yang berada di kiri pagar dibiarkan terbuka.

 Di belakang gerbang terdapat pos jaga yang ditunggui dua se­kuriti. Setiap orang yang tak di­ke­nal akan ditanyai apa keper­luan­nya ke sini. Dari pos ini ter­lihat halaman yang cukup luas. Ha­laman ini bisa dijadikan tem­pat parkir mobil maupun sepeda motor.

Di bagian tengah area ini ter­dapat bangunan lawas. Ba­ngunan berlantai satu ini digunakan untuk menerima tamu. Di sini dise­diakan satu set sofa dan beberapa kursi.  Meja sekretariat di pasang di sisi kanan ruangan ini. Be­be­rapa orang terlihat asyik ber­bin­cang-bincang sambil menonton tayang­an televisi.

Di bagian belakang terdapat ba­ngunan panjang berbentuk L. Bangunan putih ini dipakai untuk sekretariatan dan juga tempat me­nyimpan logistik kampanye.

Berebut Blok A Pasar Tanah Abang

PPP memutuskan mendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di putaran dua Pilgub DKI. Apa­kah keputusan ini akan dipatuhi Djan Faridz yang sejak awal mendukung pasangan Jokowi-Ahok?

Djan tak muncul saat par­tai­nya mendeklarasikan dukungan ter­hadap calon inkumben Fauzi Bowo di DPP PPP Jalan Dipo­negoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis lalu.

Kenapa Djan terkesan enggan mendukung Fauzi Bowo? Se­lama ini Djan terlibat “per­se­te­ruan” dengan Pemerintah DKI yang dikomandoi Fauzi.

Perseteruan ini bermula dari langkah Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis yang memutus kon­trak kerja sama pengelolaan Blok A Pasar Tanah Abang de­ngan PT  Priamanaya Djan Inter­national, perusahaan milik Djan. PD Pasar Jaya adalah ba­dan usaha di bawah Pemerintah DKI.

Pemutusan ini dilakukan ka­rena hasil evaluasi Badan Pe­nga­­wasan Keuangan dan Pem­bangunan (BPKP) menyatakan bahwa kerja sama yang diteken 20 Oktober 2003 itu berpotensi merugikan negara Rp 179 mi­liar. Kerugian berasal dari hasil pembebasan lahan dan pen­da­patan sewa kios yang urung disetorkan Priamanaya kepada PD Pasar Jaya.

Salah satu klausul dalam per­janjian itu mengatur bahwa pe­ngelolaan Blok A Tanah Abang akan diserahkan kepada PD Pasar Jaya bila penjualan kios melampaui 95 persen. Namun, hingga pemeriksaan dilakukan kios yang terjual baru 42 persen.

Lantaran klausul 95 persen tak kunjung terpenuhi, PT Pria­manaya merasa terus berhak sebagai pengelola pasar. De­ngan alasan masih rugi, PD Pa­sar Jaya hanya dapat jatah Rp 100 per bulan. Padahal, peng­ha­silan yang diperoleh dari pa­sar ini diper­kirakan jauh lebih besar.

Gerak-gerik Djan Diawasi Elite PPP

Partai Persatuan Pem­ba­ngunan (PPP) menyatakan men­dukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam Pilgub DKI putaran kedua. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali pun meminta seluruh kadernya un­tuk solid mendukung Foke.

Ketua PPP Arwani Thomafi menyebut bahwa saat ini Ketua Umum, Suryadharma Ali serius membahas sikap Djan Faridz yang berseberangan. Menteri Pe­rumahan Rakyat yang juga pe­ngusaha Tanah Abang itu di­kabarkan lebih mendukung pasangan Jokowi-Ahok.

“Saya belum bisa sampaikan kemana arahnya (sikap ketua umum). Namun posisi Faridz se­bagai ketua PWNU DKI sa­ngat dipertimbangkan Surya­dhar­ma Ali agar bisa tetap solid bersama dengan posisinya di ka­binet sebagai utusan PPP,” katanya.

Arwani mengatakan, saat ini tim internal PPP masih menye­li­diki lebih jauh kemungkinan pe­langgaran yang dilakukan Djan Faridz yang meminjamkan ru­mah pribadinya sebagai markas kemenangan pasangan Jokowi-Ahok.

“Tim masih melakukan mela­kukan evaluasi dan penilaian ter­hadap kader PPP yang tidak loyal dengan keputusan DPP terkait Pilkada DKI Jakarta,  da­lam waktu dekat hasilnya akan dilaporkan,” katanya.

Arwani enggan mengung­kapkan bentuk sanksi yang akan diberikan kader PPP bila tidak men­dukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada putaran dua Pilkada DKI Ja­karta. “Bentuk sanksinya masih akan dibahas dalam rapat inter­nal DPP (PPP),” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali me­nga­takan akan mengambil sikap terhadap kader yang mbalelo tak mendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Tudingan itu mengarah ke­pada Wakil Ketua Dewan Pakar PPP Djan Faridz yang men­dukung Jokowi-Ahok.

“Kalau memang benar Pak Djan Faridz mendukung Jo­ko­wi, itu haknya beliau. Namun, kalau dalam kaitannya beliau sebagai kader PPP, sudah ada hitung-hitungannya,” katanya.

Suryadharma belum dapat memastikan sanksi yang ber­laku apabila terbukti benar ada ka­dernya yang membelot. “Sank­si belum bisa disebut, nanti akan kami rapatkan. Sam­pai saat ini, belum kita ru­muskan secara bersama,” katanya.

Namun, Menteri Agama ini meyakini, kader PPP yang pada saat putaran pertama tidak ber­pihak kepada Foke-Nara, saat ini mereka sudah sepenuhnya mendukung Foke-Nara.

Suryadharma juga tidak membantas alasan PPP men­du­kung pasangan calon Foke-Nara karena alasan persamaan aga­ma. “PPP ini berasaskan Islam. Jadi, jangan ditafsirkan secara sempit, itu salah. Islam sendiri memperhatikan pluralisme dan sudah menjadi ajaran,” katanya.

“PPP itu plural majemuk, berdemokrasi dengan Islamnya, tidak ada yang perlu diperten­tangkan,” tambahnya.

Melalui deklarasi dukungan kepada pasangan calon Foke-Nara, Suryadharma Ali meya­ki­ni kader PPP akan memberikan dukungan penuh kepada Foke-Nara. “Walaupun nantinya be­nar Djan Faridz mendukung pa­s­angan yang lain, itu semua tidak mempre­sentasikan grass­roots,” katanya.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya