Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Tontowi/Liliyana berangkat ke London dengan “status†sebagai yang paling diunggulkan meraih medali emas. Tapi, jaÂngankan emas, perunggu pun tak biÂsa mereka genggam. Di pereÂbutan medali perunggu, kemarin, mereka kalah dari pasangan DenÂmark, Joachim Fischer/Christinna PeÂderÂsen 12-21 dan 12-21.
KeÂkaÂlahan ini menyemÂpurÂnakan kesedihan publik IndoÂnesÂia setelah sebeÂlumnya TonÂtowi/Liliyana kandas di semiÂfinal saat menghadapi ganda kedua China, Chen Xu/Jin Ma.
Kegagalan ini menjadi benÂcana terburuk bagi kontingen buluÂtangÂkis Indonesia selama OlimÂpiade. Karena, pasukan Merah Putih bukan cuma gagal memÂpertahankan tradisi emas yang sudah dimulai sejak OlimÂpiade Barcelona 1992, tetapi haÂrus pulang dengan tangan hampa.
“Hari ini kami sudah berusaha mendapatkan perunggu, tetapi meÂmang sulit. Kekalahan keÂmaÂrin (di semifinal) memang mmebuat kami sedikit down, kami berusaha untuk bangÂkit dan fokus, tetapi malah underperÂformed dan banyak meÂlakukan kesalahan, sehingga lawan baÂnyak medapatkan poin dengan muÂdah†kata Liliyana yang diteÂmui setelah pertandingan.
Tertinggal jauh 4-11 pada gim perÂtama, Tontowi/Lilyana berÂmain tidak pada penampilan terbaiknya, mereka tak dapat keÂluar dari tekanan yang diberikan pasangan Denmark. Keduanya seringkali gagal melakukan pengembalian bola dengan baik, beberapa kali Nielsen/Pedersen menghantam bola tanggung dari Tontowi/Liliyana.
“Buat saya pribadi, tekanÂanÂnya memang besar sekali. ApaÂlagi ini pertandingan terakhir dan bulutangkis belum meÂnyumÂbangkan medali apa pun,†timpal Tontowi.
Sejak Olimpiade BarÂcelona 1992 hingga OlimÂpiade Beijing 2008, bulu tangkis terus menyumbangkan medali untuk InÂdonesia, termasuk medali emas. Inilah tragedi buat Indonesia.
Legenda bulutangkis IndoÂneÂsia, Rudy Hartono mengatakan, keÂgagalan tim bulutangkis InÂdonesia dan cabang olahÂraga lain, karena kesalahan pemÂbinaan dan regenerasi.
“Siklusnya (yang benar) itu, setiap lima taÂhun sekali muncul pengganti. Kalau Indonesia sudah lebih dari sepuluh tahun tidak ada regeÂneÂrasi. Gagal mempertahankan tradisi emas tidak perlu saling meÂnyalahkan. Namun yang penÂting segera lakukan pemÂbiÂnaan pemain seÂhingga muncul bibit-bibit unggul,†kata Rudy.
Peraih delapan kali gelar juara All England ini mengacu pada peÂnampilan keempat Taufik Hidayat di Olimpiade. Di nomor tunggal putra, Indonesia kini tidak mampu lagi menÂcetak pebulutangkis andal. Itulah yang membuat menantu Agum GuÂmelar itu selalu dipertaÂhanÂkan.
Begitu juga di nomor-nomor yang lain. Tidak ada lagi peÂbuÂlutangkis seperti Liem Swee King, Susi Susanti, Christian HaÂdinata, Candra Wijaya, Sigit BuÂdiarto, dan pebulutangkis hebat lainnya.
“Ini semua terjadi karena pemÂbinaan secara massal dan berÂjenjang tidak ada. Pembinaan cuÂma dilakukan klub. SeÂharusnya ada pembinaan bulutangkis di seÂkolah-sekolah, itu sarana yang tepat mendidik anak-anak usia dini,†katanya.
Mengomentari kegagalan Indoneia, bekas peÂbuÂlutangkis nasional Joko SupÂriÂyanto mengatakan, “ini tidak masuk akal, karena prestasi bulutangkis bisa terÂjun bebas seperti ini.â€
Joko mengaku, kesalahan meÂlorotnya prestasi tersebut adalah kesalahan PBSI yang diketuai Djoko Santoso. Kesalahannya, kata Joko, seorang Ketua Umum PBSI selalu dikelilingi orang-orang yang sering memberi maÂsukan tidak tepat. “Setiap ada masukan dan kriÂtikÂan dari luar pengurus, selalu dianggap seÂbaÂgai pelampiasan orang-orang kecewa. Padahal orang-orang yang memberi maÂsukan meÂmpunyai tujuan agar bulutangkis bisa maju,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05