Banyak situs internet yang diÂbuka perempuan muda beÂrambut panjang sebahu ini. Terkadang dia membuka situs berita online. Secara bersamaan, dia menÂdeÂngarkan musik dan mengamati akunnya di situs jejaring sosial Facebook.
“Kalau lagi reses ya seperti ini. Tugas-tugas nggak terlalu baÂnyak. Karena tidak ada rapat koÂmisi maupun fraksi,†kata Nona.
Ruang kerja anggota DPR Melchias M Mekeng terletak di lantai 14 Gedung Nusantara I. MeÂlihat dari luar, ruangan kerja poÂlitisi Partai Golkar ini tak beÂdanya dengan milik anggota DeÂwan lainnya. Ruangannya berada di sisi koridor.
Di pintu masuk yang dilengÂkapi kaca buram dipasang nomor ruangan, 1404. Papan nama pengÂhuni ruangan dipasang di dinding sebelah kanan pintu.
Mengintip dari pintu kaca yang sedikit terbuka, terlihat ruang kerÂja Mekeng dibagi dua. Layaknya ruangan kerja anggota DPR lainÂnya, ruangan di bagian depan diÂtempati para staf, sekretaris priÂbadi dan tenaga ahli. Ruangan di belakangnya menjadi ruangan kerja anggota Dewan.
Ruangan di depan lebih besar dari ruangan di belakangnya. Biasanya, ruangan kerja pribadi anggota DPR lebih besar dari ruangan staf. Ini kebalikannya. Ruangan staf dan tenaga ahli lebih besar dari ruang kerja Mekeng.
Posisi ruang kerja staf dan teÂnaga ahli menjorok ke dalam seÂjauh dua meter. Di sini ditemÂpatkan lima kerja untuk staf dan tenaga ahli. Meja kerja yang terÂbuat dari kayu olympic ditata berÂderet ke samping. Menempel ke dinding ruangan.
Lantai ruangan ini ditutupi karÂpet terbal bermotif garis-garis warÂna coklat ke hitam-hitaman. Dindingnya dilapisi wall paper dipadukan dengan ornamen kayu.
“Ini ruangan kerja untuk teÂnaga ahli, asisten dan staf anggota Dewan. Ada empat orang yang hampir setiap hari bekerja disini. Sebenarnya jumlahnya sama seÂperti di ruangan kerja anggota lain,†kata Nona saat ditemui RakÂyat Merdeka hanya seorang diri berada di ruangan ini.
Menurut wanita berkulit hitam manis ini, ruangan kerja staf dan tenaga ahli Mekeng lebih besar dibanding anggota DPR lainnya. “Lihat saja sekat yang ada di dinÂding itu. Harusnya ruangan kami ukurannya hanya sampai ke situ. Tapi sejak periode kedua ini ditaÂrik ke belakang, sehingga besarÂnya tiga kali dari ruangan kerja BaÂpak,†ujarnya sambil meÂnunÂjuk batas ruangan.
Rakyat Merdeka mencoba meÂngintip ruang kerja Mekeng . LeÂbarnya tak lebih dari dua meter. Bentuknya memanjang ke samÂping. Tidak ada meja kerja di sini, apalagi sofa untuk menerima tamu. Hanya ada meja kayu berÂbentuk bundar yang dikelilingi empat kursi. Di atas meja itu tak ada perangkat kerja baik komÂputer maupun printer.
Satu meter dari situ terdapat leÂmari kayu setinggi 1 meter. DiÂletakkan di sudut ruangan. Isinya pernak-pernik dan televisi layar datar 21 inci.
Kenapa ruangan kerja Mekeng lebih kecil dari ruangan kerja stafnya? “Pak Mekeng tidak perÂnah menyimpan berkas di ruaÂngan kerjanya. Semua file-file baik milik Komisi, Banggar dan Fraksi di simpan di ruangan kerja kami,†beber Mona.
Apalagi sehari-hari Mekeng juga jarang berada di ruangan ini. Menurut Nona, bosnya lebih sering berkutat di Badan AngÂgaran dan Komisi XI.
Sebagai ketua Banggar, MeÂkeng diberi ruangan kerja di SekÂretariat Banggar di gedung NuÂsantara III. Letaknya di samping ruang rapat Banggar baru—yang banyak dikecam karena renoÂvasinya menelan biaya sampai Rp 20 miliar.
“Belum tentu setiap hari Pak MeÂkeng masuk ke ruangan kerÂjaÂnya meskipun dia termasuk angÂgota yang rajin masuk. Dari baru datang ke DPR, dia langsung ke koÂmisi atau Banggar,†ungkapnya.
Mekeng hanya naik ke ruangan kerjanya bila hendak istirahat. Juga bila hendak menerima tamu. Itu pun bila tamunya sedikit.
“Kalau (tamu) lebih dari lima orang, dia akan turun ke lantai 12 dan meminjam ruang rapat Fraksi Golkar,†ujar Nona.
Saat reses ini beredar kabar bahÂwa Mekeng dicopot dari KeÂtua Badan Anggaran DPR. Ia digantikan Ahmadi Noor Supit.
Nona menyebutkan sejak reses pertengahan Juli, Mekeng belum pernah menginjakkan kaki di ruangan ini. Sebab sejak awal reses Mekeng sudah terbang ke KaliÂmantan dalam rangka kunjungan kerja (kunker) Komisi XI DPR.
Setelah kunker, Mekeng pergi menemui konstituennya di daerah pemilihan di Nusa Tenggara TiÂmur (NTT) I. “Saat ini Bapak seÂdang reses individu ke dapilnya. Kebetulan di sana, Bapak juga punya keluarga sehingga bisa diisi liburan dan reses di sana,†tutur Nona.
Pengganti Mekeng Dipilih Karena Sudah Senior Di Golkar
Posisi Melchias Markus MeÂkeng sebagai Ketua Badan AngÂgaran DPR sebentar lagi akan diganti. Siapa kader yang akan ditunjuk partai beringin untuk menggantikan Mekeng masih simpang siur.
Sekretaris Fraksi Partai GolÂkar Ade Komarudin meÂngaÂtaÂkan akan terjadi rotasi pimpinan Banggar. Namun menurut dia, roÂtasi ini tak terkait dengan kaÂsus yang korupsi yang meÂnyeÂret-seret nama pimpinan BangÂgar saat ini. Pergantian ini hanya untuk penyegaran.
Lagipula, lanjut pria yang akÂrab disapa Akom ini, Mekeng sudah sejak lama ingin meÂngunÂdurkan diri dari ketua Banggar. Alasannya ingin konsentrasi menyelesaikan studi.
“Beliau sedang menyeÂleÂsaiÂkan tesis. Dia ingin melanjutkan kuliah ke S3. Itu hak pribadi dan beliau kader partai yang baik. Jadi tidak ada yang luar biasa,†kata Ade.
Siapa penggantinya? Kata Ade, awalnya tidak mudah menÂcari pengganti Mekeng. PengÂgantinya harus punya keÂahlian khusus di bidang makro dan mikÂro ekonomi. Selain itu, haÂrus memiliki kemampuan meÂngatur anggota di Banggar serta memiliki integritas.
Akhirnya, Fraksi menunjuk AhÂmadi Noor Supit mengÂganÂtiÂkan Mekeng. Noor Supit dipiÂlih karena dianggap senior di DPR dan memiliki kÂeÂmamÂpuan di bidang ekonomi serta keuangan.
Ade menambahkan, surat keputusan rotasi sudah dikeÂluarkan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Rotasi itu mulai diterapkan pada masa sidang berikutnya yang dimulai 16 Agustus 2012 .
Ahmadi Noor Supit sendiri sudah sesumbar dirinya bakal memperbaiki citra Banggar bila ditunjuk menjadi ketua badan itu. “Selama ini terlalu banyak intrik, isu, dugaan korupsi. Itu sangat menganggu. Sehingga konsentrasi Banggar terganggu. Kita akan pelan-pelan bicarakan mengenai mengembalikan citra Banggar,†ujarnya.
Namun, sesumbar Noor Supit justru “diledek†Mekeng. Ia meÂngingatkan rekannya di Fraksi Partai Golkar itu agar tak terÂburu-buru umbar janji karena belum ada keputusan resmi partai mengenai rotasi pimpinan Banggar.
Apalagi, lanjut Mekeng, surat pimpinan fraksi kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tertanggal 10 Juli 2012 hanya mengusulkan Noor SuÂpit menggantikan posisi ZulÂkarnaen Djabbar yang terjerat kasus korupsi pengadaan dan pencetakan Al Quran.
Artinya, Noor Supit hanya maÂsuk ke Banggar sebagai angÂgota biasa. Bukan sebagai keÂtua. “Saya pegang fotokopinya dan saya simpan. Sampai seÂkaÂrang, belum ada surat lain dari fraksi dan DPP Golkar tentang penggantian saya sebagai ketua Banggar. Jadi, belum ada perÂganÂtian ketua Banggar,†klaimnya.
Ia pun menyebut pimpinan fraksi menyadari bahwa pimÂpinan Banggar tak boleh diÂganti di tengah jalan saat pemÂbahasan RAPBN 2013 tengah berÂlangsung. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30