Berita

ilustrasi/ist

PUTARAN DUA

Petinggi PKS Terpecah, Akar Rumput Punya Pilihan Sendiri

KAMIS, 26 JULI 2012 | 15:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Hingga pekan pertama ramadhan ini belum ada ketegasan dukungan PKS, apakah ke Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli atau Joko Widodo-Basuki T. Purnama, jelang putaran dua Pilkada Jakarta.

Tapi itu bukan hal aneh karena selalu ada perpecahan di tubuh PKS kala menghadapi ajang politik besar. Di dalam PKS ada kubu idealis dan kubu pragmatis.

"Saya melihat ada perpecahan di PKS, dalam arti di PKS ada kubu yang idealis dan pragmatis," ujar pengamat politik, Umar S. Bakry, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Kamis, 26/7).


Kubu yang idealis menghendaki penentuan kandidat berdasar pada idealisme partai dan aspirasi konstituen. Sedangkan yang pragmatis akan tentukan berdasar kepentingan pragmatis alias "mahar".

Dia menggolongkan Sekjen Anis Matta masuk kelompok "pragmatis", sedangkan Presiden Luthfi Hasan Ishaaq masih memiliki idealisme dan komitmen.

"Di kubu pragmatis pilihan tergantung konsesi yang diberikan calon gubernur kepada PKS jika dia berkuasa," terang Sekjen Asosiasi Riset dan Opini Publik Indonesia itu.

Tapi Umar yakin, jika kubu pragmatis memenangkan pengaruh dan akhirnya PKS menetapkan pilihan kepada calon yang bisa memberi "mahar" lebih besar, konstituen PKS belum tentu akan memilih sesuai ketetapan petinggi partai. Bukti yang lebih kuat, pada Pilkada Jakarta putaran pertama lalu, pasangan calon usungan PKS tidak mampu mendapatkan dukungan maksimal dari lingkungan kader sendiri.

"Belum tentu kadernya mengikuti. Misalnya, Foke berikan mahar lebih besar dan itu diterima, lalu jadi keputusan, belum tentu itu diikuti. Kader PKS itu terdidik, kelas menengah perkotaan, dan punya referensi latar belakang kandidat yang baik," imbuhnya.

Bagaimana koalisi nasional PKS dengan Partai Demokrat dan SBY?

"Koalisi PKS dengan SBY itu terbatas pada tingkat nasional, tidak menjalar ke pilkada," jelas dia. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya