Berita

hendri saparini/ist

HARGA PANGAN

Benarkah Pemerintah Anggap Masalah Pangan Strategis?

SABTU, 21 JULI 2012 | 09:37 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah berkali-kali mengatakan stok pangan cukup selama Ramadhan dan Idul Fitri. Sejumlah langkah antisipasi telah dipersiapkan dan dijalankan dalam hadapi kenaikan harga. Stok beras Bulog Indonesia pun diakui ada di atas 1 juta ton.

Meski demikian, kenaikan sejumlah bahan pokok terus terjadi bahkan sebelum pemerintah menetapkan kapan Ramadhan dimulai. Stok cukup untuk melayani permintaan, namun harga terus menanjak. Apakah ada logika yang salah?

"Sebenarnya kalau bicara tentang pangan, pertama harus dijawab adalah benarkah Indonesia anggap pangan dan pertanian strategis? Kalau itu benar, maka harus ada konsekuensi, bukan cuma jargon," tegas pengamat ekonomi senior, Hendri Saparini, dalam diskusi bertajuk "Lagu Lama Harga Sembako" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).


Sebagai pengambil kebijakan, pemerintah harus konsisten. Tidak bisa sebuah rezim mengaku perhatian pada pangan masyarakat banyak tapi tak fokus pada strategi dan policy.

"Kita punya 240 juta penduduk, nah itu akan jadi pasar atau tidak? Dari sisi policy, bicara pangan tidak bisa hanya bicara Bulog dan Kementerian Pertanian. Kementerian Perdagangan juga penting. Intervensi harga itu, seperti pajak ditanggung pemerintah, itu sangat minimal. Sokongan pada pupuk belum maksimal," katanya.

Hendri Saparini termasuk pengamat ekonomi yang berkali-kali meneriakkan Bulog harus diberi kewenangan untuk bisa menyerap produksi petani semaksimal mungkin, bukan hanya untuk membantu petani meningkatkan kesejahteraannya, tapi juga mengantisipasi krisis pangan akibat perubahan iklim. Bulog harus miliki intervensi terhadap harga pangan baik beras dan non beras. Malaysia yang masih memproteksi 20-an harga bahan pokoknya, patut dicontoh. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya