Berita

jokowi-ahok/ist

Arbi Sanit: Keunggulan Jokowi-Ahok Murni Akibat Ketokohan

KAMIS, 12 JULI 2012 | 16:44 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Selain kekuatan parpol pendukung yang anjlok drastis dan ketiadaan kepemimpinan, pasangan Foke-Nara pun tidak mampu menjangkau komunitas warga yang punya berpengaruh besar bagi pemenangan Pilkada Jakarta.

"Partai pendukungnya beda dengan tahun 2007. Waktu dulu PPP, PDIP dan Golkar mendukung Fauzi Bowo. Sekarang yang bisa diperhitungkan cuma Demokrat dan PAN," kata pengamat politik senior, Arbi Sanit, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (12/7).

Tidak hanya dukungan parpol menciut, tapi parpol terbesar yang mendukungnya (Demokrat) juga dirundung banyak kasus korupsi. Setelah itu, nyatanya leadership Fauzi Bowo tidak terlalu monumental di mata publik Jakarta.


"Jadi masyarakat Jakarta bisa dibilang cerdas karena menjatuhkan pilihan pada Jokowi. Seorang Jokowi harus diakui punya prestasi, punya kemampuan, jadi warga menaruh harapan padanya," ungkapnya.

Faktor lain yang membuat Foke harus menelan kekalahan sementara adalah karakter Pilkada yang lebih mementingkan ketokohan. Faktor PDIP dan Gerindra yang mendukung Jokowi-Ahok tidak terlalu dipedulikan calon pemilih yang mengambang.

Arbi Sanit juga mengingatkan bahwa Jakarta dihuni banyak etnik, dan yang besar di antara semua adalah kelompok etnik Jawa, Betawi dan China. Di dalam Pilkada, sentimen etnik itu berperan sangat besar.

"Foke-Nara dari Betawi, dan itu modal satu-satunya. Sedang Jokowi-Ahok memegang basis Jawa-China. Sentimen suku itu juga masuk dalam permainan utama," tegasnya.

Yang jelas, imbuh Arbi, ada harapan perubahan pada figur Jokowi. Dia memberikan respons tegas pada keinginan akan perubahan dari pemilih. Sedangkan Fauzi Bowo tidak menangkap dan mengeskperesikan kembali apa keinginan rakyat itu.

"Jokowi sudah berhasil mengurus rakyat di Solo, pro rakyat dan sebagainya. Jadi kesimpulan bagi pemilih bahwa dia lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan mereka," tandas Arbi. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya