Berita

aburizal bakrie/ist

Aburizal Bakrie, Bernyalikah untuk Singkirkan Golkar Hitam?

SABTU, 30 JUNI 2012 | 11:50 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kasus Zulkarnain Djabar, anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi Golkar yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Al Quran oleh KPK, adalah amunisi tambahan untuk mendesak Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, membersihkan partai dari kader kotor.

"Kasus ZD adalah momentum emas bagi Ical, kalau berani, untuk membersihkan 'Golkar hitam' alias kader korup dalam partai," tegas politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (30/6).

Ical harus mengambil tindakan drastis, yaitu segera menonaktifkan yang bersangkutan serta segera melakukan tindakan yang sama terhadap elit Golkar yang namanya bolak balik dimuat media massa dalam kasus hukum.


Mantan Ketua DPP Golkar periode 2004-2009 itu meminta, dalam pemberantasan "Golkar Hitam", Aburizal Bakrie tidak tebang pilih.

"Segera non aktifkan kader Golkar, terutama di pusat, yang umum diketahui terlibat kasus hukum dan bolak-balik sudah diperiksa KPK, Polri dan Jaksa," tambah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR itu.

Seperti diberitakan kemarin, selain Zulkarnaen Djabar, salah satu kader penting Golkar yang dibidik KPK adalah Setya Novanto. Ketua Fraksi Partai Golkar sekaligus Bendahara Umum partai itu diperiksa untuk kasus korupsi dalam revisi Perda 6/2010 tentang penyelenggaraan PON XVIII di Riau.

Bintang tegaskan, Golkar mempunyai landasan moral dan etika yang dikenal dengan PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela) yang dipergunakan sebagai parameter moralitas kader Golkar. Dengan munculnya sejumlah nama elite Golkar yang dimintai keterangan oleh instansi penegak hukum, terutama oleh KPK, sudah menyentuh problem moralitas dan etika serta perilaku seseorang kader Golkar.

"Maka gunakan pendekatan PDLT, mumpung dalam acara Rapimnas, keputusan bisa lebih kuat," serunya.

Ical jangan terjebak dengan adagium karet yang berbunyi "harus terbukti dulu secara hukum, baru mau bertindak.Ini persoalan moralitas dan etika, maka penindakannya dari sisi moralitas dan etika juga.

"Rakyat menunggu pesan moral yang meyakinkan dari Ical sebagai calon Presiden.Dan inilah pintu masuk yang sangat tepat, tapi harus cepat digunakan Ical untuk mengirim pesan moral kepada rakyat," ungkap Bintang.

Intinya, kalau Ical mau mendapat simpati dari rakyat, inilah saatnya. Ical harus berani menindak sekarang juga "Golkar Hitam" yang ditengarai sangat banyak di sekeliling dia.

"Kalau Ical normal-normal, rakyat tidak akan melirik dia. Apa bedanya dengan capres yang lain," kata Bintang yang bersedia mendukung jika ada gerakan pembersihan "Golkar Hitam". [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya