RMOL. Pilgub DKI telah memasuki tahap kampanye. Setidaknya, ada tiga pasangan calon yang berpeluang besar terpilih pada pemilihan gubernur DKI Jakarta 11 Juli mendatang.
Begitu disampaikan pengamat politik Yudi Latif saat ditemui Rakyat Merdeka Online di sela-sela sarasehan kebangsaan bertema "Bung Karno: Tentang Kepemimpinan dan Sosio Demokrasi di Indonesia" di Four Seasons Hotel, Jakarta (Rabu, 27/6).
Calon kuat pertama, kata Yudi, adalah incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Selain mengantongi dukungan partai yang kuat, Foke juga didukung para pengusaha karena tidak mau usahanya terganggu.
"Lalu ada Jokowi," sambungnya.
Rekam jejak Jokowi, katanya, cukup baik. Track record dia mumpuni dan masuk sebagai Walikota terbaik dunia. Semantara wakilnya, Ahok juga sosok yang bagus.
"Yang terakhir Hidayat Nur Wahid. Dengan dukungan PKS yang kuat dia juga calon yang perlu diperhitungkan," imbuh Yudi.
Jika terjadi putaran kedua, sambung Yudi, maka Foke-Nara lah yang pasti masuk. Jika di putaran kedua lawan mereka Hidayat-Didik, besar kemungkinan incumbent lah yang menang karena suara yang kalah akan beralih kepadanya.
"Tapi kalau Jokowi dan Ahok yang masuk putaran dua, masih mungkin mengalahkan Fauzi Bowo karena masyarakat akan lebih melihat rekam jejak.
[dem]