Berita

arbi sanit/ist

Arbi Sanit: Perintah Mundur Itu untuk Anas, Tapi SBY Tidak Mungkin Tegas

SELASA, 19 JUNI 2012 | 15:10 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Penurunan citra Partai Demokrat di mata publik tidak punya hubungan timbal balik dengan baik buruknya kinerja pemerintahan SBY-Boediono.

"Sudah saya jelaskan bahwa Demokrat hancur setelah Anas Urbaningrum yang menjabat," kata pengamat politik senior, Arbi Sanit, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (19/6).

Dia sepakat dengan prediksi lembaga survei bahwa Demokrat bakal anjlok ke papan menengah di Pemilu 2014. Penyakit korupsi yang menjangkiti Demokrat, kata Arbi, diperparah dengan faksi-faksi di partai binaan SBY itu.


"Ruhut Sitompul itu kan hanya yang kelihatan bicara (minta Anas mundur), tapi yang tidak bicara banyak dan diam-diam berusaha," ungkap dia.

"Sebenarnya pendiri dan dewan pembina itu sudah berapa kali katakan, 'siapa yang tak bisa jujur dan santun, keluar dari partai'. Itu sudah menjuru pada Anas, tapi Anas saja yang kupingnya tebal," lanjut dia.
 
Arbi tidak membantah bahwa cara terbaik menyelamatkan Demokrat dengan menggulingkan Anas Urbaningrum dari kepemimpinan DPP. Tapi, lagi-lagi SBY yang menjabat Ketua Dewan Pembina tidak bisa diharapkan tegas.

"SBY tidak mungkin keras. Ibaratnya, ketidaktegasan SBY itu sudah kesalahan gen. Sudah lebih dari gawat dari watak," tandasnya.

Demokrat kemungkinan besar ada di bawah Golkar dan PDIP Perjuangan pada Pemilu 2014 kecuali SBY dan para pendiri bersihkan semua kasus korupsi dan berani berindak keras terhadap semua kader dan pengurus yang dituduh terlibat.

"Tak perlu tunggu hukum, yang utama opini publik. Ini kan politik," tegas dia. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya