Berita

Ruhut Sitompul

Wawancara

WAWANCARA

Ruhut Sitompul: Azis Cs Sebaiknya Diperiksa BK Daripada Diadili di Tempat Lain

SENIN, 11 JUNI 2012 | 08:48 WIB

RMOL.Badan Kehormatan DPR diminta jemput bola memeriksa lima anggota Komisi III yang diduga menghalang-halangi pemindahan sidang Walikota Semarang Soemarno dan Ketua DPRD Jawa Tengah  Moerdoko.  

“Teman-teman saya Azis Cs sebaiknya diperiksa di Badan Kehormatan (BK) DPR ketim­bang diadili di tempat lain,’’ kata anggota Komisi III DPR, Ruhut Sitompul, kepada Rakyat Mer­deka, kemarin.

Seperti diketahui, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Lembaga Pemantau Peradilan (LPP) melaporkan lima anggota Komisi III DPR ke Bareskrim Mabes Polri, Kamis (7/6).

Lima orang itu adalah Azis Syamsuddin, Ahmad Yani, Nasir Djamil, Syarifudin Sudding, dan Abu Bakar Al Habsy. LPP me­nilai kelima orang anggota de­wan tersebut telah melakukan tin­dak pidana menghalang-ha­langi pro­ses peradilan terhadap Walikota Semarang dan Ketua DPRD Jawa Tengah yang se­dang disidang terkait kasus dugaan korupsi.

Ruhut Sitompul selanjutnya mengatakan, BK DPR diminta proaktif untuk menangani kasus ini. Tidak perlu ada pihak yang mengadu, sehingga BK DPR memeriksa lima anggota Komisi III DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa benar saat rapat dengar pendapat beberapa anggota DPR menyatakan tidak setuju dengan pemindahan itu?

Ya. Itu benar. Saya kan juga ada di sana, sehingga saya tahu.

Pendapat Anda bagaimana?

Kalau saya sih mendukung MA. Saya salut kepada mereka karena memindahkan persida­ngan itu.

Apa tindakan sejumlah rekan Anda di Komisi III itu merupa­kan intervensi?

Ya. Ini merupakan intervensi. KPK kan meminta pemindahan tersebut karena banyak hakim diintervensi di daerah. Sedang­kan penga­dilan itu kan di ba­wah MA, se­hingga MA se­bagai yang ber­wenang menga­tur hal terse­but, mengambil tin­dakan seba­gai ben­tuk pembe­na­han dalam sis­­tem pe­radilan In­do­nesia. Masa MA mau mela­kukan pem­­­bena­han di­inter­vensi. Ini nggak benar juga.

Apakah tindakan teman-te­man Anda itu merupakan ba­gian dari tugas Komisi III?

Tugas kami kan pengawasan, legislasi, dan budgeting. Kalau masalah terlalu teknis jangan terlalu ikut campur.

Soal proses pengadilan Wali­kota Semarang, itu adalah hal yang teknis. Yang teknis-teknis, itu bukan tugas DPR. Itu tugas­nya MA dan KPK. Tolong hor­ma­ti­lah mitra kerja kita.

Apa lagi tindakan ini dilaku­kan teman-teman karena RDPU dengan pengacara walikota itu. Padahal kita perlu tahu dulu apa alasan dari MA. Selama ini per­sidangan di daerah memiliki angka intervensi yang tinggi. Sedangkan di pusat tidak ada intervensi, sehingga putusan MA untuk memindahkan per­si­da­ngan Soeharsono HS ke Penga­dilan Tipikor Jakarta sudah tepat.

Berdasarkan pengalaman, banyak terdakwa korupsi yang disidang di daerah bisa bebas tanpa syarat. Sementara di Ja­karta, tidak ada satupun. Di Ti­pi­kor Jakarta, semua terdakwa ko­rupsi pasti jadi terpidana. Me­mang lebih bagus dipindah, agar prosesnya bisa lebih transparan.

Apa penyebab ketidakkom­pa­kan dalam kasus ini?

Ini akibatnya karena banyak partai. Tidak ada partai yang ma­yoritas di DPR. Walalupun Partai Demokrat menang, tapi suaranya hanya 23 persen. Me­mang ada parpol koalisi pendu­kung peme­rintah. Tapi tetap saja mereka se­sukanya bertindak. Ka­lau tidak ada partai politik pero­lehan sua­ra­nya 50 persen plus 1, sam­pai kapan pun di republik ini selalu tidak kompak.

Bagaimana agar kejadian ini tidak terulang?

Agar kejadian ini tidak teru­lang lagi ketua fraksi dari sembi­lan partai DPR harus lebih meng­awasi anggotanya. [Harian Rakyat Merdeka]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya