Berita

ilustrasi, kereta kargo

On The Spot

Atap Berkarat, Gerbong Penuh Poster Iklan

Kereta Eks Jepang Tiba Di Jakarta
RABU, 16 MEI 2012 | 10:52 WIB

RMOL. Djunimar tampak serius memperhatikan rangkaian kereta yang terparkir di depan  Stasiun Pasoso, Tanjung Priok. Masinis kereta kargo ini terlihat takjub.

“Meskipun bekas, tapi kereta ini jauh lebih bagus dibanding­kan kereta Jepang lainnya yang per­nah dikirim ke Indonesia,” katanya.

Kereta rel listrik (KRL) seri 6000 bekas dari Jepang itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Ja­karta Utara, Senin malam (14/5). Sepuluh unit gerbong diturunkan dari kapal MV Eastern Frontier.

“Gerbong-gerbong itu lang­sung dirangkai menjadi satu ke­reta yang jumlah 10 gerbong. Sama seperti KRL yang ber­ope­rasi di Jakarta,” kata Djunimar.

Stasiun Pasoso berada di dalam Pelabuhan Tanjung Priok. Nama stasiun ini jarang terdengar ka­re­na memang bukan untuk pember­hentian kereta penumpang.

Stasiun ini adalah tempat pem­berhentian kereta yang akan me­ngangkut peti kemas. Setelah di­turunkan dari kapal, peti kemas di­angkut dengan crane ke kereta. Dari sini, peti kemas diantar ke sejumlah daerah.

Tak ada peron di stasiun yang memiliki tiga jalur rel ini. Kereta eks Jepang itu ditempatkan di rel tengah. Dicat warna silver de­ngan strip warna hijau di se­pan­jang rangkaian gerbong.

Angka 6125 terpampang di sebelah kanan ruang kaca yang biasa dijadikan tempat masinis. Se­mentara persis diatas kaca de­pan ruang masinis tedapat sederet huruf kanji yang diakhiri dengan tulisan angka 97 E.

Semua pintu gerbong mulai dari tempat masinis hingga ger­bong belakang tertutup. Di be­be­rapa gerbong terlihat kaca jendela yang terbuka. Di kaca-kaca ger­bong ditempel kertas merah de­ngan tulisan kanji.

Bagaimana kondisi dalamnya? Nuansa Jepang langsung terasa ke­tika memasuki gerbong. Di la­ngit-langit gerbong tampak ber­gelantungan poster-poster iklan dengan gambar pria dan wanita Jepang berikut tulisan kanji. Din­ding maupun kaca gerbong juga dipenuhi poster-poster iklan.

Bagi yang pernah naik kereta eko­nomi AC atau commuter line tentu tak asing dengan interior ke­reta eks Jepang. Sebab commuter line yang telah beroperasi juga di­datangkan dari negara Sakura itu.

Di dalamnya terdapat dua bang­ku yang bentuknya memanjang. Bangku dipasang di dinding ger­bong. Posisinya berhadap-ha­da­pan. Bangku penumpang itu di­lapisi sarung jok berwarna merah maron. Panjang bangku sekitar 3 meter. Bisa diduduki 12-15 pe­numpang.

Masing-masing bangku diba­tasi papan coklat yang tingginya sejajar dengan senderan yang ada di bangku. Persis di bagian be­la­kang bangku terdapat dua kaca jendela yang bisa dibuka dan di­tutup dengan cara didorong ke ba­wah maupun ke atas.

Lantai gerbong bagian tengah dilapisi karpet plastik dengan corak serat kayu. Bagian langit-la­ngit dipasang besi panjang un­tuk pegangan penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

Meskipun kereta ini untuk jarak dekat namun disediakan rak di atas tempat duduk untuk me­le­takkan barang. Mengamati ger­bong dari luar, terlihat bagian atap yang berwarna kecoklatan. Karat mulai menggerogoti bagian itu.

Sejak selesai dirangkai, kereta eks Jepang ini belum pernah di­nyalakan. Eva Chairunnisa, Manager Komunikasi Peru­sa­ha­an PT KAI Commuter Ja­bo­de­ta­bek (PT KCJ) memastikan kereta ini masih baik walaupun bekas.  Se­belum dikapalkan ke Indo­nesia, kereta itu masih digunakan di Jepang.

“PT KCJ yang merupakan anak perusahaan dari PT KAI mem­belinya melalui proses tender di Jepang. Dan sebelum pembelian, teknisi sudah melakukan proses penilaian tentang kelayakan ke­reta,” terangnya kepada Rakyat Merdeka. Eva berani menjamin KRL ini masih bisa digunakan untuk 20-30 tahun.

Kereta Buatan 1976 Masih Dioperasikan

Suku Cadangnya Sudah Nggak Ada

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (daops) I Mateta Ri­za­lul­haq kepada Rakyat Merdeka.

Beruntung, lanjut Mateta, kon­disi tersebut tidak berlangsung lama sehingga jadwal ke­ba­rang­katan kereta yang lain tidak ter­ganggu. Karena KRL yang ber­henti di tengah jalan itu langsung ditarik mundur kembali ke Sta­siun Manggarai.

“Tapi kereta te­tap tidak bisa jalan. Dan penum­pang yang ada di dalam diperin­tahkan untuk pindah rangkaian. Ke­reta tersebut sudah dibawa ke Balai Yasa untuk perbaikan,” ungkapnya.

su­­dah uzur. Rata-rata kereta bua­tan tahun 1976. Kalau ingin dibe­tulkan sparepart-nya su­dah tidak ada,” lanjutnya.

Syaheran menjelaskan, sedi­kit­nya ada 110 unit kereta yang su­dah layak beroperasi. Kendati de­mikian, pihak KCJ tetap me­ngo­perasikan kereta-kereta tua ini karena belum ada penggantinya.

“Lagipula kalau diganti dengan kereta commuter line, saudara-saudara kita yang mungkin belum beruntung, kira-kira bisa mem­bayarnya nggak. Hal itu yang kita pikirkan juga karena mereka ha­rus diangkut,” tambahnya.

Ditarik Ke Balai Yasa Untuk Dipermak

Sebelum dioperasikan, ke­reta eks Jepang akan ini di­bawa ke Balai Yasa. Lantaran belum me­miliki rangkaian listrik, ke­reta ini akan ditarik lokomotif dari Stasiun Pasoso ke bengkel kereta yang tak jauh dari Sta­siun Manggarai itu.

“Di Balai Yasa akan diran­cang ulang eksterior dan interior kereta sesuai dengan yang ada di Indonesia. Setelah itu, kereta akan melalui proses sertifikasi di Ditjen KA Ke­men­hub untuk bisa beroperasi,” kata Eva, Manager, Ko­muni­kasi PT KCJ.

Proses sertifikasi atau mem­peroleh surat izin kelayakan operasi ini makan waktu dua minggu. Sertifikasi merupakan syarat mutlak bagi kendaraan umum yang akan beroperasi atau digunakan untuk tujuan komersil.

Apalagi, rencananya kata Eva, KRL buatan Jepang ini ke­lak akan akan dioperasikan un­tuk commuter line atau KRL Eko­nomi AC untuk wilayah Jabodetabek. “Karena memang KRL itu dibeli oleh PT KCJ se­bagai perusahaan yang mem­punyai tugas dalam hal sarana, yakni pengadaan armada,” ungkap Eva.

Berapa biaya untuk men­da­tangkan kereta eks Jepang itu? “Setiap unit itu harganya ber­beda-beda,” kata Eva. Namun dia enggan membeberkan lebih jauh.

Angkut 1,2 Juta Orang Per Hari

PT KAI Commuter Lina Jabo­detabek (KCJ) akan terus men­datangkan kereta bekas dari Je­pang hingga 2019. Anak peru­sa­haan PT Kereta Api Indo­ne­sia itu menargetkan pada tahun itu sudah memiliki 1.440 kereta.

Pada April, 20 unit lebih dulu tiba di Stasiun Pasoso, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sepanjang tahun 2012, PT KCJ menar­getkan mendatangkan 140 unit kereta dari Jepang. Menurut Sekretaris Peru­sa­haan PT KCJ Makmur Syahe­ran, 1.440 unit kereta itu mam­pu mengangkut 1,2 juta orang per hari.

“Pengadaan armada akan te­rus dilakukan untuk mening­kat­kan pelayanan kepada ma­sya­rakat, khususnya di bidang pe­nyediaan sarana,” kata Mak­mur. Ia menginformasikan ak­hir bu­lan, pihaknya akan kem­bali men­datangkan kereta dari Jepang.

Tak hanya menambah arma­da, PT KCJ juga berencana me­nambah jumlah rangkaian ke­reta yang ada saat ini. Dari de­lapan gerbong menjadi 10 ger­bong setiap rangkaian.

Penambahan rangkaian ger­bong ini merupakan salah satu cara mengatasi kemacetan Ja­karta. PT KCJ juga ber­ko­mit­men membangun lima stasiun baru di Jabodetabek dan mem­be­nahi enam stasiun yang telah ada seperti Manggarai dan Ja­tinegara.

Tak hanya itu, realisasi pro­g­ram 1,2 juta penumpang harus diikuti dengan peningkatan kapasitas prasarana lainnya. “Seperti stabling (tempat parkir KRL), penambahan gardu lis­trik termasuk penambahan daya listrik, perbaikan persinyalan, peninggian dan perpanjangan peron serta penambahan ka­pa­sitas depo perawatan,” kata Mak­mur. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya