Berita

ilustrasi

On The Spot

Akhir Pekan, Pengunjung Mencapai 3.000 Orang

Taman Wiladatika Pramuka Mau Diubah Jadi Mal
MINGGU, 13 MEI 2012 | 09:36 WIB

RMOL. Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka kekurangan dana. Untuk menambah kocek, Taman Wiladatika Cibubur akan diubah menjadi mal.

Sahri sibuk merapikan doku­men yang berserakan di atas meja kerjanya di kantor pengelola Ta­man Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis lalu. Tak banyak yang dilakukan staf informasi tempat rekreasi yang dikelola Kwarnas Pramuka ini. Maklum hari itu sepi pengun­jung. “Di sini hanya ramai kalau Sab­tu dan Minggu saja,” kata Sahri.

Taman Wiladatika dibangun tahun 1975. Menempati area seluas 19 hektar. Di sini terdapat taman rekreasi, saung, gedung pertemuan, penginapan maupun sarana olahraga.

Setiap orang yang masuk ke Taman Wiladatika ditarik biaya Rp 6 ribu. Ada 17 saung yang di­se­wakan dengan harga Rp 82 ribu hingga Rp 660 ribu per hari.

Di taman ini juga terdapat 12 gedung dengan berbagai ukuran. Gedung ini bisa digunakan siapa saja dengan harga sewa mulai Rp 220 ribu sampai Rp 6,6 juta per hari. Adapun 10 wisma atau tem­pat penginapan disewakan mulai Rp 44 ribu sampai Rp 935 ribu per kamar.

Sarana olahraga yang dimiliki taman ini yakni dua lapangan tenis out door, satu lapangan se­pak bola ukuran besar, dua la­pa­ngan sepak bola ukuran mini, dua gedung olahraga multifungsi.

Sebuah health centre atau pusat kebugaran juga digunakan de­ngan harga sewa mulai Rp 33 ribu sampai Rp 1 juta per hari.

Sahri mengatakan, seluruh fa­silitas yang dimiliki Taman Wi­ladatika hanya ramai digunakan pada akhir pekan. “Kalau hari biasa sepi,” katanya.

Pada akhir pekan orang yang berkunjung ke tempat rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang ada di Taman Wiladatika mencapai tiga ribu orang. Ma­dio­no, pengelola Taman Wiladatika mengungkapkan pemasukan yang diperoleh tempat rekreasi ini Rp 1,1 miliar per bulan.

Namun uang tersebut habis un­tuk biaya operasional. Untuk menggaji 225 karyawan dan membayar tagihan menghabiskan Rp 1 miliar. “Praktis kami hanya mengantongi Rp 100 juta setiap bulannya,” katanya.

Sisa uang tersebut, kata Madiono, disimpan di dalam kas. Pada akhir tahun kemudian dise­rahkan ke Kwarnas. “Paling ba­nyak uang yang kami serahkan se­besar Rp 800 juta,” katanya. Lokasi Taman Wiladatika, Ci­bubur berhadap-hadapan de­ngan pintu masuk Cibubur Junction.

Gerbang masuknya selebar enam meter tanpa pintu. Di atas gerbang terdapat besi berbentuk melengkung yang bertuliskan “Gerakan Pramuka, Taman Rekreasi Wiladatika”. Setelah memasuki pintu gerbang terdapat tempat parkir sepeda motor. Cu­kup membayar Rp 3 ribu pe­ngunjung bisa menitipkan motor dengan aman.

Untuk masuk ke taman rekreasi pengunjung diminta membayar Rp 6 ribu. Masuk kedalam ta­man rekreasi tersedia jalan beraspal selebar empat meter.

Di kanan dan kiri jalan berdiri be­berapa gedung pertemuan be­r­ukuran besar yang mampu me­nampung empat ribu orang. Kondisinya sepi.

Menyusuri hingga ke bagian tengah taman yang tak terlalu jauh dari gerbang masuk, terdapat lapangan sepak bola berukuran besar dengan hamparan rumput hijau yang tertata rapi.

Di sekeliling lapangan sepak bola terdapat puluhan wisma yang cukup besar yang dise­wa­kan. Lokasi wisma cukup sejuk karena dikelilingi pohon besar.

Di sepanjang kanan dan kiri jalan taman terdapat puluhan po­hon besar sehingga panasnya ma­tahari tidak langsung menyentuh badan. Angin sepoi-sepoi sesekali menyapu sehingga suasana taman menjadi sejuk.

Di bagian belakang taman disediakan kolam renang ukuran besar yang mampu memanjakan pengunjung yang ingin berendam di tengah hari yang panas.

Di samping kanan kolam ter­dapat jalan selebar 10 meter yang di atasnya terdapat besi berbentuk melengkung yang ditumbuhi de­ngan tanaman merambat di­atasnya. Tempat ini sering dija­di­kan lokasi syuting karena pe­mandangannya yang indah.

Di luar taman namun lokasinya berdampingan terdapat satu bangunan yang tidak terlalu besar yang menjual madu. Madu yang diproduksi pramuka ini terkenal keasliannya.

Kodrat Pramudho, Wakil Ke­tua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Bidang Humas dan Informatika mengaku pihaknya kekurangan dana. Apalagi ada be­berapa kegiatan Pramuka be­r­skala nasional yang akan digelar tahun ini.

Yakni, Lomba Raymuna Na­sio­nal (Juni-Juli) di Papua, Lom­ba Pramuka Tingkat Lima (LT 5) di Cibubur (Juli), Sapta Bh­a­yang­kara (Oktober-November) di Jawa Tengah, dan Perkemahan Putri Nasional di Jambi (No­vem­ber). Satu kegiatan lainnya, Sapta Bahari Nasional di Papua, telah terlaksana Januari lalu.

Setiap kegiatan tersebut diikuti ribuan hingga belasan ribu orang hingga butuh dana miliaran. “LT 5 diikuti 1.000 orang, dan 12 ribu orang akan berpartisipasi di Raymuna Nasional,” katanya.

Selama ini, Gerakan Pramuka amat bergantung dana negara dan sponsor. Setiap tahun, Kemen­terian Pemuda dan Olahraga me­ngalokasikan dana Rp 20 miliar. Dana ini, menurut Kodrat, tak cu­kup membiayai seluruh kegiatan tersebut.

Kwarnas memang memiliki tiga unit usaha. Yakni PT Madu Pramuka, Taman Wiladatika, dan Bumi Perkemahan Cibubur. Pe­masukan dari unit usaha itu men­capai Rp 3 miliar per tahun. “(Dana) itu habis untuk gaji ra­tusan karyawan Kwarnas Pra­mu­ka dan membantu biaya ope­ra­sional,” kata Kodrat.

Untuk memperoleh pemasukan tambahan, Kwarnas meng­gan­deng pihak swasta untuk me­nge­lola Taman Wiladatika Cibubur. Pola kerjasama itu meliputi BOT (build, operation, and transfer) se­lama 30 puluh tahun.

Kodrat menjelaskan, kerja sama pengelolaan Taman Wila­datika adalah amanat Mu­sya­wa­rah Nasional Luar Biasa (Mu­naslub). “Tidak ada yang tidak setuju,” katanya.

“Sesuai Undang-undang, Pra­muka harus mandiri. Meng­gan­deng swasta ini sebagai alternatif. Tanah itu bukan milik swasta, tetap menjadi milik Pramuka dan Pramuka ada dalam kepengu­ru­san juga,” katanya.

Rencananya di Taman Wila­datika akan dibangun mal. “Kami ini bekerja sama dengan pihak swasta untuk merevitalisasi Ta­man Wiladatika, dan mal yang akan dibangun pun bukan mal seperti bayangan orang-orang, hanya minimarket seperti Seven Eleven saja. Hotel pun hotel kecil. Tidak akan ada ingar-bi­ngar musik,” kata Kodrat.

Ia mengatakan, paling cepat pada 2013 di kawasan seluas 19 hektar itu akan dibangun mal, water boom, dan berbagai sarana hiburan. Sebanyak 38 persen area akan digunakan untuk area ko­mersial. Sisanya untuk peng­hi­jauan. Saat ini semua masih da­lam taraf perizinan.

Selama masa tiga tahun pem­bangunan, kata Kodrat, Kwarnas akan mendapat Rp 5 miliar per tahun. Setelah itu, mereka akan mendapat 10 hingga 20 miliar ru­piah per tahunnya. “Dan setelah 30 tahun, pengelolaan se­pe­nuh­nya dikembalikan lagi kepada Kwarnas Pramuka,” katanya.

Dana yang diperoleh dari ker­jasama itu pun akan digunakan untuk membangun dan mem­per­baiki kantor Pramuka di daerah Saat ini, Kwarnas sedang da­lam tahap pengumpulan doku­men ter­kait kajian ekonomi, ke­sejah­teraan, kepramukaan, dan ling­kungan sebelum diserahkan ke­pada Presiden.

Swasta Kelola Aset Bernilai Rp 5 Triliun

Kwarda Jabar Menentang

Penolakan terhadap ren­cana Kwarnas membangun mal di Taman Wiladatika muncul dari Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat.   

Adang D Bokin, Wakil Ketua Kwarda Jawa B­a­rat menilai pembangunan mal itu tak akan memberikan ke­untungan apa pun bagi gerakan Pramuka.

“Pembangunan mal, pusat hi­buran itu jauh dari prinsip-prin­sip Gerakan Pramuka. Apa­lagi pengelolannya oleh pihak swas­ta selama 30 tahun,” katanya.

Adang mengatakan, kebija­kan Kwarnas di bawah pim­pi­nan Hasrul Azwar yang me­la­kukan perjanjian kerja sama pada 21 Maret 2012 untuk sewa kelola Taman Wiladatika Buper Cibubur, berpotensi merugikan keuangan negara karena la­han­nya milik negara.

“Menpora harus panggil Kwarnas dan menjelaskan ke publik apakah sewa kelola itu telah mendapat persetujuan pre­siden selaku ketua Mabinas atau tidak,” katanya.

Selain itu, ia juga meminta Kom­isi X DPR harus memang­gil pengurus Kwarnas untuk mengklarifikasi pelimpahan hak kelola 20 hektare lahan Bumi Perkemahan (Buper) Ci­bubur yang menempel ke wi­layah Depok, Jabar kepada pihak ketiga.

“DPR juga harus minta BPK un­tuk melakukan audit me­nye­luruh terhadap aset Buper itu ka­rena selama 30 tahun pe­nge­lo­laannya akan diserahkan ke swas­ta, yaitu PT Purnama Alam Sakti dengan pola BOT,” katanya.

Adang menjelaskan, sewa kelola Buper Cibubur terun­g­kap dalam Rakernas dan Mu­nas­lub Pramuka yang ber­lang­sung di Cibubur dari tanggal 26-29 April 2012. Rakernas dihadiri utusan Kwarda dari 33 provinsi di Indonesia.

Total luas area Buper Cibu­bur yang dipinjam pakai ke Kwarnas Pramuka sekitar 240 hektare di wilayah Jakarta Ti­mur dan Depok. Khusus lahan yang akan dikelola swasta se­kitar 20 hektar dengan nilai aset le­bih dari Rp 5 triliun.

Alih Fungsi Aset Perlu Restu Presiden

Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Andi Mal­la­ra­ngeng mengatakan, pihaknya te­lah mempelajari usulan Kwar­nas Pramuka untuk mem­bangun mal di Taman Wi­la­datika, Cibubur.

“Semua keputusan mengenai kerja sama dengan pihak ketiga seperti ini, berdasarkan AD/ART haruslah mendapat per­se­tujuan Ketua Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) yaitu Presiden RI,” katanya.

Pihak Kemenpora selaku pe­nelaah, lanjut Andi, masih me­lihat keseluruhan aspek dari usu­lan itu. Termasuk masukan dari berbagai pihak stakeholder Ge­rakan Pramuka yang ber­pen­da­pat lain dengan usulan tersebut.

Ia menambahkan, langkah apa­pun untuk alih fungsi aset gerakan Pramuka, apalagi u­n­tuk tujuan komersial, haruslah dilakukan dengan hati-hati, ti­dak terburu-buru dan dipikirkan dengan seksama.

“Ba­gai­ma­na­pun, Gerakan Pramuka adalah aset bangsa, untuk membangun karakter anak muda Indonesia,” katanya.

Bekas Juru Bicara Ke­pre­sidenan ini mengatakan, sikap Kemenpora, pembangunan mal itu masih sebatas usulan. “Kami sedang mempelajari untuk mem­beri respons kepada Ketua Mab­inas,” katanya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya