RMOL. Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka kekurangan dana. Untuk menambah kocek, Taman Wiladatika Cibubur akan diubah menjadi mal.
Sahri sibuk merapikan dokuÂmen yang berserakan di atas meja kerjanya di kantor pengelola TaÂman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis lalu. Tak banyak yang dilakukan staf informasi tempat rekreasi yang dikelola Kwarnas Pramuka ini. Maklum hari itu sepi pengunÂjung. “Di sini hanya ramai kalau SabÂtu dan Minggu saja,†kata Sahri.
Taman Wiladatika dibangun tahun 1975. Menempati area seluas 19 hektar. Di sini terdapat taman rekreasi, saung, gedung pertemuan, penginapan maupun sarana olahraga.
Setiap orang yang masuk ke Taman Wiladatika ditarik biaya Rp 6 ribu. Ada 17 saung yang diÂseÂwakan dengan harga Rp 82 ribu hingga Rp 660 ribu per hari.
Di taman ini juga terdapat 12 gedung dengan berbagai ukuran. Gedung ini bisa digunakan siapa saja dengan harga sewa mulai Rp 220 ribu sampai Rp 6,6 juta per hari. Adapun 10 wisma atau temÂpat penginapan disewakan mulai Rp 44 ribu sampai Rp 935 ribu per kamar.
Sarana olahraga yang dimiliki taman ini yakni dua lapangan tenis out door, satu lapangan seÂpak bola ukuran besar, dua laÂpaÂngan sepak bola ukuran mini, dua gedung olahraga multifungsi.
Sebuah health centre atau pusat kebugaran juga digunakan deÂngan harga sewa mulai Rp 33 ribu sampai Rp 1 juta per hari.
Sahri mengatakan, seluruh faÂsilitas yang dimiliki Taman WiÂladatika hanya ramai digunakan pada akhir pekan. “Kalau hari biasa sepi,†katanya.
Pada akhir pekan orang yang berkunjung ke tempat rekreasi maupun menggunakan fasilitas yang ada di Taman Wiladatika mencapai tiga ribu orang. MaÂdioÂno, pengelola Taman Wiladatika mengungkapkan pemasukan yang diperoleh tempat rekreasi ini Rp 1,1 miliar per bulan.
Namun uang tersebut habis unÂtuk biaya operasional. Untuk menggaji 225 karyawan dan membayar tagihan menghabiskan Rp 1 miliar. “Praktis kami hanya mengantongi Rp 100 juta setiap bulannya,†katanya.
Sisa uang tersebut, kata Madiono, disimpan di dalam kas. Pada akhir tahun kemudian diseÂrahkan ke Kwarnas. “Paling baÂnyak uang yang kami serahkan seÂbesar Rp 800 juta,†katanya. Lokasi Taman Wiladatika, CiÂbubur berhadap-hadapan deÂngan pintu masuk Cibubur Junction.
Gerbang masuknya selebar enam meter tanpa pintu. Di atas gerbang terdapat besi berbentuk melengkung yang bertuliskan “Gerakan Pramuka, Taman Rekreasi Wiladatikaâ€. Setelah memasuki pintu gerbang terdapat tempat parkir sepeda motor. CuÂkup membayar Rp 3 ribu peÂngunjung bisa menitipkan motor dengan aman.
Untuk masuk ke taman rekreasi pengunjung diminta membayar Rp 6 ribu. Masuk kedalam taÂman rekreasi tersedia jalan beraspal selebar empat meter.
Di kanan dan kiri jalan berdiri beÂberapa gedung pertemuan beÂrÂukuran besar yang mampu meÂnampung empat ribu orang. Kondisinya sepi.
Menyusuri hingga ke bagian tengah taman yang tak terlalu jauh dari gerbang masuk, terdapat lapangan sepak bola berukuran besar dengan hamparan rumput hijau yang tertata rapi.
Di sekeliling lapangan sepak bola terdapat puluhan wisma yang cukup besar yang diseÂwaÂkan. Lokasi wisma cukup sejuk karena dikelilingi pohon besar.
Di sepanjang kanan dan kiri jalan taman terdapat puluhan poÂhon besar sehingga panasnya maÂtahari tidak langsung menyentuh badan. Angin sepoi-sepoi sesekali menyapu sehingga suasana taman menjadi sejuk.
Di bagian belakang taman disediakan kolam renang ukuran besar yang mampu memanjakan pengunjung yang ingin berendam di tengah hari yang panas.
Di samping kanan kolam terÂdapat jalan selebar 10 meter yang di atasnya terdapat besi berbentuk melengkung yang ditumbuhi deÂngan tanaman merambat diÂatasnya. Tempat ini sering dijaÂdiÂkan lokasi syuting karena peÂmandangannya yang indah.
Di luar taman namun lokasinya berdampingan terdapat satu bangunan yang tidak terlalu besar yang menjual madu. Madu yang diproduksi pramuka ini terkenal keasliannya.
Kodrat Pramudho, Wakil KeÂtua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Bidang Humas dan Informatika mengaku pihaknya kekurangan dana. Apalagi ada beÂberapa kegiatan Pramuka beÂrÂskala nasional yang akan digelar tahun ini.
Yakni, Lomba Raymuna NaÂsioÂnal (Juni-Juli) di Papua, LomÂba Pramuka Tingkat Lima (LT 5) di Cibubur (Juli), Sapta BhÂaÂyangÂkara (Oktober-November) di Jawa Tengah, dan Perkemahan Putri Nasional di Jambi (NoÂvemÂber). Satu kegiatan lainnya, Sapta Bahari Nasional di Papua, telah terlaksana Januari lalu.
Setiap kegiatan tersebut diikuti ribuan hingga belasan ribu orang hingga butuh dana miliaran. “LT 5 diikuti 1.000 orang, dan 12 ribu orang akan berpartisipasi di Raymuna Nasional,†katanya.
Selama ini, Gerakan Pramuka amat bergantung dana negara dan sponsor. Setiap tahun, KemenÂterian Pemuda dan Olahraga meÂngalokasikan dana Rp 20 miliar. Dana ini, menurut Kodrat, tak cuÂkup membiayai seluruh kegiatan tersebut.
Kwarnas memang memiliki tiga unit usaha. Yakni PT Madu Pramuka, Taman Wiladatika, dan Bumi Perkemahan Cibubur. PeÂmasukan dari unit usaha itu menÂcapai Rp 3 miliar per tahun. “(Dana) itu habis untuk gaji raÂtusan karyawan Kwarnas PraÂmuÂka dan membantu biaya opeÂraÂsional,†kata Kodrat.
Untuk memperoleh pemasukan tambahan, Kwarnas mengÂganÂdeng pihak swasta untuk meÂngeÂlola Taman Wiladatika Cibubur. Pola kerjasama itu meliputi BOT (build, operation, and transfer) seÂlama 30 puluh tahun.
Kodrat menjelaskan, kerja sama pengelolaan Taman WilaÂdatika adalah amanat MuÂsyaÂwaÂrah Nasional Luar Biasa (MuÂnaslub). “Tidak ada yang tidak setuju,†katanya.
“Sesuai Undang-undang, PraÂmuka harus mandiri. MengÂganÂdeng swasta ini sebagai alternatif. Tanah itu bukan milik swasta, tetap menjadi milik Pramuka dan Pramuka ada dalam kepenguÂruÂsan juga,†katanya.
Rencananya di Taman WilaÂdatika akan dibangun mal. “Kami ini bekerja sama dengan pihak swasta untuk merevitalisasi TaÂman Wiladatika, dan mal yang akan dibangun pun bukan mal seperti bayangan orang-orang, hanya minimarket seperti Seven Eleven saja. Hotel pun hotel kecil. Tidak akan ada ingar-biÂngar musik,†kata Kodrat.
Ia mengatakan, paling cepat pada 2013 di kawasan seluas 19 hektar itu akan dibangun mal, water boom, dan berbagai sarana hiburan. Sebanyak 38 persen area akan digunakan untuk area koÂmersial. Sisanya untuk pengÂhiÂjauan. Saat ini semua masih daÂlam taraf perizinan.
Selama masa tiga tahun pemÂbangunan, kata Kodrat, Kwarnas akan mendapat Rp 5 miliar per tahun. Setelah itu, mereka akan mendapat 10 hingga 20 miliar ruÂpiah per tahunnya. “Dan setelah 30 tahun, pengelolaan seÂpeÂnuhÂnya dikembalikan lagi kepada Kwarnas Pramuka,†katanya.
Dana yang diperoleh dari kerÂjasama itu pun akan digunakan untuk membangun dan memÂperÂbaiki kantor Pramuka di daerah Saat ini, Kwarnas sedang daÂlam tahap pengumpulan dokuÂmen terÂkait kajian ekonomi, keÂsejahÂteraan, kepramukaan, dan lingÂkungan sebelum diserahkan keÂpada Presiden.
Swasta Kelola Aset Bernilai Rp 5 Triliun
Kwarda Jabar Menentang
Penolakan terhadap renÂcana Kwarnas membangun mal di Taman Wiladatika muncul dari Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat.
Adang D Bokin, Wakil Ketua Kwarda Jawa BÂaÂrat menilai pembangunan mal itu tak akan memberikan keÂuntungan apa pun bagi gerakan Pramuka.
“Pembangunan mal, pusat hiÂburan itu jauh dari prinsip-prinÂsip Gerakan Pramuka. ApaÂlagi pengelolannya oleh pihak swasÂta selama 30 tahun,†katanya.
Adang mengatakan, kebijaÂkan Kwarnas di bawah pimÂpiÂnan Hasrul Azwar yang meÂlaÂkukan perjanjian kerja sama pada 21 Maret 2012 untuk sewa kelola Taman Wiladatika Buper Cibubur, berpotensi merugikan keuangan negara karena laÂhanÂnya milik negara.
“Menpora harus panggil Kwarnas dan menjelaskan ke publik apakah sewa kelola itu telah mendapat persetujuan preÂsiden selaku ketua Mabinas atau tidak,†katanya.
Selain itu, ia juga meminta KomÂisi X DPR harus memangÂgil pengurus Kwarnas untuk mengklarifikasi pelimpahan hak kelola 20 hektare lahan Bumi Perkemahan (Buper) CiÂbubur yang menempel ke wiÂlayah Depok, Jabar kepada pihak ketiga.
“DPR juga harus minta BPK unÂtuk melakukan audit meÂnyeÂluruh terhadap aset Buper itu kaÂrena selama 30 tahun peÂngeÂloÂlaannya akan diserahkan ke swasÂta, yaitu PT Purnama Alam Sakti dengan pola BOT,†katanya.
Adang menjelaskan, sewa kelola Buper Cibubur terunÂgÂkap dalam Rakernas dan MuÂnasÂlub Pramuka yang berÂlangÂsung di Cibubur dari tanggal 26-29 April 2012. Rakernas dihadiri utusan Kwarda dari 33 provinsi di Indonesia.
Total luas area Buper CibuÂbur yang dipinjam pakai ke Kwarnas Pramuka sekitar 240 hektare di wilayah Jakarta TiÂmur dan Depok. Khusus lahan yang akan dikelola swasta seÂkitar 20 hektar dengan nilai aset leÂbih dari Rp 5 triliun.
Alih Fungsi Aset Perlu Restu Presiden
Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Andi MalÂlaÂraÂngeng mengatakan, pihaknya teÂlah mempelajari usulan KwarÂnas Pramuka untuk memÂbangun mal di Taman WiÂlaÂdatika, Cibubur.
“Semua keputusan mengenai kerja sama dengan pihak ketiga seperti ini, berdasarkan AD/ART haruslah mendapat perÂseÂtujuan Ketua Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) yaitu Presiden RI,†katanya.
Pihak Kemenpora selaku peÂnelaah, lanjut Andi, masih meÂlihat keseluruhan aspek dari usuÂlan itu. Termasuk masukan dari berbagai pihak stakeholder GeÂrakan Pramuka yang berÂpenÂdaÂpat lain dengan usulan tersebut.
Ia menambahkan, langkah apaÂpun untuk alih fungsi aset gerakan Pramuka, apalagi uÂnÂtuk tujuan komersial, haruslah dilakukan dengan hati-hati, tiÂdak terburu-buru dan dipikirkan dengan seksama.
“BaÂgaiÂmaÂnaÂpun, Gerakan Pramuka adalah aset bangsa, untuk membangun karakter anak muda Indonesia,†katanya.
Bekas Juru Bicara KeÂpreÂsidenan ini mengatakan, sikap Kemenpora, pembangunan mal itu masih sebatas usulan. “Kami sedang mempelajari untuk memÂberi respons kepada Ketua MabÂinas,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44