RMOL. Ada yang menarik dalam kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan ke Kabupaten Kebumen hari ini, saat dia melakukan inspeksi ke penyelenggaraan pasar rakyat Kebumen di kawasan komplek pemerintahan Kabupaten Kebumen.
Syarif Hasan sempat memberi perhatian khusus pada para penjaga stand-stand perbankan yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di kabupaten provinsi Jawa Tengah itu.
Awalnya, Syarif hanya dijadwalkan untuk menjajal berbagai hasil produksi rakyat Kebumen yang berada di bawah binaan dinas koperasi dan UKM, Perindag, pariwisata, perkoperasian dan perbankan itu.
Sebanyak 132 stand yang berbaris di utara alun-alun Kebumen tersebut cukup memuaskan Syarif. Dia memberikan apresiasi tinggi kepada para pelaku UKM.
Nah, setelah mengelilingi pasar rakyat, Syarif segera beranjak ke barisan stand perbankan penyalur KUR. Disinilah ada momen-momen yang agak memprihatikan.
Ketika tiba di stand pertama yaitu stand BNI, Menteri Syarif tak berbasa-basi langung mengajukan ujian kecil kepada empat-lima orang penjaga stand.
"Saya mau tanya. Bunga untuk usaha mikro berapa?" tanya menteri.
Perempuan dan beberapa pria penjaga stand yang tampak necis, tampak terkejut tak menyangka diajukan pertanyaan itu. Apalagi, jajaran petinggi Kabupaten Kebumen tampak hadir di sana, termasuk Bupati Kebumen Buyar Winarso.
Melihat mereka terbengong-bengong dengan wajah memucat, Syarif tampak tak sabar.
"Mana kepala cabang kamu? Mau salurin kredit, tapi soal bunganya enggak ngerti. Yang mau kasih kredit saja engga tahu bunganya, pantesan rakyatnya protes ke menteri," gerutu Syarif yang tampak kecewa.
Tak kunjung mendapat jawaban, dan si kepala cabang yang dicari juga tidak ada di lokasi, Syarif Hasan menjawab sendiri pertanyaannya sambil menceramahi para petugas bank itu.
"Maksimal kredit KUR 22 persen. Bisa 21, 20, 18. Yang non mikro maksimal 13 persen, untuk usaha di atas Rp 20 juta. Dan KUR untuk usaha di bawah Rp 20 juta tidak pakai jaminan. Begitu ya, paham?" paparnya yang disambut anggukan kepala penjaga stand yang masih tampak kebingungan.
Jawaban memuaskan ketika menteri mengunjungi stand Bank Jateng. Dua orang pegawai bank yang menjaga stand mampu menjawab lancar pertanyaan-pertanyaan dari mulut Syarif.
"Bank Jateng bagus," seru Syarif Hasan.
Syarif agak naik pitam kembali ketika dia menjajal lagi satu stand bank BRI yang tergolong paling besar mengeluarkan. Pria dan wanita petugas yang menjaga stand tidak sanggup menjawab benar cecaran Menteri. Bahkan, jawaban yang diberikan terkesan asal-asalan.
"Paling banyak keluarin KUR itu BRI, tapi kok enggak mengerti KUR. KUR itu ada dua, mikro dan non mikro. Mikro 22 persen per tahun, bunganya menurun tidak flat, karena kalau flat bisa sampai 50 persen bunganya. Kalau non mikro itu 13 persen dan menurun bunganya," umbar Syarif Hasan yang sejenak terlihat bak dosen yang memberi perkuliahan.
Sambil beranjak dari lokasi pasar rakyat itu, Syarif Hasan memberikan arahan singkat ke Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kebumen dan Bupati Kebumen.
"Kalau di tingkat ujung tombak penyaluran KUR-nya tidak cakap, akhirnya timbul komplain ke pemerintah. Ini harus dikoreksi, jangan sampai rakyat minta kredit ke lintah darat karena salah mendapat informasi," tegasnya yang lagi-lagi disambut anggukan kepala para pejabat daerah.
[ysa]