Berita

sby/ist

Inilah Alasan Kenapa Sampai Sekarang PKS Masih Tetap di Pemerintahan

MINGGU, 15 APRIL 2012 | 21:47 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), posisi di pemerintahan jelas sangat strategis bagi kepentingan sosialisasi partai. Inilah kemudian mengapa PKS, sekalipun "dicibir" partai anggota Setgab Koalisi yang dimotori Partai Demokrat karena menolak pasal kenaikan harga BBM dua pekan lalu, tetap tak mau hengkang dan menarik menteri-menterinya di kabinet.

Begitu disampaikan pengamat politik dari UIN Jakarta, A Bakir Ihsan, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa waktu lalu.

"Apalagi Kemenkominfo, Kementan dan Kemensos adalah jabatan "basah". Karena itu, PKS akan merasa sangat kehilangan kalau keluar dari koalisi," jelas dia.


Kenapa pula SBY sebagai ketua koalisi dan Presiden tidak berani mengeluarkan PKS dari koalisi dan membersihkan kabinet dari kader-kader PKS? Menurut Bakir, hal itu karena SBY ingin setiap kebijakannya tetap aman.

"SBY tetap membutuhkan koalisi tetap besar untuk mengamankan kebijakannya. Lebih dari itu, secara personal SBY memilih banyak teman daripada musuh," urainya.

Tak hanya terhadap pasal kenaikan BBM PKS berbeda sikap dengan Setgab Koalisi. Sebelumnya, partai yang dipimpin Lutfi Hassa Ishaq itu juga berbeda sikap terkait Centurygate dan Pansus Mafia Pajak. Secara etik, tutur Bakir, apalagi sebagai partai berasas Islam, PKS tak apik berbeda dalam koalisi. Sebab jelas benar sejak awal koalisi disepakati bukan hanya berlaku untuk eksekutif saja, tapi juga di legislatif.

Namun lagi-lagi, menurut Bakir, posisi PKS sangat dibutuhkan SBY sekalipun kalau dikalkulasi sebenarnya kekuatan pemerintah di parlemen tetap besar tanpa mereka.

"Soliditas koalisi rentan, tak ada jaminan tanpa pks koalisi bisa solid. Karena itu SBY tetap membutuhkan PKS," imbuhnya. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya