Akbar Tandjung
Akbar Tandjung
RMOL. Ketua Dewan Pertimbangn Partai Golkar Akbar Tandjung memberikan saran perlu dibuat tata cara penentuan calon presiden dengan melibatkan semua elemen, sehingga capres yang dijagokan didukung secara penuh.
Kalau penentuan capres diÂpakÂsakan, tidak ada tata caraÂnya, diÂperkirakan bakal kalah dalam pemilu presiden (PilÂpres). SeÂbab, secara internal belum tentu calon yang diusung itu didukung penuh kader-kader Partai Golkar.
“Kita mau supaya semua stake holder’s turut serta dalam peÂneÂtaÂpan calon presiden, sehingga mereka memperjuangkan capres yang disepakati. Kalau mereka merasa tidak ada keturutsertaan, bisa saja tidak bersemangat memÂberikan dukungan untuk kerja-kerja politik capres terseÂbut,’’ papar Akbar Tandjung kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukankah penetapan calon presiden dari Partai Golkar diÂtentukan lewat survei?
Mengenai penentapan tata cara calon presiden dari Partai Golkar belum pernah ada pembahasan yang khusus. Tapi memang ada pengusulan tiba-tiba dari daerah-daerah mengajukan Ical sebagai calon presiden.
Usul itu dicetuskan di mana?
Mereka awal menyepakati hal itu di Bali. Kemudian dilanjutkan di Balikpapan. Selanjutnya di DKI Jakarta. Terakhir mereka sampaikan dalam Rapimnas, Oktober 2011.
Apa yang diputuskan dalam Rapimnas tahun lalu itu?
Rapimnas itu memang merekoÂmendasikan saudara Ical sebagai calon presiden. Kemudian direÂkomendasikan untuk di tetapkan di Rampimnas tahun 2012 atau Rapimnas khusus.
Tetapi seperti yang saya kataÂkan sebelumnya, belum pernah ada pembahasan bagaimana tata cara penetapan calon presiden dari Partai Golkar. Tetapi pemimÂpin-pemimpin daerah sudah mengajukan Pak Ical sebagai caÂlon presiden.
Apa dalam Rapimnas lalu hanya Ical satu-satunya calon presiden yang dijagokan?
Ya memang. Nama dia satu-satunya. Sebab, tata caranya tidak jelas. Makanya tiba-tiba ada perÂnyataan mengajukan Ical. KemuÂdian Ical juga menyebut-nyebut bahwa dia nanti akan melihat hasil survey. Saat itu dikatakan, kalau hasilnya survei tidak baik, belum tentu dia maju sebagai calon presiden. Waktu itu diÂseÂbut-sebut hasil survei 20 persen. Tapi yang jelas, belum ada keÂseÂpakatan seperti apa untuk menenÂtukan calon presiden.
Seharusnya bagiamana meÂkaÂÂnisme yang tepat untuk meÂmiÂlih calon presiden?
Sebetulnya yang baik adalah diÂbicarakan dulu bagaimana tata cara penetapan calon presiden. Ada juga usulan agar pertimÂbangÂÂkan hasil survei. Kalau pertimÂbangÂkan hasil survei, saya juga nggak jelas mau mengikuti hasil survei siapa. Beberapa lemÂbaga survei untuk Pak Jusuf Kalla juga tinggi.
Sebetulnya yang baik adalah diÂbicarakan dulu bagaimana tata cara penetapan calon presiden. Ada juga usulan agar pertimÂbangÂÂkan hasil survei. Kalau pertimÂbangÂkan hasil survei, saya juga nggak jelas mau mengikuti hasil survei siapa. Beberapa lemÂbaga survei untuk Pak Jusuf Kalla juga tinggi.
Anda juga termasuk dijagoÂkan seperti hasil survei, tanggaÂpanÂnya?
Hasilnya memang tidak tinggi. Makanya hasil-hasil survei, perlu dibahas apakah bisa dijadiÂkan sebagai bahan pertimbangan atau tidak. Nah itu semuanya kan mestinya diÂbahas dalam tata cara penetapan calon presiden.
Saran Anda bagaimana?
Menurut saya mengenai sistem rekrutmen calon presiden ini seÂbaiknya disepakati dulu. Setelah disepakati barulah diproses. DaÂlam prosesnya itu harus mengguÂnakan prinsip demokrasi keterÂbukaan. Lakukan kompetisi yang sehat. Jangan kemudian mau diaÂdakan percepatan Rapimnassus untuk menetapkan calon presiÂden. Padahal, pembahasan meÂngeÂnai tata cara saja belum perÂnah dilakukan.
Apakah desakan dari 25 keÂtua pimpinan daerah Partai GolÂkar belum cukup untuk meÂngaÂjukan Rapimnassus dari OktoÂber menjadi Juni atau Juli?
Perlu disepakati dulu, apa dasar untuk dipercepat Rapimnassus itu. Padahal, masih ada program-program partai yang sangat penting untuk dibahas. Sejauh mana program-program itu bisa berjalan.
Kalau Rapimnassus diperceÂpat, berarti menghambat langÂkah Jusuf Kalla menjadi calon presiden, tanggapan Anda?
Seharusnya Pak Jusuf Kalla ada kesempatan. Sebab, dia juga tokoh Partai Golkar. Apalagi perÂnah memimpin partai ini. KeÂsempatan itu ada bila dibuat sistem yang terbuka. Hasil survei untuk Jusuf Kalla sangat baik. Tidak mungkin kita mengabaikan begitu saja. Seharusnya partai ini membuka kesempatan untuk Pak Jusuf Kalla. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41