Berita

HARGA BBM

Permainan Politik Lahirkan Ayat Haram?

SABTU, 31 MARET 2012 | 16:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pasal 7 ayat 6A yang disepakati lewat voting oleh DPR bernalar sama dengan pasal 28 ayat 2 UU Minyak dan Gas (UU Migas) yang sudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi. Bunyinya senada yaitu menyerahkan harga minyak ke sistem pasar. Pembatalan Pasal 28 Ayat 2 tentang Minyak dan Gas Bumi (Migas) berlaku sejak dicabut pada 2004.

Maka itu, pakar hukum tata negara Margarito Kamis begitu yakin, jika RUU APBN-P 2012 sudah disahkan maka mudah sekali untuk mematahkannya lewat uji materi di MK. Intinya, pemerintah tetap tidak boleh menjual BBM berdasarkan mekanisme harga pasar.

"MK yang pernah membatalkan pasal 28 ayat 2 UU Migas tidak punya argumentasi lain selain menyatakan tambahan ayat 6A itu inkonstitusional," tegas Margarito kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (31/3).


Menurut dia, sekilas memang mengherankan mengapa DPR begitu terkesan begitu bodoh menghasilan sebuah ayat tambahan yang substansi pernah dibatalkan MK.

"Tapi, itu biasa sajalah. Bukankah MK dibikin untuk mengecek kesalahan legislator yang bertentangan dengan konstitusi?" ujarnya.

Justru Margarito mengkhawatirkan permainan politik di belakangnya. Parpol-parpol yang bermuka dua mengusulkan ayat tambahan itu tentu tahu MK akan dengan mudah membatalkannya. Mereka pasti cuci tangan ketika MK membatalkan ayat itu. Dia menduga, manuver politik itu untuk menghibur sementara pemerintah yang bersikukuh menaikkan harga BBM di tengah arus penolakan masyarakat yang besar.

"Ini sepenuhnya permainan politik. Kalau sebentar lagi dibatalkan MK itu soal lain lagi. Yang penting mereka sudah kurangi beban politik. Nanti kalau sudah dicabut mereka akan bilang ke pemerintah, 'kami sudah akomodasi kemauan Anda, tapi begini jadinya'," tutur Margarito sambil tertawa.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya