RMOL. Toyota Hardtop bak terbuka melaju pelan di lapangan seluas dua hektar di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat TNI AD di Baturaja, Ogan Komiring Ilir Timur, Sumatera Selatan.
Setelah kendaraan yang mengangkut sejumlah roket itu berhenti, rombongan orang menÂdekatinya. Di rombongan itu terÂdapat Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie SjamÂsoedÂdin, Dankodiklat TNI AD Gatot Nurmantyon, Asrenal Laksamana Muda Ade Supandi, DanÂpusÂlatÂpur M Facruddin, Deputi MenÂristek Bidang Relevansi dan ProÂdukÂÂtivitas Iptek Teguh Raharjo, GuÂÂbernur Sumsel, Pangdam II SriÂwijaya serta Kapolda Sumsel. MeÂreka lalu ke kendaraan yang mamÂpu menjelajah segala medan ini.
Puas melihat-lihat roket yang dibawa mobil itu, rombongan menuju tenda tentara yang berada di tengah lapangan. Jaraknya 50 meter dari Hardtop tadi. Tenda dijadikan firing control atau pusat kendali roket yang hendak dilÂunÂcurkan. Tenda ini dilindungi tumÂpukan karung berisi pasir setinggi satu meter.
Di dalam tenda diletakkan kurÂsi-kursi bagi pejabat yang hendak menyaksikan peluncuran roket buatan dalam negeri ini. Di depan kursi-kursi tamu diletakkan seÂbuah di meja. Di atasnya tergeÂleÂtak benda mirip koper. Warnanya hitam. Terdapat sejumlah tombol di koper ini.
Dua prajurit yang mengopeÂrasiÂkan alat kendali peluncuran ini menjelaskan fungsi dari tomÂbol tersebut. Wamenhan tampak serius mendengar penjelasan yang disampaikan operator peluncuran.
Tak lama, para pejabat maupun prajurit di lapangan itu diperinÂtahÂkan mencari tempat berlinÂdung. Perintah itu disampaikan lewat pengeras suara.
Operator peÂluncuran lalu memulai perÂhiÂtuÂngan mundur. “10..9..8..7..6..5..4..3..2..1. “ Tiga roket pun melesat ke udara. Suaranya menggelegar membeÂlah angkasa.
Uji coba pertama roket R-HAN 122 MM pada Rabu lalu itu tak mulus. Roket sepanjang 1,8 meter itu goyang saat tinggal landas dari tempat peluncuran. Tak lurus ketika terbang.
Dua puluh menit kemudian dilakukan uji coba kedua. Kali ini lima roket yang diluncurkan ke angkasa dari truk tronton. PelunÂcuran sukses. Roket yang mampu melesat 1,8 march (di atas keceÂpatan suara) terbang lurus ke atas.
Wamenhan dan para pejabat tampak puas menyaksikan keberÂhaÂsilan uji coba ini. Usai pelunÂcuran, Wamenhan mengecek konÂdisi mobil peluncur roket yang didesain PT Pindad.
Sjafrie menjelaskan pada uji coba pertama roket oleng karena kendaraan peluncur hanya sebeÂrat 2,5 ton. “Waktu roket mau meluncur mobilnya goyang,†katanya.
Sedangkan pada ujicoba kedua kendaraan yang digunakan seberat lima ton. Roket pun stabil ketika diluncurkan.
Sebelumnya roket ini pernah diujicoba. Saat itu peluncuran masih dilakukan manual. Media peluncurnya masih berupa gunÂduÂkan tanah. Uji coba di Baturaja sudah menggunakan kendaraan peluncur dan sistem pengendali digital.
Puslatpur TNI AD di Baturaja ini sengaja dipilih sebagai lokasi uji coba roket karena jauh dari pemukiman. Area pusat latihan ini mencapai 43 ribu hektar. Hampir seluruhnya masih hutan atau ditumbuhi pohon besar.
Untuk menuju lokasi melalui jalan Trans Sumatera bagian tengah. Jalan ke lokasi uji coba sudah diaspal walaupun banyak berlubang.
Memasuki lokasi terlihat sebuah tenda militer berukuran keÂcil. Di dalamnya terdapat paÂpan yang menginformasikan speÂsifikasi roket yang akan diÂlunÂcurkan dan daerah yang menjadi sasarannya. Satu roket contoh juga dipajang di sini.
Tak jauh dari tenda ini ada tiga militer yang ukurannya lebih besar. Inilah tenda untuk tamu unÂdangan. Dua ratus meter dari sini terlihat dua kendaraan peluncur roket.
Sjafrie mengatakan, roket ini hasil kerja sama kementeriannya dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Pembuatannya juga melibat PT Pindad, PT DirganÂtaÂra Indonesia (DI) dan PT KraÂkatau Steel.
Krakatau Steel menyediakan baja dan membuat kerangka roÂket. PT DI membuat badan roket. Sedangkan Pindad membuat hulu ledaknya.
Uji coba melibatkan Badan Meteorogi Klimatologi dan GeoÂfisika (BMKG) yang memantau kondisi cuaca dan menentukan posisi jatuhnya roket.
Institut Teknologi Bandung (ITB) juga terlibat menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gamÂbar di lokasi target atau sasaran
Direktur Utama PT Pindad, Andik Alviato Soedarsono menÂjelaskan roket R-HAN 122 MM mampu mengenai target sejauh 15 kilometer. Radius ledakannya 25 meter dari pusat ledakan. “Bila roket ini menghantam rumah dua lantai akan hancur berkeping-keping,†katanya.
Saat ini, roket hanya dilengkapi hulu ledak seberat 15 kilogram. Menurut Andik, kapasitas hulu ledak masih ditingkat sampai 300 kilogram.â€Kami bisa membuat berkali-kali lipat daya ledaknya dibanding roket yang sedang diujicoba ini.â€
Untuk produksi secara masal, kata Andik, pihaknya menunggu keÂputusan dari Kementerian PerÂtaÂhanan. Pindad bisa memÂproÂduksi roket yang murah. “Kami perkirakan harga setiap roketnya di bawah Rp 50 juta,†katanya.
Sjafrie menargetkan, pada taÂhun 2014, daya jelajah roket suÂdah bisa mencapai lebih dari 100 kilometer. “Target tersebut optiÂmisÂtis tercapai dengan cara transÂfer teknologi dari negara sahaÂbat,†katanya.
Kementerian Pertahanan mematok harga pembuatan roket Rp 26 juta per unit. Rencananya akan dibuat seribu roket.
Melesat Melebihi Kecepatan Suara
Roket R-HAN 122 MM buaÂtan Indonesia ini meruÂpaÂkan roket balistik tanpa kenÂdali dengan sirip melipat keÂsamping berkaliber 122 miÂlimeter.
Panjang roket secara keseÂluÂruhan 1790 milimeter deÂngan berat total 38 kilogram dan mampu meluncur dengan keÂcepatan 1,8 march (diatas keÂcepatan suara). Jarak jangÂkau roket sejauh 14 kilometer dengan waktu terbang selama 63 detik.
Sedangkan hulu ledaknya sepanjang 475 milimeter berÂbentuk tajam. Dengan berat menÂcapai 15 kilogram, roket ini efektif untuk mengÂhanÂcurÂkan daerah sejauh 25 meter dari titik ledakan.
Bikin 100 Roket Untuk Uji Coba
Deputi Menristek bidang ReÂlevansi dan Produktivitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, TeÂguh Rahardjo mengatakan, Konsorsium Roket Nasional (KRN) akan memproduksi 200 unit roket balistik R-HAN 122 kaliber 122 mm dengan daya jangkau 15 km.
Ini merupakan bagian dari program 1.000 roket KeÂmenÂteÂrian Pertahanan samÂpai 2014. “Ini melanjutkan 100 unit roket R-HAN 122 yang telah diÂproÂduksi pada 2011,†katanya.
Teguh mengatakan, sebanyak 32 dari 100 unit roket produksi 2011 sudah ditembakkan untuk keÂperluan latihan militer. SeÂbaÂnyak 68 roket ditembakkan pada bulan Februari.
Program 1.000 roket nasioÂnal, lanjutnya, merupakan kerja sama antara PT Dirgantara InÂdoÂnesia yang memproduksi struktur roketnya, LAPAN (LemÂbaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang membuatkan moÂtor roketnya, PT Pindad memÂproduksi hulu ledaknya (forehead), serta bahan bakaÂrÂnya (propelan) oleh PT Dahana.
Tim ini juga sedang meÂngemÂbangkan roket balistik kaliber 200 mm yang jarak jangkaunya lebih dari 20 km, dan roket kenÂdali kaliber 200 mm yang sudah diÂujicobakan sebanyak tiga unit.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN Soewarto Hardhienata mengatakan, piÂhaknya sudah menguasai peÂngembangan roket dasar.
Sejak tahun 1960 Lapan muÂlai membuat sekaligus menguji roket antara lain roket standar berkaliber 70, 100, 150, 250 mm, kemudian roket RX-320 (kaÂliber 320 mm) dengan jangÂkauan 40 km-70km, serta roket RX-420 (kaliber 420 mm) deÂngan jangkauan 80 km-150 km.
Pada 2011, Lapan juga memÂbuat dan menguji roket tiga tingkat, terdiri dari dua roket RX-420 dan satu roket RX-320. Selain itu pihaknya juga sedang mengembangkan roket RX-550 (Kaliber 550mm)
Demikian pula roket peÂngorbit satelit yang merupakan roket 4 tingkat, sedang diperÂsiapkan roadmap-nya. Roket 4 tingkat ini terdiri dari dari 6 unit roket yakni 5 roket RX-420 sebagai roket pendorong dan 1 roket utama RX-320.
Kepala Biro Hukum dan HuÂmas Kementerian Ristek, Anny Sulaswatty mengatakan, uji coba roket R-Han 122 ini menandai keberhasilan bangsa Indonesia bisa menyediakan peralatan militernya sendiri. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44