Berita

ilustrasi

IMMC Buktikan Isu BBM Sangat Sensitif Bagi Media Massa

Pemberitaan Soal Dampak Paling Besar
SELASA, 27 MARET 2012 | 11:08 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Intentistas pemberitaan berbagai media massa nasional tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diamati Indonesia Media Monitoring Centre (IMMC). IMMC melakukan sebuah pemetaaan tentang konfigurasi pemberitaan penaikan harga BMM serta memotret bagaimana respons publik.

Dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap tiga media nasional terkemuka, IMMC menganalisa semua berita tentang isu penaikan harga BBM. Mulai dari tren pemberitaan, tone pemberitaan media, analisa berita dampak penaikan harga BBM hingga respons publik.

Rentang pemberitaan soal penaikan harga BMM yang dimonitoring oleh IMMC adalah sejak 1 Februari hingga 13 Maret 2012. Dalam durasi satu setengah bulan tersebut, IMMC menemukan ada sekitar 737 pemberitaan seputar penaikan harga BBM. Namun, dari jumlah tersebut, masih terbagi menjadi 934 isu. Jumlah isu lebih besar dari total berita. Karena dalam satu berita, kerap ada lebih dari satu isu.


"Jumlah ini tentu semakin besar, jika cakupan monitoring kami perluas pada media yang lainnya. Namun, ini sudah cukup representatif, karena mewakili beberapa media massa nasional terbesar." jelas Koordinator Riset IMMC, Muhammad Farid, dalam rilis yang dikirimkannya (Selasa, 27/3).
 
Lebih jauh, Farid menjelaskan bahwa dari 737 berita tersebut, yang tertinggi adalah pemberitaan soal dampak kenaikan harga BBM, yaitu 24 persen. Setelah itu, disusul dengan berita soal penolakan atas kebijakan tersebut, sebesar 22 persen. Di posisi ketiga adalah pemberitaan soal rencana pemberiaan Bantuan Langsung Sementara yang mencapai 12 persen. Setelah itu, disusul berita soal dukungan atas kebijakan penaikan harga BBM yang mencapai 10 persen pemberitaan. Setelah itu, secara berurutan adalah pemberitaan soal koversi dari BBM ke BBG (7 persen), berita kelangkaan BBM (7 persen), penimbunan BBM (6 persen), dan berita lain-lain (12 persen).

'Banyak aspek dan sisi isu yang dicakup oleh pemberitaan BBM ini. Hal ini membuktikan bahwa isu BBM ini sangat strategis sekaligus serius sehingga memiliki imbas pemberitaan yang luas," ucapnya.

Jumlah pemberitaan yang mengangkat aspirasi penolakan penaikan harga BBM mencapai 22 persen.

"Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari berita tentang dukungan atas kebijakan tersebut," imbuhnya.

Tentang tingginya persentase pemberitaan tentang dampak penaikan harga BBM yang mencapai 24 persen, Farid menjelaskan bahwa sangat wajar karena memang ada efek langsung yang dirasakan oleh masyarakat.

Hasil temuan IMMC juga menunjukkan bahwa ada tiga topik utama dalam pemberitaan tentang dampak penaikan harga BBM tersebut. Dan ketiganya bersinggungan dengan hajat hidup orang banyak atau masyarakat ekonomi menengah dan bawah. Dari 24 persen pemberitaan soal dampak penaikan harga BBM, yang tertinggi adalah soal kenaikan harga bahan kebutuhan pokok (53 persen), kemudian naiknya tarif transportasi (31,5 persen) dan berita tentang dampak sosial dari penaikan harga BBM (15,3 persen).
 
"Demonstrasi yang terjadi belakangan ini, juga menjadi isu utama pemberitaan di berbagai media massa nasional," ucap Farid.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya